Kenali Emotional Affair, Selingkuh Emosional yang Bisa Hancurkan Pernikahan

Sex & Relationshipdetail-thumb

Selingkuh hati alias emotional affair sering dianggap sepele karena tanpa kontak fisik. Faktanya, hal itu juga bisa menghancurkan pernikahan.

Banyak orang berpikir bahwa perselingkuhan hanya soal seks. Padahal, emotional affair—atau selingkuh hati—bisa meninggalkan luka yang lebih dalam dan bertahan lebih lama. Tanpa menyentuh fisik, hubungan emosional yang intens dengan orang lain di luar pasangan kita bisa mengoyak keutuhan cinta, menghancurkan komitmen, dan kepercayaan dalam pernikahan.

BACA JUGA: Selain Selingkuh, Ternyata Ini 10 Penyebab Utama Perceraian!

Emotional Affair Menurut Psikolog

Menurut Fadhilah Amalia, M.Psi., Psikolog, Psikolog Klinis di Sahabat Sauh dan Brawijaya Hospital Duren Tiga, emotional affair berbeda dengan bentuk affair fisik misalnya pergi berduaan atau melakukan aktivitas seksual. Namun sebetulnya dalam relasi, emotional affair tetaplah sebuah perselingkuhan yang bisa memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Apalagi di dalamnya tetap ada attachment dengan orang lain yang bukan pasangannya.

Emotional affair melibatkan emosi dan intimasi dalam sebuah relasi romantis. Ini artinya juga melibatkan pemikiran dan perasaan yang lebih dengan orang lain, sehingga pihak yang melakukan emotional affair merasa lebih nyaman untuk berbagi dengan orang yang justru bukan pasangannya. Emotional affair bisa terjadi pada beberapa bentuk relasi seperti dengan rekan kerja atau dimulai dengan bentuk relasi pertemanan.

“Secara psikologis, dampak emotional affair kurang lebih bisa jadi sama seperti orang yang menjadi korban dari perselingkuhan fisik. Walaupun tidak ada aktivitas interaksi yang intense sama sepertti affair fisik, pihak yang diselingkuhi tetap saja bisa mempertanyakan dirinya. Mempertanyakan apa yang kurang darinya sehingga pasangan kok lebih memilih menjalin ikatan emosi dengan orang lain, tidak menghabiskan waktu dan berbagi cerita dengan pasangannya sendiri. Emotional affair juga bisa menyebabkan timbulnya pikiran cemas, memengaruhi rasa percaya diri. Menimbulkan rasa khawatir untuk menjalin relasi baru ke depannya karena ada pemikiran soal mistrust,” terang Psikolog Dhila.

Alasan Seseorang Terlibat dalam Emotional Affair: Perspektif Psikolog

Foto: Freepik

Berikut adalah beberapa alasan psikologis dan faktor situasional mengapa seseorang bisa terlibat dalam selingkuh hati atau emotional affair dalam pernikahan:

1. Narsistik dan haus validasi

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik sering merasa tidak cukup dihargai. Mereka mencari validasi untuk menutupi rasa tidak aman dan harga diri yang rendah. Emotional affair menjadi cara instan untuk merasa penting dan diinginkan.

2. Merasa diri “orang baik” dan selingkuh hati tidak berbahaya

Karena tidak ada kontak fisik, mereka menganggap selingkuh secara emosional bukanlah pengkhianatan dan sekadar keinginan untuk variasi.

3. Kesulitan menetapkan batasan dan mengatakan “tidak”

Dorongan untuk merasa dibutuhkan membuat mereka terlibat terlalu jauh secara emosional dengan orang lain. Mereka merasa harus “menyelamatkan” atau menjadi penopang emosional bagi orang lain.

4. Mereka tumbuh di lingkungan tanpa batas yang sehat

Jika seseorang tumbuh dalam keluarga yang terbiasa menyangkal kesalahan dan menghindari tanggung jawab, ia cenderung meniru pola tersebut saat dewasa, termasuk dalam pernikahan.

5. Marah kepada pasangan tapi enggan mengungkapkannya

Daripada menghadapi konflik, mereka memilih pelarian emosional. Ini adalah bentuk pasif-agresif untuk “mengisi tangki” emosional tanpa konfrontasi.

6. Sulit menghadapi kekecewaan

Ketika hubungan dengan pasangan tidak sesuai harapan, mereka tidak mengungkapkan rasa kecewa secara jujur, tetapi menyembunyikan perasaan dan mencari pelarian emosional.

7. Orang tuanya juga saling selingkuh

Pengalaman masa kecil ini membentuk persepsi bahwa pengkhianatan adalah hal biasa. Mereka pun cenderung mengulang pola tersebut.

