banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Kesepian dalam Pernikahan: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Mengatasi

author

Mommies Daily16 Jun 2024

Kesepian dalam Pernikahan: Penyebab, Tanda-tanda, dan Cara Mengatasi

Kesepian dalam pernikahan bisa melanda semua orang. Kenali dan ketahui penyebab, tanda-tanda, dan bagaimana cara mengatasinya di sini.

Biasanya para lajanglah yang gampang iri saat melihat pasangan suami istri, sambil ngebatin dalam hati, “Enak ya ada teman dalam susah dan senang.” Tapi jangan salah. Mereka yang sudah menikah belum tentu nggak bisa merasa kesepian. Faktanya, banyak orang merasa kesepian dalam pernikahan mereka. Dan ini justru akan lebih menyakitkan. Apa penyebab, tanda-tanda, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan dari Febrizky Yahya S. Psi. M. Si, Parenting dan Sex Educator.

Merasa Kesepian dalam Pernikahan Itu Tidak Normal

Merasa kesepian dalam pernikahan nggak bisa disebut normal. Ini sangat banyak terjadi dan harus diperbaiki. Kesepian yang dialami setelah pernikahan justru banyak dialami pasutri yang mengalami emotional distancingyakni ketidakmampuan seseorang untuk engage (terlibat) dan attach (merasakan keintiman) dengan pasangannya dikarenakan berbagai macam hal.

Antara lain konflik tidak terselesaikan yang semakin menumpuk, kebencian yang terpendam, kurangnya waktu untuk menyalakan kembali api cinta dan merekatkan kembali hubungan, atau persepsi pasangan yang hilang karena peran sebagai orang tua.

Kesepian dalam rumah tangga justru terasa lebih menyiksa daripada yang dialami orang yang tidak memiliki pasangan, karena akan bercampur dengan perasaan tidak dicintai, perasaan lelah karena merasa menjalani rumah tangga sendirian, perasaan tidak pantas disayang dan dicintai, perasaan tidak berharga, dan lainnya.

Tanda-tanda Seseorang Merasa Kesepian dalam Pernikahan

Penting untuk mencari tahu tanda-tanda dan penyebabnya agar Mommies bisa mengatasi masalah ini dan memiliki pernikahan yang memuaskan.

1. Jarang ngobrol

Cobalah untuk pergi berdua, makan malam bareng, duduk di sofa yang sama tapi nggak saling tatap dan bicara, nggak bisa dihitung sebagai quality time. Ketika jarang mengobrol, Mommies dan pasangan tidak terlalu menikmati kebersamaan satu sama lain atau melakukan deep talk. Meskipun sering bersamanya, Mommies tetap merasa sendirian.

2. Selalu punya alasan untuk tidak menghabiskan waktu bersama

Coba ingat-ingat seberapa sering Mommies menghabiskan waktu sendiri ngerjain hobi atau bersama teman daripada dengan pasangan? Mommies lebih suka begitu karena merasa nggak punya ikatan dengan pasangan. Dan kehadirannya di dekat Mommies  bahkan mungkin tidak mampu membuat Mommies merasa bahagia.

3. Jarang berhubungan sek

Jika sebagai pasangan suami istri jarang berhubungan seks padahal kondisi sangat memungkinkan untuk itu, maka ini tidak bagus. Setiap pasangan pasti pernah mengalami ‘masa tenang’, namun jika pernikahan tanpa seks sudah berlangsung cukup lama dan itu membuat Mommies merasa jauh dari pasangan, ini perlu diatasi. Jika masalahnya lebih parah lagi, pernikahan bukan hanya tanpa seks, tapi juga minus pelukan, kecupan, bahkan sekadar belaian.

BACA JUGA: Cara Mengurus Pernikahan di Indonesia beserta Proses Lengkapnya Menurut Pakar

Penyebab Kesepian dalam Pernikahan 

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan rasa kesepian dalam pernikahan:

1. Keintiman memudar

Beberapa hubungan kehilangan percikan gairah, cemburu, dan debar-debar kangen, menyebabkan memudarnya keintiman. Padahal, keintiman mampu bikin pasangan suami istri merawat pernikahan mereka.

2. Ketidakcocokan

Perasaan bahwa Mommies dan pasangan tidak cocok bisa menyebabkan kebencian, intoleransi, ketidaksabaran, ketidakbahagiaan, dan pada akhirnya perasaan kesepian.

3. Jarak dan perpisahan fisik

Ketika salah satu pergi dalam waktu lama baik karena dinas militer atau pekerjaan, perpisahan fisik dapat menyebabkan salah satu atau kedua pasangan menderita kesepian.

