banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

11 Hal yang Tidak Disukai Saat Kumpul Lebaran, Nomor Tiga Bikin Males

author

Sisca Christina09 Apr 2024

11 Hal yang Tidak Disukai Saat Kumpul Lebaran, Nomor Tiga Bikin Males

Dari serunya acara silaturahmi kumpul Lebaran, ternyata ada hal-hal yang nggak menyenangkan juga, lho. Nomor satu paling umum, nomor tujuh suka nggak disadari.

Hari raya Lebaran selalu jadi momen yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Salah satunya karena bisa kumpul Lebaran bersama keluarga besar dan kerabat, terutama yang jauh dan jarang bisa berjumpa. Seru, hangat dan menyenangkan.

Namun, buat sebagian orang, kumpul Lebaran bisa jadi momen yang menguras energi. Membayangkan saudara bertanya ini dan itu, berbasa-basi kurang penting atau terpaksa jumpa dengan sanak yang nggak disukai bisa bikin tegang, cemas dan nggak nyaman.

Setelah kami tanyakan ke komunitas, ternyata, cukup banyak hal yang nggak disukai dari kumpul Lebaran. Setidaknya, ini 10 hal yang sudah kami rangkum.

Baca juga: 5 Resep Opor yang Mudah dan Anti Gagal Untuk Lebaran!

10 Hal yang Tidak Disukai Saat Kumpul Lebaran

1. Banyak pertanyaan sensitif

Pertanyanaan sensitif, basa-basi nggak penting, dan terlalu personal adalah salah satu hal paling umum yang nggak disukai banyak orang saat kumpul Lebaran. Mau nikah, mau lajang, mau ibu bekerja, ibu rumah tangga, ibu anak satu, ibu anak banyak, ada aja celah buat orang lain menanyakan hal yang membuat kita nggak nyaman. Ini, nih, beberapa pertanyaan sensitif yang sering dilontarkan orang saat kumpul Lebaran:

  • Kapan menikah?
  • Kapan lulus?
  • Kapan nambah anak?
  • Belum hamil juga? Udah coba posisi berhubungan ini, vitamin itu, periksa ke dokter anu?
  • Si adek belum lancar ngomong juga? Padahal udah 3 tahun, ya.

Kok, nggak bosan-bosan ya bertanya hal yang sama setiap tahun? Kalau mommies menerima pertanyaan seperti itu, boleh banget lho nggak dijawab. Stay cool aja, jawab dengan senyuman maut. Kita nggak harus menjelaskan apapun kepada orang lain tentang kehidupan pribadi kita kalau nggak nyaman. Namun catat, mommies jangan jadi orang yang menanyakan hal tersebut ke orang lain juga, ya!

2. Body Shaming

  • “Kok kurusan, diet, ya? Jangan terlalu kurus, ah, bagusan badan yang kemarin.”
  • “Astaga, kamu kok gendutan banget? Stress, ya?”
  • “Kok kucel banget mukanya, nggak seger, kecapean, ya?”

Pada akhirnya, ada saja kekurangan kita yang bakal tampak jelas di mata orang lain. Namun, kalau kita merasa penuh dan puas dengan diri kita, tak perlu pusing lagi dengan komentar orang lain tentang fisik kita. Setuju, nggak?

3. Adu kesuksesan

Di sesi kesekian, muncullah topik soal pekerjaan saat kumpul Lebaran. Pada sesi ini, kesuksesan masing-masing mulai dibeberkan. Ada yang sudah menduduki posisi direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Ada juga yang sudah mendirikan perusahaan sendiri, dimutasi ke luar negeri, lanjut S3 dan seterusnya. Sementara kita? Sudah 15 tahun ngendon di tempat kerja yang sekarang dengan posisi nggak puncak-puncak amat. Lalu komentar “Kamu keren, betah banget dan loyal. Good!” terasa seperti sindiran yang menohok.

4. Saudara-saudara yang pengen tahu banget dengan kehidupan kita sekarang

Maya asal Depok sebal setiap kumpul Lebaran ada saudara yang selalu kepo ingin tahu penghasilannya per bulan dengan profesi freelance yang digelutinya. Ada lagi saudara yang pengen tahu banget mengapa kita resign dari kantor, padahal menurut kebanyakan orang posisi dan gaji kita lumayan banget. Terus, kenapa?

5. Capek beres-beres saat para tamu sudah pulang

Duh, ini memang keniscayaan saat kita jadi host untuk acara kumpul Lebaran. Setelah seru-seruan berakhir, rasanya ingin lari dari tugas mencuci piring yang menumpuk, mengepel lantai bekas tumpahan sirup dan susu anak-anak, menyikat kamar mandi yang amboi joroknya.

Baca juga: 7 Tempat Makan Enak di Jalur Mudik Pantura 2024 yang Murah Meriah

6. Ajang pamer

Bagi Putri, ibu dua anak, nggak jarang kumpul Lebaran dijadikan sebagai ajang untuk pamer. Flexing bahasa sekarangnya. Entah membeberkan aset-aset yang sudah bertambah setahun belakangan ini, keberhasilan anak masuk sekolah bonafid, koleksi barang bermerek yang kian lengkap, daftar negara yang sudah dikunjungi, dan seterusnya. Buat yang kehidupannya masih gitu-gitu aja, cuma bisa menghela nafas sambil scrolling akun Shopee.

7. Buat orangnya introvert, kumpul Lebaran sangat bisa membuat energi terkuras

Menurut Icha, kumpul berjam-jam dengan banyak orang yang nggak semuanya akrab, harus banyak senyum, ngobrolin topik yang nggak diminati, berbasa-basi, bisa jadi tekanan yang menyiksa bagi sebagian orang introvert. Rasanya ingin cepat berakhir!

8. Makan santan terus

Di hari pertama Lebaran, opor, rendang dan kawan-kawannya memang sangat menggugah selera. Namun di hari kedua, rasanya mulai bosan, eneg, kemudian mencari mie instan favorit.

9. Tamu anak-anak yang tidak tahu tata krama

Rianti, warga Bekasi, merasa nggak nyaman setiap kumpul Lebaran kedatangan tamu anak-anak yang dianggapnya tidak tahu tata krama. Misalnya, “Ada seorang anak yang berani buka kulkas, teriak-teriak, lari-lari ke seluruh rumah, dan ortunya diam aja. Males, kan?”

Ini reminder buat mommies dan daddies untuk ngebrief anak-anak dengan aturan berkunjung ke rumah kerabat saat Lebaran. Plus, selalu awasi anak-anak selama berkunjung.

10. Main cubit dan cium anak seenaknya

Karena anak dianggap lucu dan menggemaskan, lalu saudara-saudara merasa sah-sah aja main cium dan cubit anak kita. Tolonglah… sudah lupakah kalian akan etika dan protokol kesehatan semasa pandemi Covid dulu?

11. Diharapin isi angpau Lebaran dengan jumlah besar

Sebagai orang dewasa, sebetulnya kita sudah siap untuk membagi-bagikan angpao Lebaran kepada tamu anak-anak. Namun  belum juga diberikan, sudah diharapkan untuk mengisi yang merah atau biru. “Bikin nggak enak hati, sekalian aja kasih yang coklat.” Hahahahaha.

Walau ada sisi yang nggak enakin, tapi semoga mommies dan keluarga bisa tetap menikmati kumpul Lebaran tahun ini, yaaa.

Baca juga: Ajak Anak ke 10 Playground di Jabodetabek Ini, Libur Lebaran Makin Seru!

Cover: Freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan