Frustrasi karena pasangan silent treatment saat marah? Cari tahu penyebab terjadinya kebiasaan tersebut dan cara menghadapinya.
Dalam kehidupan pernikahan, komunikasi adalah fondasi utama yang menjaga keharmonisan hubungan. Namun, seringkali suami menghadapi situasi di mana istri memilih untuk diam, bahkan mengabaikan keberadaan suami. Aksi ini dikenal sebagai silent treatment, sebuah bentuk komunikasi pasif-agresif yang dapat merusak hubungan jika tidak ditangani dengan bijak.
BACA JUGA: 11 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bisa Menghancurkan Pernikahan, Jangan Anggap Remeh!
Silent treatment adalah tindakan di mana seseorang sengaja mengabaikan atau tidak merespons pasangannya sebagai bentuk hukuman atau ekspresi ketidakpuasan. Dalam konteks pernikahan, istri yang selalu diam saat marah menggunakan silent treatment sebagai cara untuk mengungkapkan kekecewaan atau frustrasi tanpa konfrontasi langsung. Menurut para ahli, silent treatment bukan sekadar diam, tetapi merupakan bentuk manipulasi emosional yang dapat menyebabkan dampak psikologis serius bagi pasangan yang mengalaminya.
Beberapa penyebab umum mengapa istri memberikan silent treatment antara lain:
Silent treatment yang terjadi berulang kali dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam hubungan, antara lain:
Jika istri memberikan silent treatment, jangan segera bereaksi negatif. Berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan pasangan untuk menghadapinya.
Suami bisa melakukan hal yang sama. Tunjukkan bahwa tindakan silent treatment istri tidak membuat masalah selesai.
Jika istri melihat pasangan tetap santai dan tidak menderita, dia akan berpikir bahwa perilaku kekanak-kanakan seperti itu tidak akan berhasil dan nggak menyelesaikan masalah. Namun hati-hati, jangan sampai ini menjadi pertarungan tentang siapa yang lebih kuat dan akhirnya berubah menjadi perang.
Suami layak mendapatkan respek tanpa perlu bersikap dan bicara kasar. Walau begitu, tegas bukan berarti suami nggak perlu meminta maaf jika memang salah.
Namun, jika silent treatment dilakukan gegara istri ingin membesar-besarkan masalah kecil, mengemis maaf hanya akan membuatnya percaya bahwa perilaku itu berguna untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Tetap tenang. Teruslah berusaha berkomunikasi karena ini sering kali menjadi pilihan terbaik saat menghadapi silent treatment.
Lakukan pendekatan dengan sabar dan cari tahu apa yang sebenarnya bikin hati istri nggak nyaman. Melihat suami tetap tenang, sabar, dan menangani masalah dengan dewasa, akan membuat istri memikirkan tindakannya yang kekanak-kanakan.
Saat menghadapi silent treatment, penting untuk mencari tahu penyebab istri melakukan itu daripada sekadar memenangkan argumen. Pertimbangkan bahwa kebisuannya mungkin menandakan adanya masalah dan kekecewaan terpendam yang sulit diungkapkannya.
Dengan menunjukkan empati, mau mendengarkan, dan menghargai sudut pandangnya akan membuat istri mau terbuka dan cerita.
Ketika menghadapi silent treatment dari istri, suami jangan mengabaikan kesehahatan mental dan emosinya sendiri. Lakukan aktivitas yang disukai dan menenangkan, seperti olahraga, hobi, atau menghabiskan waktu bersama teman-teman. Menjaga keseimbangan emosional membantu pasangan yang didiamkan menghadapi situasi dengan pikiran jernih. Hal ini juga menjadi contoh pengaturan emosi yang sehat, menunjukkan bahwa meskipun suami terpengaruh oleh sikap diam istri, emosinya tidak sepenuhnya ditentukan oleh silent treatment istri.
Istri mungkin butuh waktu untuk meredakan emosinya. Hargai keinginannya untuk sementara waktu bisa mendapatkan ketenangan.
Para suami, coba ingat-ingat adakah ucapan atau tindakan kalian yang mungkin berkontribusi terhadap situasi tersebut. Refleksi diri yang jujur dapat membantu kalian mengidentifikasi penyebabnya, solusinya, dan tentu saja memperbaiki diri.
Terkadang, mendapatkan perspektif dari luar bisa sangat membantu. Suami dapat berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau konselor tepercaya yang dapat memberikan pandangan yang tidak bias tentang situasi kalian berdua.
Mereka mungkin menawarkan sudut pandang atau solusi berbeda yang tidak dipikirkan oleh suami sebelumnya.
Jika komunikasi verbal tidak berhasil, pertimbangkan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan secara tertulis. Ini memungkinkan suami mengutarakan perasaan dengan tenang dan jelas. Surat atau email memberi istri ruang untuk menyerap dan merenungkan kata-kata suami, yang terkadang dapat membuka peluang untuk membuka komunikasi verbal.
Bersikap pengertian itu manis banget tapi penting juga untuk menetapkan batasan yang sehat. Suami dapat memberitahu pasangannya bahwa meskipun ia menghargai kebutuhan istri akan ruang, silent treatment bukanlah cara yang konstruktif untuk mengatasi masalah. Menetapkan batasan akan menumbuhkan rasa hormat dan komunikasi yang sehat dalam hubungan.
Setelah situasi membaik, cobalah lakukan percakapan yang konstruktif. Pikirkan tentang bagaimana suami dan istri dapat mengatasi masalah tanpa saling menyalahkan, mendapatkan solusi, dan mengekspresikan perasaan dan kebutuhan masing-masing secara efektif.
Jelaskan kepada istri bahwa bersikap dingin tidak akan menguntungkan kalian berdua dan itu bentuk tindakan tidak respek kepada suami. Suami juga dapat menyampaikan bahwa dia ingin menyelesaikan konflik secara dewasa, tetapi itu tidak dapat terjadi jika istri selalu diam saat marah.
Beberapa orang merespon humor dengan baik. Suami yang paling paham sifat istri, jadi yang paling tahu juga kapan harus diam, kapan harus bicara, dan kapan bisa memanfaatkan humor untuk mencairkan suasana, Nggak gampang, lho, tetep marah setelah tertawa lepas.
Alternatif yang jelas adalah berbicara, tetapi jika itu bukan keahlian istri, tawarkan dia pilihan lain seperti meluangkan waktu 10 menit di ruangan yang jauh dari pasangannya untuk menenangkan pikiran, atau berkomunikasi melalui pesan teks.
Jika setelah hati istri adem dia ingin mengungkapkan perasaannya, dengarkan baik-baik apa yang ingin ia sampaikan. Suami jangan buru-buru membela diri dan bersikap defensif.
BACA JUGA: 10 Tanda Suami Istri Tumbuh Bersama dalam Pernikahan, Semakin Langgeng!
Cover: Freepik