Foto: RDNE Stock project on Pexels

4. Masalah kesehatan

Perasaan kesepian dalam perkawinan dapat terjadi ketika pasangan sedang menghadapi penyakit kronis, berjuang melawan penyakit serius, atau dirawat di rumah sakit.

5. Masalah emosional

Masalah seperti penggunaan narkoba dan depresi dapat menyebabkan kesepian dalam perkawinan. Penting bagi dokter, terapis, dan konselor untuk terlibat dan memberikan bantuan.

6. Tanggung jawab keluarga

Jika Mommies dan pasangan memiliki anak, ini juga dapat menjadi faktor pengalih perhatian. Sangat mudah untuk mengabaikan kebutuhan pasangan ketika lelah mengurus anak-anak, selain mengurus tanggung jawab yang lain. Pada akhirnya, kalian merasa seolah-olah hanya punya waktu untuk bekerja dan mengurus anak. Lelah fisik dan mental membuat Mommies atau pasangan nggak punya keinginan lagi untuk meluangkan waktu buat berduaan saja.

7. Kekerasan secara fisik dan emosional

Segala jenis kekerasan dalam pernikahan pasti dapat menyebabkan kesepian, depresi, penyalahgunaan narkoba, dan cedera. Jika memang terjadi pelecehan sekarang atau di masa lalu, segeralah mencari bantuan. Penyiksaan dan pelecehan dalam bentuk apa pun tidak boleh dibiarkan.

BACA JUGA: Hati-hati! Ini 10 Ciri Pasangan Mulai Bosan dan Semakin Menjauh

Tips Mengatasi Perasaan Kesepian dalam Pernikahan 

Jika Mommies atau pasangan merasa sendirian dan kesepian dalam pernikahan, coba terapkan tips dari Febrizky Yahya S. Psi. M. Si, Parenting & Sex Educator di bawah ini:

  1. Introspeksi diri. Apa kira-kira andil diri sendiri yang dapat menyebabkan kerenggangan hubungan.
  2. Deep talk dengan pasangan. Komunikasikan perasaan dengan asertif menggunakan i-message untuk mengungkapkan perasaan dan tanyakan pendapat pasangan seperti, “Aku merasa kita semakin jauh dan sibuk sendiri. Apa kamu juga merasakan hal yang sama?” Jika pasangan merasakan hal yang sama akan lebih mudah merencanakan tahapan yang akan dilakukan. Namun jika pasangan tidak merasa, kita bisa mulai mendiskusikan kembali apa yang kita rasakan, inginkan, dan merencanakan perubahan positif untuk kemajuan hubungan ke depannya.
  3. Berubahlah lebih dulu! Banyak sekali pasangan suami dan istri yang butuh dan ingin ke psikolog atau konselor pernikahan namun mengurungkan niat karena pasangannya tidak mau diajak konseling. Padahal perubahan sangat bisa dimulai dari satu pihak lebih dulu. Jika salah satu pihak berubah lebih positif, otomatis pasangannya akan menyadari. Ia juga akan meng-encourage pasangannya untuk memberikan perubahan yang positif
  4. Membuat daftar kebaikan pasangan sebagai sarana untuk bersyukur. Dengan demikian kita bisa berpikir lebih positif dan lebih tergerak untuk membahagiakan pasangan.
  5. Sadari bahwa tidak ada pasangan yang lepas dari andil atas memburuknya hubungan pernikahan. Tulis daftar perubahan positif yang ingin kita capai pada pasangan dan minta pasangan untuk melihat progres kita. Dengan begitu pasangan akan tergugah melihat usaha kita, mempertahankan kita, dan melakukan hal yang sama.
  6. Luangkan waktu bersama teman atau keluarga. Hanya karena Anda kesepian dalam pernikahan, bukan berarti Anda akan merasakan hal yang sama saat berada di antara teman dan orang-orang yang Anda cintai. Jika kebersamaan dengan teman, keluarga, dan kerabat membantu meringankan perasaan kesepian Anda, maka buatlah rencana untuk melakukan sesuatu bersama mereka.
  7. Tetap aktif. Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal baik seperti menjadi sukarelawan. Anda juga bisa bergabung di komunitas yang berkaitan dengan hobi dan pelayanan. Semua ini merupakan cara untuk menggunakan energi Anda buat hal-hal positif dan bikin Anda senang.
  8. Apabila masalah pernikahan dirasa terlalu rumit, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan psikolog dan atau konselor pernikahan. Jangan mencari dukungan dari orang-orang yang subjektif dan tidak netral, misalnya orang tua kita, teman, apalagi lawan jenis yang berpotensi menyebabkan perselingkuhan.

Cover: RDNE Stock project on Pexels

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan