Punya pasangan yang hobi flirting sana sini dan bikin ge-er lawan jenis memang menggoda Anda untuk naik pitam. Tapi sebenarnya tidak perlu mengambil langkah esktrim. Sebaiknya, coba 7 tips yang relatif lebih aman berikut ini.
Saat kita menjalin hubungan, ada banyak situasi dan keadaan yang harus dilalui. Baik yang happy, masih berterima di hati, sampai yang bikin kita cuma bisa elus dada. Namun, yang namanya komitmen tentu butuh tanggung jawab dari kedua pihak dan perlu ada batasan-batasan tertentu. Lalu gimana dong jika si pasangan melakukan sesuatu di luar batasan yang telah disepakati berdua? Seperti tanpa sungkan bergenit-genit kepada orang lain di depan Anda, membuat Anda seolah tak kasat mata?
Sebelumnya, penting untuk diingat bahwa setiap hubungan pasti berbeda. Maksudnya, bagi beberapa pasangan, mereka tidak masalah pasangannya flirting, bahkan di depan mereka, selama tidak akan berlanjut dalam bentuk apa pun. Ada juga pasangan yang tidak masalah bahkan jika goda-menggoda itu sampai berlanjut lebih jauh. Sedangkan untuk pasangan yang lain, menggoda orang lain sangat tidak dapat ditolerir. Jadi memahami bagaimana perasaan Anda berdua tentang flirting, apa yang Anda setujui dan apa yang tidak, dapat membantu Anda menentukan apakah ada batasan yang telah dilanggar. Jika memang ada, tangani secara dewasa dengan 7 cara hadapi pasangan yang hobi flirting berikut ini.
Jika flirting dengan orang lain adalah topik yang sudah dibicarakan sejak awal, Anda berdua akan tahu apa yang diharapkan satu sama lain sebelumnya. Dengan demikian, flirting tidak akan menjadi salah satu masalah Anda. “Salah satu cara paling dewasa untuk menangani pasangan Anda yang berperilaku genit kepada orang lain di depan Anda adalah dengan mengatasi masalah ini sebelum itu sempat terjadi sehingga kecil kemungkinan terjadi sakit hati,” kata Dr. Joseph Cilona, seorang psikolog klinis berlisensi. Jika pembicaraan baru dilakukan setelah hubungan berjalan akan ada kemungkinan seseorang terluka yaitu pasangan yang nggak punya kebiasaan flirting.
“Satu cara lain adalah dengan tetap tenang,” saran Stephanie Churma, seorang pelatih hubungan, penulis, pembicara, dan pengajar. “Tanyakan kepada diri Anda, apakah ini sesuatu yang tega Anda lakukan terhadap pasangan Anda? Jika tidak, maka Anda harus jujur kepadanya, segera sebelum keberatan Anda berubah menjadi kebencian terhadapnya. Bersikap tenang adalah cara terbaik untuk bisa bicara layaknya dua orang dewasa yang matang, agar dapat saling mendengarkan. “Tak perlu membuat pasangan Anda menjadi defensif sehingga mengubah obrolan santai menjadi perang dunia kesekian. Alih-alih, beritahu pasangan Anda bagaimana perasaan Anda terhadap kebiasaannya bergenit-genit dan keinginan Anda agar ia berhenti melakukan itu,” kata Rhonda Milrad, LCSW, pendiri Relationup, seksolog klinis bersertifikat, dan terapis hubungan.
BACA JUGA: Kenali 5 Tipe Kepribadian yang Berpotensi Bikin Pernikahan Bermasalah, Nomor 2 Bikin Kesal!
Please, no drama. Jangan jadikan percakapan Anda menjadi konsumsi dan tontonan publik. Lebih baik tunggu sampai ada kesempatan untuk bicara berdua secara privat. “Jika pasangan Anda tetap melanjutkan perilakunya, maka percakapan yang lebih serius mungkin perlu dilakukan,” kata Rachel Gersten, seorang terapis hubungan.
Jika masalahnya adalah pasangan Anda pada dasarnya genit sampai-sampai dia nggak sadar flirting di depan Anda, buat kesepakatan tentang cara untuk memberi tahu bahwa dia telah melewati batas. “Jika Anda dan pasangan sama-sama sepakat dan setuju bahwa perilaku genitnya bermasalah dan perlu dihentikan, maka Anda berdua dapat bekerja sama,” kata Milrad. Pilih satu kata yang dapat Anda ucapkan kepadanya pada saat gelagat ia bakal flirting mulai terlihat, sehingga ia akan menyadari sebelum itu terjadi. Pasangan Anda juga perlu belajar ngerem kebiasaan buruk itu ketika Anda tidak bersamanya.
“Seseorang bisa saja flirting karena iseng, menambah rasa pede, atau sekadar bisa lolos dari antrian panjang. Jadi sebaiknya diskusikan perasaan masing-masing tentang flirting – kapan boleh atau tidak boleh, kapan tindakan itu mulai melewati batas, serta apa niat di balik flirting yang dilakukan,” jelas Dr. Rebekah Montgomery, seorang psikolog klinis dan pakar hubungan. Jika ada emosi negatif yang ditimbulkan akibat tindakan flirting dan ada alasan di balik hobinya menggoda orang lain, cari tahu.
Sulit untuk pura-pura nggak tahu, tetapi jika Anda sedang bercakap-cakap dengan pasangan dan tetiba fokusnya teralihkan oleh penampakan seseorang yang tampak menarik, mengubah topik pembicaraan mungkin bisa berhasil. “Mengalihkan percakapan dengan mengarahkannya ke topik baru melalui pertanyaan langsung kepada pasangan Anda dapat dengan cepat dan mudah meredam, bahkan membunuh niatnya untuk melancarkan rayuan,” kata Cilona. Lemparkan pertanyaan yang butuh jawaban detail dan membuatnya perlu mikir agak serius. Itu akan sangat membantu untuk membuat fokusnya kembali beralih kepada Anda.
Cobalah beberapa dialog untuk memicu obrolan misalnya, “Saya perhatiin sikap kamu terhadap temen kantormu terlalu ramah deh dan saya merasa nggak sreg. Bisa merasa nyaman dan aman dengan kamu itu penting buat saya. Kalau kamu bergenit-genit dan menggoda orang lain, itu bikin saya merasa, saya bukan satu-satunya. Bisa nggak kita bicara soal ini?” Ketika Anda berdua bisa melakukan percakapan terbuka yang dimulai dengan mengungkapkan perasaan Anda alih-alih menyalahkan orang lain atas emosi Anda, itu menjadi dasar yang baik untuk melakukan pembicaran yang jujur.
Selain itu, pertanyaan to the point dan diskusi dapat membantu pasangan Anda mengungkapkan perasaan dan pandangannya, bukan hanya memberi jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Kejujuran, di atas segalanya, akan membantu Anda berdua mengatasi masalah.
BACA JUGA: Kenali Jenis Cemburu yang Sehat dan Tak Sehat dalam Pernikahan
Cover: Photo by Andrea Piacquadio on Pexels