Sorry, we couldn't find any article matching ''
Buat Kenangan Indah Tanpa Gadget & TV
Zaman sekarang, interaksi anak dengan gadget dan televisi sepertinya memang tak terhindarkan. Saya sendiri sudah pernah mengalami 'masalah' terkait exposure anak terhadap kedua benda tersebut; akibatnya, saya mengurangi screen time anak saya, Bumy, secara drastis.
Saya, sih, tidak mengharamkan kedua benda tersebut - because, reality check: we ARE living in a digitalized world - tapi tetap saja, saya membatasi screen time. Batasan ini bukan cuma buat anak, lho, tapi juga diberlakukan terhadap saya dan suami. Kalau sedang bersama anak, saya usahakan nggak terlalu lama sibuk memandangi gadget. Nonton TV hanya kalau anak sudah masuk ke kamarnya. Serta kalau sedang duduk bersama di meja makan, memegang gadget is a big no no.
Setelah menjalani 'aturan' terkait gadget dan TV ini dalam keluarga, ternyata saya jadi menemukan banyak sekali cara mengisi waktu bersama-sama tanpa perlu melibatkan layar-layar gadget dan TV.
Seperti dibahas di artikel ini, pengalaman dengan benda-benda konkret akan memberikan manfaat yang lebih besar kepada anak, baik dari segi kognitif maupun fisik dan sosial. Memang belum semua aktivitas ini sudah saya lakukan, tapi seiring waktu, saya mendapatkan banyak ide aktivitas untuk dicoba setiap harinya.
Ingin tahu apa saja screen-free activities itu? Simak, yuk!
[caption id="attachment_51060" align="aligncenter" width="640"] Gambar dari sini[/caption]
1. Bergerak!
Tadinya Bumy seolah 'sakaw' kalau seharian saja tidak bertemu layar gadget dan TV. Tapi sekarang, harinya seolah kurang lengkap kalau tidak bermain di luar rumah. Sore hari di kompleks, aktivitas yang dilakukannya bermacam-macam: bermain sepeda, bermain bola, "main raket," berlari-lari, atau memanjat mini monkey bar di playground.
Nah, saat akhir pekan, kami bisa lebih 'niat' beraktivitas, seperti melipir ke Ragunan untuk lari pagi dan bersepeda. Pernah juga kami ke Kebun Raya Bogor dan 'puas' berjalan mengelilingi kawasan tersebut.
Kalau sedang ingin beraktivitas outdoor gratisan, we can always count on public parks. Senang, deh, melihat atensi pemerintah kota terhadap fasilitas umum ini. Taman-taman di sekitar kawasan tempat tinggal kami tak cuma semakin asri, tapi juga bertambah banyak dan luas! Ada yang punya danau buatan berisi angsa-angsa putih nan cantik, ada yang jogging tracknya panjang, ada yang punya mini playground. Belum lagi kadang komunitas Hidden Park menyemarakkan taman-taman di Jakarta dengan kegiatan seru. Di taman-taman ini, kita juga bisa mengajak anak membantu memunguti sampah yang berserakan dan menjaga kebersihan taman.
Ide lain yang bisa dicoba adalah mengajaknya mencoba aktivitas fisik atau olahraga baru. Belum lama ini, sekolah anak saya membuat tema "Permainan Tradisional" untuk mengisi kegiatan olahraga rutin. Anak saya jadi 'kenal' congklak, musang dan ayam, gobak sodor, dampu bulan, dan lain-lain.
Seperti tertera di newsletter sekolahnya, "Berbeda dengan gadget, permainan tradisional mengondisikan anak agar berkoordinasi dan membuat rencana dengan teman-temannya. Bergerak juga meningkatkan kemampuan motorik anak - kasar maupun halus, koordinasi, keseimbangan, dan spatial awareness."
Di sisi lain, bisa juga kita ajak anak mencoba olahraga yang lebih 'modern' seperti bowling. Atau mungkin olahraga yang lebih challenging seperti berkuda dan memanah.
Manfaat: mengapresiasi alam, menumbuhkan kecintaan pada lingkungan, melestarikan nilai-nilai budaya dan kesederhanaan lewat permainan tradisional, mengajak anak memahami 'enak'nya menjadi sehat, dan menumbuhkan kepercayaan diri lewat olahraga.
Next >> Visit 'Cool' Places or Have an Adventure
2. Visit 'cool' places or have an adventure.
[caption id="attachment_51063" align="aligncenter" width="726"] Gambar dari sini[/caption]
Thank God we are living in a digitalized world, saat di mana social media menjamur. Dari situ, saya mendapatkan banyak sekali info seputar tempat-tempat maupun acara unik dan seru untuk beraktivitas dengan anak, misalnya:
- Festival. Ada festival layang-layang, festival dongeng, festival kedirgantaraan, festival budaya seperti Ennichisai, dan banyaaak lagi.
- Melihat pameran di galeri atau museum.
- Menonton teater atau drama musikal.
- Berkeliling dengan angkot, Transjakarta, atau KRL.
- Eksplorasi hutan bakau
- Kemping
Manfaat: mengajak anak memahami budaya dan seni, menambah pengetahuan anak tentang alam, serta memacu semangat dan kreativitas.
