Punya pasangan yang terlahir sebagai anak bungsu? Supaya hubungan dalam pernikahan berjalan lebih mulus, kita wajib mengenal karakter mereka.
Setiap posisi dalam keluarga menghadirkan keunikan tersendiri. Anak sulung dikenal sebagai sosok bertanggung jawab, anak tengah sering bertindak menjadi penengah, dan anak bungsu… dikenal sebagai si kecil manja yang kelakuannya seringkali nggak ketebak. Meski sering dianggap kekanak-kanakan, anak bungsu juga punya banyak kelebihan yang justru membuat mereka menarik sebagai pasangan, baik sebagai suami maupun istri.
Di balik karakter anak bungsu atau anak terakhir yang tampak santai dan manja, tersimpan potensi besar sebagai pasangan suami atau istri yang setia, ceria, dan sangat pengertian. Mengenal karakter mereka sebagai suami atau istri lebih dalam akan membantu Mommies dan Daddies membangun hubungan yang hangat, harmonis, dan tahan lama.
BACA JUGA: 7 Sifat dan Parenting yang Tepat untuk Anak Bungsu, Jangan Manjakan!
Nah, kalau Mommies atau Daddies sedang dekat dengan anak bungsu laki-laki atau perempuan, atau bahkan sudah menikah dengan salah satu dari mereka, yuk, kita kenali lebih dalam tentang mereka sebagai pasangan melalui sepuluh fakta menarik di bawah ini.
Salah satu karakter menonjol dari anak bungsu adalah ketenangan mereka ketika menghadapi situasi sulit. Mereka tumbuh dengan menyaksikan kakak-kakaknya melewati berbagai fase kehidupan—drama di sekolah, patah hati pertama, hingga tekanan pekerjaan pertama. Dari situ mereka belajar secara tidak langsung bagaimana menyikapi masalah. Ini fakta, ya, dalam pernikahan, anak terakhir bisa jadi suami atau istri yang tidak mudah panik dan tetap tenang ketika terjadi konflik.
Sejak kecil, anak bungsu sering menjadi sasaran keisengan kakak-kakaknya. Namun dari pengalaman itu, mereka justru jadi pribadi yang tangguh secara emosional. Mereka tidak mudah tersinggung dan malah sering menjadikan ejekan sebagai bahan bercanda. Ketika menjadi suami atau istri, karakter anak bungsu membuat mereka tahan banting terhadap sindiran atau perdebatan kecil. Bahkan mereka punya selera humor yang tinggi, yang sering menyelamatkan suasana kaku dan membuat perdebatan yang mulai mengarah kepada pertengkaran dalam rumah tangga menjadi adem.
Meski dikenal spontan dan sedikit liar, anak terakhir, baik laki-laki dan perempuan, jarang menunjukkan pemberontakan ekstrem. Mereka sudah lebih dulu belajar dari kesalahan saudara-saudaranya, sehingga lebih bijak dalam bersikap. Fakta ini menjadikan mereka pasangan suami dan istri yang fleksibel, tidak terlalu keras kepala, dan mampu beradaptasi dengan mudah dalam pernikahan.
Ini adalah karakter anak terakhir yang paling khas. Mereka tumbuh sebagai si kecil yang selalu dilindungi dan dimanja oleh semua anggota keluarga. Saat menjadi pasangan, mereka pun berharap perlakuan serupa dari kekasih atau pasangan hidupnya. Mereka ingin diperhatikan, diberi pujian, bahkan terkadang ingin “digendong” secara emosional. Namun jangan salah, sebagai pasangan mereka juga akan membalasnya dengan kasih sayang dan cinta yang tulus.
Anak bungsu cenderung tidak terlalu khawatir soal keuangan. Sejak kecil, mereka terbiasa mendapat bantuan dari orang tua dan kakak. Bahkan setelah dewasa, beberapa dari mereka masih mendapatkan “subsidi” dari keluarga. Saat menjadi suami atau istri, mereka mungkin terlihat boros atau tidak terlalu hemat. Namun mereka juga tidak segan membantu secara finansial jika dibutuhkan. Selama ada komunikasi yang baik soal pengelolaan uang, hal ini bisa diatasi.
Karena terbiasa duduk manis sambil mendengarkan kisah hidup kakak-kakaknya, anak bungsu mengembangkan kemampuan observasi dan empati yang tinggi. Mereka tahu kapan harus diam, kapan harus bicara, dan tahu cara menenangkan pasangannya yang sedang kesal. Ini menjadikan anak bungsu pasangan yang peka dan penuh pengertian, terutama dalam hubungan jangka panjang seperti pernikahan, yang menuntut kedewasaan emosional.
Ini mungkin salah satu sisi “gelap” dari karakter anak terakhir sebagai pasangan. Mereka tahu cara mendapatkan apa yang mereka inginkan—entah dengan bujuk rayu, akting dramatis, atau sedikit manipulasi. Namun tenang saja, selama pasangan mereka mampu mengenali pola ini dan menerapkan batasan yang sehat, hubungan tetap bisa berjalan harmonis. Mereka hanya perlu diajak bicara baik-baik dan selalu diingatkan tentang pentingnya saling berkompromi.
Kalau Mommies atau Daddies suka tertawa, jatuh cinta sama anak bungsu mungkin pilihan tepat. Menurut sebuah studi di Inggris oleh YouGov, anak terakhir adalah yang paling lucu di antara saudara-saudaranya. Mereka menjadikan humor sebagai mekanisme bertahan hidup sejak kecil, dan hal ini terbawa hingga dewasa. Saat menjadi suami atau istri, mereka bisa menciptakan suasana rumah yang hidup dan penuh tawa.
Sifat spontan adalah bagian dari pesona anak bungsu, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka terbiasa menjalani hidup dengan gaya santai dan tidak terlalu terikat rencana. Ini bisa jadi sangat menyenangkan dalam hubungan, apalagi jika Mommies atau Daddies tipe orang yang kaku atau perfeksionis. Suami dan istri yang adalah anak terakhir di keluarganya bisa mengajarkan bahwa hidup tidak seharusnya dijalankan dengan kaku dan wajib selalu sesuai rencana—kadang hal-hal terbaik datang dari spontanitas. Mulai dari kencan mendadak sampai ide liburan tak terduga, anak bungsu adalah pasangan selalu punya kejutan.
Jangan kira anak bungsu itu pendiam hanya karena paling kecil di rumah. Justru sebaliknya, mereka terbiasa berusaha keras agar suaranya terdengar di tengah kakak-kakaknya. Ini membentuk kemampuan komunikasi yang baik. Mereka tahu bagaimana menyampaikan perasaan, memulai diskusi penting, hingga menyelesaikan konflik dengan kata-kata. Sebagai pasangan suami atau istri, karakter ini membuat mereka menjadi aset berharga dalam rumah tangga.
Meski terkesan manja dan kekanak-kanakan, banyak fakta menunjukkan bahwa anak bungsu, sebagai pasangan, memiliki kelebihan yang tak kalah dari posisi saudara lainnya. Mereka punya kecerdasan emosional tinggi, penyayang, peka terhadap kebutuhan pasangan, dan selalu tahu cara membuat hubungan tetap hidup.
BACA JUGA: 5 Kebiasaan Anak Bungsu, Nomor 3 Sering Bikin Elus Dada
Cover: Freepik