Bertengkar Sehat: 15 Aturan Fair Fight agar Rumah Tangga Langgeng

Sex & Relationship

Fannya Gita Alamanda・5 hours ago

detail-thumb

Pertengkaran dalam rumah tangga itu biasa, tetapi apakah sudah menerapkan fair fight? Pelajari 15 aturan bertengkar yang sehat untuk menjaga langgengnya rumah tangga.

Pertengkaran adalah hal yang tak terelakkan dalam setiap hubungan, termasuk dalam rumah tangga. Bahkan pasangan yang paling bahagia pun tak lepas dari perbedaan pendapat dan konflik. Namun, pertanyaannya adalah: apakah ada cara yang benar untuk bertengkar? Jawabannya: ada. Bertengkar dengan sehat dan adil, atau dikenal sebagai fair fight, adalah kunci penting untuk menjaga keharmonisan dan pertumbuhan hubungan dalam pernikahan.

Dionne Eleanor, seorang Relationship & Empowerment Mentor, mengatakan, “Konflik adalah hal yang wajar karena setiap pasangan membawa latar belakang, nilai, dan cara pandang yang unik dan berbeda. Namun bagaimana cara kita mengelola konflik itu lah yang menentukan perkembangan hubungan kita dengan pasangan.”

BACA JUGA: Agar Hubungan Rumah Tangga Tetap Harmonis, Kenali 5 Jenis Stress Language Ini!

Mengapa Pasangan Bertengkar?

Setiap kali dua orang dengan latar belakang, ide, emosi, impian, opini, dan pemikiran yang berbeda tentang kehidupan bertemu, menjalin hubungan baik sebagai teman, sahabat, pasangan kekasih, atau suami istri pasti akan ada konflik.

Jadi, ketika terjadi pertengkaran antara pasangan suami sitri, itu normal. Tapi tentu saja pertengkaran nggak harus berhias cacian, makian, teriakan, dan hinaan. Apalagi kekerasan fisik.

Masalah dalam rumah tangga harus diselesaikan dan di sinilah pentingnya pasangan suami istri paham cara bertengkat yang sehat dengan menerapkan fair fight.

15 Aturan Bertengkar yang Sehat dalam Rumah Tangga

Dalam rumah tangga, pertengkaran memang lumrah terjadi. Namun, yang sering menjadi masalah adalah ketika kita tidak lagi sadar bagaimana cara bertengkar yang sehat. Karena itu, memahami dan menerapkan aturan fair fight bisa menjadi penyelamat hubungan dan pernikahan.

Foto: Freepik

Berikut ini 15 aturan fair fight atau cara bertengkar yang sehat dalam rumah tangga yang bisa Mommies terapkan bersama pasangan.

1. Hindari bahasa yang merendahkan, berteriak, atau melakukan kekerasan

Ketika kita mulai bicara dengan nada menghina, membentak, atau bahkan melakukan kekerasan fisik, maka komunikasi yang sehat tidak lagi terjadi. Cara ini hanya membuat pasangan defensif atau menarik diri. Dampaknya lebih merusak daripada menyelesaikan.

2. Bahas hanya satu masalah dalam satu waktu

Membahas terlalu banyak masalah dalam satu waktu akan membuat pasangan kewalahan. Fokuslah pada satu isu yang sedang terjadi agar diskusi menjadi efektif dan tidak melebar ke mana-mana.

3. Jangan menyalahkan

Ucapan seperti, “Kalau kamu nggak begitu, aku juga nggak akan seperti ini”, hanya memperpanjang konflik. Akui peran kita sendiri dalam masalah yang terjadi, dan fokus pada tanggung jawab pribadi, bukan menyalahkan pihak lain.

4. Hindari generalisasi dan bersikap lebay

Menggunakan kata-kata seperti “kamu selalu” atau “kamu tidak pernah” sangat mudah dibantah oleh pasangan dan justru merusak validitas argumen kita. Gunakan fakta yang spesifik, bukan klaim sapu rata yang bikin api pertengkaran malah semakin berkobar.

5. Jangan mengancam

Mengancam untuk berpisah, bercerai, atau meninggalkan pasangan saat emosi memuncak hanya akan membuat situasi semakin kacau. Keputusan besar harus diambil saat pikiran tenang dan rasional, bukan saat hati sedang dikuasai amarah.

Jangan sampai pihak yang diancam kemudian mengiyakan ‘permintaan’ pihak yang mengancam. Menyesal kemudian tiada guna, bukan?

