Pada beberapa orang, hubungan antar pasangan justru menimbulkan kecemasan berlebihan. Dokter menyebut ini sebagai relationship anxiety.
‘Apa yang dilihat pasangan saya di diri saya?’,
‘Dia beneran sayang atau cuma kasihan?’,
‘Apa mungkin suatu hari nanti dia bakal bosan dan ninggalin saya?’
dan banyak pikiran buruk lainnya.
Jika masih mendapati diri mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, ada kemungkinan Anda mengalami relationship anxiety. Wajar kok merasa cemas tentang hubungan yang sedang dijalani. Namun, dalam kasus tertentu, kekhawatiran ini bisa melumpuhkan dan membuat hubungan mati.
Menurut Karla Ivankovich, PhD, konselor klinis dan terapis pasangan di OnePatient Global Health di Chicago, relationship anxiety adalah ketika satu atau kedua orang dalam sebuah hubungan menghabiskan lebih banyak waktu mencemaskan hubungan mereka daripada merawat hubungan itu sendiri.
Baca juga: 9 Tanda Anda Menjadi Korban Love Bombing
Photo by Joice Kelly on Unsplash
1. Takut komitmen dan rapuh
Masalah komitmen dapat terjadi karena pengalaman negatif di masa lalu atau karena Anda tidak terbiasa mengungkapkan perasaan. Bagi sebagian orang, hubungan itu terasa membatasi sehingga menambah tingkat kecemasan.
2. Mengakhiri hubungan sebelum menjadi serius
Anda memutuskan hubungan sebelum makin serius, menjaga jarak, atau terlibat dalam perilaku menyabotase diri sendiri.
3. Tidak mengungkapkan kebutuhan dan keinginan karena takut ditinggalkan
Hubungan yang sehat perlu dibangun di atas kepercayaan dan kejujuran, dan perasaan enggan untuk membagikan pemikiran menunjukkan Anda tak memercayai hubungan itu.
4. Mempertanyakan motif pasangan Anda
Terus-menerus khawatir pasangan akan “menemukan seseorang yang lebih baik,” ragu apakah pasangan benar-benar peduli, atau terus-menerus khawatir bahwa pasangan akan pergi karena alasan yang tidak penting atau tanpa alasan.
5. Meragukan kompatibilitas Anda dan pasangan
Mulai lebih focus pada perbedaan antara Anda dan pasangan sampai pada titik di mana Anda menghabiskan lebih banyak waktu hanya mengkhawatirkan perbedaan kecil itu daripada menghargai kecocokan.
6. Terlalu memikirkan kata dan tindakan pasangan
Mungkin pasangan Anda tidak terlalu suka menunjukkan afeksi di depan umum atau membuat lelucon Anda yang membuat Anda berasumsi bahwa ia sebenarnya tidak menyukai Anda. Padahal dia mungkin hanya memiliki preferensi yang sedikit berbeda atau hanya mencoba untuk menggoda Anda.
7. Menghabiskan lebih banyak waktu mengkhawatirkan daripada menikmati hubungan
Anda menghabiskan lebih banyak waktu dengan perasaan resah daripada bahagia atau puas mengenai hubungan kalian.
• Pengabaian atau pelecehan, menyebabkan rendahnya harga diri karena trauma masa lalu
• Punya punya masalah hubungan dengan orang tua atau pengasuh di masa kecil
• Memiliki orang tua yang sangat ‘mencengkram’ atau malah sama sekali nggak peduli
• Kecemasan yang umum, yang kemudian bermanifestasi sebagai kekhawatiran terhadap hubungan dengan pasangan
Baca juga: Memahami Coupling dan Tips Pernikahan Bahagia
Komunikasikan Perasaan Anda
Jujur kepada pasangan Anda. Ceritakan tentang kekhawatiran, harapan, dan impian Anda. Dengan berbicara dari hati ke hati, ketidakpastian dapat dihalau dan kecemasan dapat dihindari, membuat Anda bisa memiliki hubungan yang sehat.
Nikmati saat ini
Ketika Anda mulai bertanya-tanya tentang nasib hubungan Anda di tahun-tahun mendatang, hentikan. Nikmati saja saat ini. Resah memikirkan apakah pasangan akan terus bersama Anda dalam lima tahun ke depan atau tidak, hanya akan membuat Anda melewatkan hal-hal membahagiakan yang terjadi saat ini.
Hadapi kecemasan
Mungkin terdengar aneh. Pada saat harus bergulat dengan kecemasan, Anda justru disarankan untuk menghadapinya, menerimanya. Tetapi ini adalah salah satu cara efektif untuk mendapatkan solusi.
Apakah cemas karena hubungan yang pernah gagal di masa lalu? Apakah merasa diri tidak cukup baik untuk pasangan? Mungkin karena selama ini Anda keliru menilai diri sendiri?
Menghadapi masalahnya dan bukannya mengabaikan justru membuat Anda jadi punya kesempatan berpikir. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri mengapa Anda selalu khawatir.
Terapi
Bantuan profesional untuk mengelola kecemasan mungkin merupakan pilihan terbaik. Melalui terapi, Anda dapat menerima bimbingan yang tepat untuk mengubah pikiran negatif dan disfungsional tentang diri Anda, cara menghargai diri sendiri, dan sikap terhadap pasangan.
Terapi juga dapat mengajarkan metode yang tepat untuk membantu mengelola kecemasan dan mencegah terjadinya kerusakan permanen pada hubungan Anda.