8. Suka menyimpan rahasia

Menyimpan rahasia memberi seseorang perasaan dirinya pegang kendali dan berkuasa. Terbiasa rahasia-rahasiaan sejak kecil terbawa hingga ia dewasa dan menjalin hubungan.

9. Belum matang secara emosional

Alih-alih menghadapi konflik dan bertanggung jawab, mereka menjadikan emotional affair sebagai tempat pelarian.

10. Merasa tidak bisa menjadi diri sendiri dalam pernikahan

Ketika merasa tidak bisa menjadi diri sendiri dalam pernikahan, mereka mencari orang lain yang memberi ruang untuk sisi tersembunyi mereka. Emotional affair pun terasa seperti “versi diri” yang lebih bebas dan menyenangkan.

Cara Mengenali Selingkuh Secara Emosional

Emotional affair bisa dimulai dari perilaku yang tampak “tidak berbahaya”, seperti:

1. Berbagi rahasia atau masalah pribadi dengan orang lain

Sering membuka diri secara emosional kepada orang lain, yang seharusnya hanya dilakukan kepada pasangannya.

2. Berkomunikasi secara diam-diam dengan orang lain

Komunikasi dengan orang lain yang dilakukan secara diam-diam, menghapus pesan, dan menyembunyikan panggilan, adalah cara lain mengenali emotional affair.

3. Flirting dengan orang lain

Flirting seperti candaan sensual, pujian berlebihan, atau komentar bernuansa romantis.

4. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang lain

“Ketika seseorang lebih memilih menghabiskan waktu dengan orang lain daripada bersama pasangannya, itu juga bisa menjadi tanda terjadinya emotional affair,” terang Psikolog Dhila.

5. Merasa lebih terhubung secara emosional dengan orang lain daripada pasangan sendiri

Interaksi dengan pasangan mulai terasa seperti urusan logistik semata—mengurus anak, pekerjaan, atau rumah tangga—tanpa ada kedekatan emosional.

6. Berbagi rahasia yang tidak diketahui pasangan

Merasa lebih nyaman berbagi rahasia dengan orang lain daripada dengan pasangannya.

7. Ikatan emosional yang kuat di luar hubungan dengan pasangan

Ikatan ini bisa berkembang dari percakapan sehari-hari, saling mendukung, atau berbagi mimpi dan harapan. Tanpa disadari, hubungan tersebut bisa menjadi tempat pelarian dari konflik atau rasa bosan.

8. Aktivitas intim tidak lagi dilakukan bersama pasangan

Mulai melakukan hal-hal yang menyenangkan dan berarti dengan orang lain seperti berdiskusi tentang film favorit, berbagi playlist musik, atau bahkan merencanakan liburan impian.

Cara Mencegah Emotional Affair dalam Pernikahan

Foto: Freepik

Perselingkuhan emosional tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia tumbuh perlahan. Sering kali dimulai dari celah kecil seperti kurangnya komunikasi atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan:

1. Akui dan hargai kebutuhan mosional pasangan

Setiap orang memiliki kebutuhan emosional, ingin dicintai, dihargai, dan dipahami. Dengan menyadari bahwa kebutuhan emosional itu wajar, kita jadi lebih terbuka untuk membicarakannya dengan pasangan. Misalnya, meminta waktu berkualitas bersama, atau mengungkapkan ketidaknyamanan tanpa menyalahkan.

2. Komunikasi terbuka

Banyak orang tumbuh dalam lingkungan yang menekan ekspresi emosi. Akibatnya, mereka cenderung mengabaikan atau menekan perasaan sendiri.

Berani bicara tentang hal-hal yang mengganggu, meski sulit, justru bisa memperkuat ikatan. Ketika pasangan saling terbuka, mereka akan lebih saling mengenal dan menghargai.

3. Bicara, jangan dipendam

Menghindari konflik memang terasa nyaman tapi itu justru seperti menyimpan bara. Dengan berbicara—meski tentang hal yang sulit—pasangan suami istri bisa saling memahami.

4. Fokus pada pasangan, bukan orang lain

Dalam kesibukan sehari-hari, mudah sekali melupakan bahwa pasangan juga punya kebutuhan emosional. Ketika pasangan saling hadir secara emosional, pernikahan menjadi tempat yang aman untuk bertumbuh bersama.

5. Jangan cari pelarian

Ketika hubungan terasa hambar atau penuh konflik, godaan untuk mencari pelarian bisa muncul. Orang baru sering kali terlihat lebih menarik karena kita belum terbebani masalah dalam relasi yang baru itu. Tapi ini adalah ilusi.

Solusinya bukan mencari orang baru, tetapi memperbaiki hubungan yang ada.

BACA JUGA: Korban Perselingkuhan Bisa Jadi Pelaku? Ini 5 Alasannya!

Cover: Freepik