6. Gunakan “I Statement”

Daripada menyalahkan, lebih baik katakan, “Aku tuh sedih karena kamu lupa ulang tahun pernikahan kita. Aku butuh merasa dicintai dan dihargai”. Kalimat seperti ini menyampaikan perasaan dengan cara yang tidak menyerang sehingga pasangan kita akan lebih mudah berempati.

7. Fokus pada saat ini

Salah satu cara bertengkar yang sehat adalah dengan fokus pada masalah yang terjadi sekarang. Membawa-bawa kejadian lima tahun lalu hanya akan memperkeruh suasana. Jika ada masalah dari masa lalu yang belum selesai, bicarakan di waktu yang terpisah, bukan saat konflik baru sedang terjadi.

8. Bergantian berbicara dan mendengarkan dengan aktif

Fair fight menuntut kita memastikan bahwa pasangan kita merasa didengar. Ucapkan, “Aku dengar kamu bilang bahwa kamu merasa diabaikan. Apakah benar begitu?” Ini menunjukkan empati dan keinginan untuk memahami, bukan sekadar merespons.

9. Jangan menimbun masalah

Jangan menyimpan masalah lama dan dikeluarkan sekaligus saat bertengkar. Hal ini membuat pasangan kewalahan. Jika ada keluhan, utarakan saat waktunya tepat, bukan ditumpuk dan dipendam hingga akhirnya meledak.

10. Gunakan “Time-Out”

Jika emosi sudah terlalu tinggi, ambil jeda. Namun tentukan durasinya — minimal 15 menit, maksimal 24 jam. Tulis topik yang ingin dibahas supaya nggak lupa dan focus pada masalahnya, lakukan self-care, lalu kembali diskusi saat kepala kalian sudah lebih dingin.

11. Jangan menyimpan dendam

Jika masalah sudah diselesaikan, lepaskan, lupakan, maafkan. Menyimpan dendam hanya akan menyakiti diri sendiri dan membuat hubungan pasangan suami istri berjalan di tempat. Jika ada luka yang belum sembuh, bicarakan secara terpisah dan dalam suasana yang lebih tenang.

12. Tidak ada pemenang atau pecundang

Tujuan dari pertengkaran bukan untuk menang, tapi untuk saling memahami dan menemukan solusi. Jika hanya fokus pada siapa yang “menang”, maka keduanya akan kalah — kehilangan kepercayaan dan koneksi.

13. Minta maaf jika bersalah

Kata sederhana seperti “maaf” bisa menyembuhkan luka lebih cepat. Mengakui kesalahan bukan tanda kelemahan, tapi justru kekuatan emosional dan bukti betapa pentingnya pasangan kita dibandingkan ego kita. Penelitian dalam Journal of Social and Personal Relationships menyebutkan bahwa permintaan maaf tulus dapat dengan cepat meredakan kemarahan dan menjaga hubungan.

14. Jangan berasumsi atau menebak-nebak pikiran pasangan

Seringkali kita merasa tahu persis apa yang pasangan kita pikirkan atau rasakan, padahal belum tentu benar. Jangan langsung menyimpulkan. Tanyakan dan dengarkan penjelasan mereka sebelum kita bereaksi.

15. Jangan menyeret-nyeret pihak lain

Pertengkaran adalah urusan Mommies dan pasangan. Membawa-bawa anak, mertua, atau teman bisa membuat situasi semakin runyam dan itu tidak adil. Jaga privasi dengan mengatasi konflik berdua saja agar penyelesaiannya tetap sehat dan tidak bias.

Alasan Pentingnya Fair Fight Saat Terjadi Pertengkaran

Foto: Freepik

Menurut terapis pernikahan Erika Labuzan-Lopez, “Belajar untuk bertengkar secara adil dalam pernikahan berarti belajar untuk melawan masalah yang muncul, berjuang demi hubungan kita, bukan untuk melawan pasangan kita.”

Fair fight bukan untuk menekan emosi atau menghindari konflik, melainkan agar konflik justru menjadi ruang untuk pasangan suami istri bertumbuh bersama.

Ya, pertengkaran yang sehat bisa menjadi sarana untuk memperdalam koneksi emosional, memperbaiki komunikasi, dan meningkatkan empati satu sama lain. Namun tanpa fair fight atau bertengkar dengan cara yang sehat, konflik bisa berubah menjadi racun yang merusak.

BACA JUGA: 6 Manfaat Berbagi Pekerjaan Rumah Tangga, Serta Tipsnya

Cover: Freepik