3. Have fun inside the house.
Seperti pernah saya tuliskan di sini, anak nggak selalu bisa bermain di luar rumah, apalagi saat musim hujan. Atau seperti kemarin baru saya alami: saat anak sedang sakit dan nggak bisa ke mana-mana.
Kunci utama aktivitas indoor menurut saya adalah imajinasi. It's unstoppable. Hal paling gampang yang bisa saya lakukan bersama anak, ya menggambar. Tema gambarnya saja yang diubah-ubah; kita bisa mengarang cerita bersama lalu membuat ilustrasinya, kita bisa mengajak anak menggambar apa yang dilihatnya saat jalan-jalan, membuat family tree, dsb.
Kalau memungkinkan, Anda bisa mengajak anak crafting, baking, main board games, atau bahkan menata ulang furniture di rumhh. Saya sendiri, sih, seringnya membiarkan anak memilih aktivitasnya sendiri , meskipun ujung-ujungnya ia mungkin hanya bengong. But hey, saat sedang bengongpun sesungguhnya anak sedang belajar, lho. Setidaknya begitu yang saya baca.
Manfaat: menyampaikan pesan pada anak that we can have fun anywhere, dan kalau kita merasa bosan atau terkukung akibat minimnya fasilitas, kita sendiri yang harus proaktif mencari solusi dari apa yang ada.
4. "Belajar" selain di sekolah dan di rumah.
Kenapa "belajar?" Karena anak diajak mempelajari hal baru dengan cara yang tidak biasa dan pastinya, fun. Lagi-lagi, thanks to the Internet and social media, saya bisa tahu what's hip, unique, and cool di "arena gaul" anak-anak.
Tapi bener, deh, dari situ saya mendapat banyak sekali informasi tentang kegiatan edukatif yang seru dan unik, antara lain:
- Perpustakaan ramah anak, Rimba Baca, selain jadi "oase" bacaan berkualitas untuk anak, juga kerap mengadakan workshop edukatif seperti fun science, storytelling, mengenal satwa, dan lain-lain.
- Workshop untuk mengasah kemampuan kognitif dan sensori anak seperti - yang saya tahu - diadakan oleh Club Kembang (@clubkembang), Gen Cerdik (@gencerdik), dan Si Bocah (@sibocahworkshop).
- Tempat wisata edukatif seperti Planetarium, Taman Pintar di Jogja, Kidspace di Jakarta. Mungkin Mommies di kota-kota lain bisa menambahkan?
- Kegiatan mengenal tanaman dan bercocok tanam seperti agrowisata dan berkunjung ke green kampongs.
- Kegiatan edukatif di museum, seperti diadakan oleh akun Museum Ceria (@museumceria).
Manfaat: menstimulasi anak dengan cara yang fun, juga bisa menjadi ajang bersosialisasi bagi anak - karena anak saya selaluuu dapat teman baru setiap mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini. :D
Ada satu lagi kegiatan seru yang bisa dilakukan, yaitu kegiatan sukarela. Seperti apa, langsung baca di laman berikut, ya.
5. Kegiatan sukarela
[caption id="attachment_51062" align="aligncenter" width="640"] Gambar dari sini[/caption]
Beberapa waktu lalu, saya membaca wawancara seorang public figure di majalah. Menurutnya, untuk mengisi akhir pekan bersama anak, ia sebisa mungkin menghindari mall agar anak nggak bersikap konsumtif.
Jadi, dia kerap mengajak anaknya volunteering ke tempat penitipan satwa, di mana dia dan anak-anaknya memandikan, memberi makan, dan mengurus hewan-hewan di situ.
I think that's totally inspiring!
Tindakan welas-asih seperti ini, menunjukkan pada anak bahwa banyak manusia atau mahluk lain yang tidak seberuntung dirinya. Saya menemukan hal yang sama dari wawancara Thatha dengan Chef Haryo, beliau juga sering mengajak putranya untuk berbagi dengan pihak yang membutuhkan.
Sebenarnya kalau kita mau membuka mata, ladang amal itu tersebar di mana-mana, ya, Mommies. Cuma terkadang terasa sulit untuk mulai menyisihkan waktu, tenaga, atau materi. Dari kedua public figure tadi, saya jadi mendapat ide untuk mencoba mengajak anak ke panti satwa juga, atau ke rumah singgah untuk bermain dan belajar bersama, menyisihkan baju dan mainan bekas untuk didonasikan, atau jika ia sudah lebih besar, membacakan cerita buat pasien rumah sakit.
Manfaat: menanamkan pada anak bahwa rasa bahagia bisa dicapai lewat memberi.
Ketika saya mengumpulkan ide untuk artikel ini, saya terkejut sendiri oleh banyaknya ragam aktivitas yang bebas dari layar gadget dan TV. Nggak perlu pusing-pusing lagi mencari kegiatan yang seru. Meskipun kalau bisa,sih, kegiatan yang dipilih juga bisa menstimulasi kemampuan anak, mengajaknya memahami seni, budaya, dan practical life, sekaligus ada values yang bisa diajarkan. Tak cuma itu, berbagai kegiatan ini akan sangat berarti jika dikenang anak ketika ia sudah besar kelak.
Bagaimana dengan Anda, adakah yang sudah pernah dicoba dari berbagai screen-free activities di atas? Atau malah ada yang ingin menambahkan ide untuk di-share dengan Mommies lainnya? Feel free to drop a comment here!
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS