Sorry, we couldn't find any article matching ''

Selain Selingkuh, Ternyata Ini 10 Penyebab Utama Perceraian!
Bukan karena selingkuh atau hadirnya orang ketiga saja, ternyata ada beberapa penyebab utama yang mengakibatkan perceraian. Jangan sepele!
Sepanjang tahun 2025 ini, berita perceraian dari sejumlah artis nasional beberapa kali ramai dibicarakan. Pasangan-pasangan yang selama ini terlihat harmonis di media sosial maupun layar kaca, satu per satu memilih untuk berpisah. Nama-nama populer seperti Asri Welas dan Baim Wong menjadi sorotan, dan publik pun dibuat bertanya-tanya: sebenarnya, apa yang membuat rumah tangga mereka tak bisa dipertahankan?
Penyebab perceraian para selebritas ini cukup beragam. Ada yang menyebut ketidakcocokan, komunikasi yang tak lagi berjalan, hingga kehadiran orang ketiga. Beberapa mengaku lelah memperjuangkan hubungan yang sudah tak sejalan, sementara lainnya lebih memilih menjaga privasi dan tidak mengungkap detailnya. Meski hidup mereka terlihat nyaman secara finansial, ternyata masalah rumah tangga tetap jadi tantangan besar.
Apa yang mereka alami sebenarnya tidak jauh berbeda dari yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin saja Mommies pun mengalami langsung atau pernah mendengar cerita semacamnya dari lingkungan sekitar.
Perceraian memang bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari komunikasi yang buruk, tekanan ekonomi, perbedaan nilai hidup, hingga hilangnya rasa percaya. Mengenali penyebab utama perceraian ini penting, agar kita bisa lebih bijak dan berhati-hati dalam menjaga hubungan, serta tidak menganggap remeh hal-hal kecil yang bisa berdampak besar di kemudian hari.
BACA JUGA: Korban Perselingkuhan Bisa Jadi Pelaku? Ini 5 Alasannya!
Faktor Perceraian yang Umum Terjadi
Melalui berita rumah tangga seleb dan cerita-cerita orang sekitar, berikut ini beberapa alasan dan penyebab utama perceraian yang bisa bikin rumah tangga hancur. Sehingga, patut jadi pengingat agar kita bisa lebih waspada dan menjaga keharmonisan dalam pernikahan.
1. Lupa pacaran
Setelah menikah bertahun-tahun, banyak pasangan yang lupa bagaimana rasanya jatuh cinta di masa pacaran. Akibatnya, hubungan jadi terasa datar. Yuk, Mommies atau Daddies, coba sesekali atur waktu untuk pacaran dan kencan berdua. Dandan cantik di rumah juga bisa bantu memantik percikan asmara itu, lho.
2. Hadirnya orang ketiga
Sosial media dan aplikasi chatting memang sering bikin batasan jadi kabur. Tanpa sadar, interaksi yang “cuma iseng” bisa menyakiti pasangan dan merusak kepercayaan.
3. Tekanan finansial
Zaman sekarang, banyak perempuan yang sukses jadi tulang punggung keluarga. Namun, kalau pasangan tak punya semangat buat berkembang dan malah nyaman di zona nyamannya, bisa muncul ketimpangan dalam hubungan. Lebih parah lagi kalau itu bikin mereka tidak percaya diri dan mencari pelarian yang tidak sehat.
4. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Entah itu fisik atau emosional, kekerasan tetap tidak bisa ditoleransi. Kalimat kasar, apalagi di depan anak-anak atau orang lain, juga termasuk bentuk kekerasan yang harus diwaspadai.
5. Minimnya komunikasi
Setelah punya anak, ngobrol panjang jadi makin langka. Bahkan chatting bisa menimbulkan salah paham. Tak hanya itu, terkadang kita bisa lupa waktu dan terlalu banyak menikmati kesendirian sampai lupa saling bertukar kabar. Kalau obrolan penting tak dibahas, masalah kecil bisa menumpuk dan akhirnya meledak sendiri.
Foto: Freepik
6. Campur tangan keluarga
Tinggal bareng orang tua atau mertua memang tak selalu mudah. Terlalu banyak intervensi bisa bikin hubungan suami istri jadi tegang, apalagi kalau salah satu pihak belum bisa bersikap netral.
7. Tidak sejalan laju hidupnya
Banyak istri yang terus upgrade diri, baik dalam karier, kesehatan, maupun pencapaian pribadi. Akan tetapi, kalau suami tidak ikut berkembang, akan muncul jarak yang makin lebar dalam cara pandang dan nilai hidup.
8. Kehilangan jati diri
Banyak perempuan yang terlalu fokus jadi istri dan ibu, sampai lupa merawat dirinya sendiri, bersosialisasi, atau menambah skill baru. Lama-lama, ini bisa bikin hubungan terasa timpang karena pasangan merasa tidak lagi punya koneksi yang seimbang. Misalnya, suami merasa istrinya menjadi tak lagi selevel sebagai partner hidup.
9. Tidak jujur dan terbuka
Kalau urusan penting seperti keuangan, teman kantor, atau kegiatan sehari-hari disimpan sendiri-sendiri, lama-lama jadi jurang dalam hubungan. Keterbukaan itu penting buat membangun rasa saling percaya.
10. Menikah di usia terlalu muda
Usia memang bukan satu-satunya patokan kedewasaan, tetapi menikah terlalu muda seringkali membuat pasangan belum siap berkompromi. Ego yang tinggi dan emosi yang belum stabil membuat konflik mudah meledak.
BACA JUGA: Silent Divorce: Musuh Tak Terlihat dalam Pernikahan, Tanda-tanda dan Cara Mencegah
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 399.921 kasus perceraian di seluruh Indonesia sepanjang tahun 2024. Melansir laman BPS, berikut jumlah perceraian dan penyebabnya diurutkan dari yang paling banyak:
- Perselisihan dan pertengkaran — 251.125 kasus
- Ekonomi — 100.198 kasus
- Meninggalkan salah satu pihak — 31.265 kasus
- KDRT — 7.423 kasus
- Zina — 1.005 kasus
- Judi — 2.889 kasus
- Mabuk — 2.004 kasus
- Dihukum penjara — 1.335 kasus
- Murtad — 1.000 kasus
- Poligami — 849 kasus
- Madat — 436 kasus
- Kawin paksa — 304 kasus
- Cacat badan — 252 kasus
Semoga semua pernikahan tetap harmonis dan bertahan hingga akhir hayat. Dan bagi yang telah berpisah, semoga dipertemukan kembali dengan sosok yang lebih tepat dan membawa kebahagiaan baru, ya!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS