Sorry, we couldn't find any article matching ''
7 Masalah yang Sering Muncul saat 10 Tahun Pernikahan
Belum 10 tahun menikah? Ya nggak kenapa-kenapa, baca aja dulu artikel ini buat dipelajari, tentang masalah 10 tahun pernikahan yang siapa tahu akan muncul. Jadi sudah tahu ‘musuh’ yang akan dihadapi dan cara melawannya.
Kata orang tua zaman dulu, masa-masa pernikahan paling sulit itu di lima tahun pertama. Alasannya? Karena masih tahap penyesuaian dan terkaget-kaget dengan hal baru yang kita temukan dalam diri pasangan kita, yang ketika pacaran dulu sukses dia sembunyikan dengan baik.
Selain lima tahun pernikahan, usia sepuluh tahun pernikahan juga punya masalahnya sendiri. Sebab, masa pernikahan punya tingkat kesulitannya sendiri-sendiri.
Menurut beberapa terapis pernikahan, ada 8 masalah pernikahan yang paling sering dialami oleh pasangan dengan usia pernikahan 10 tahun ke atas.
1. Kita adalah roommate, bukan lagi romantic partner
Paham kan kalau misalnya kita dulu punya roommate yang seru dan asyik saking udah merasa kompak dan ngerti banget satu sama lain? Ini yang bisa terjadi dengan kita dan pasangan, berasa kayak teman, bukan pasangan. Makanya, kalau usia pernikahan sudah lama, butuh effort lebih agar romantisme di kamar tidur nggak menguap begitu saja.
Menurut Kurt Smith, seorang terapis pernikahan, “Pasangan yang sudah lama menikah cenderung berubah menjadi partner merawat anak dan keluarga, namun lupa untuk tetap menjadi partners in love.”
BACA JUGA: 5 Perubahan yang Bisa Terjadi pada Suami di Usia 30-an dan 40-an
2. Merasa bosan dengan rutinitas hidup bersama
Rasa bosan karena rutinitas hidup bersama dengan pasangan perlahan akan semakin terasa, apalagi kalau sudah punya anak. Soalnya hidup memang berkisar antara diri sendiri, anak, dan pekerjaan. Bisa saja lupa bagaimana kita dan pasangan.
Di usia pernikahan 10 tahun ke atas memang harus ada usaha. Jangan take it for granted. Kuncinya, cari ide untuk melakukan aktivitas yang berbeda. Nggak perlu mahal atau terlalu ekstrem.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Mulai dari membahas topik yang selama ini seringnya dianggap tabu, seperti fantasi seks, bagaimana ketika kalian beranjak tua, seputar ipar dan mertua. If you feel like your normal routine is getting, well, too routine, the solution is easy: Shake things up.
3. Gairah seks LUNTUR
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kedahsyatan urusan ranjang pasca menikah. Beberapa di antaranya punya anak, isu kesehatan, stres, emosi, tekanan pekerjaan, kurang tidur, dan sebagainya.
Awalnya hanya berniat ‘off‘ sebentar, tapi lama-lama si urusan ranjang malah kalah oleh segalanya. Kalau semisalnya malu mendatangi sex therapist untuk mendapatkan saran, ada beberapa hal yang bisa dicoba.
Cobalah untuk bahas yang menjadi masalah seks kalian, pergi tidur di jam yang sama dengan pasangan, biasakan lakukan sentuhan-sentuhan di tempat tidur walaupun tidak harus berakhir dengan kegiatan bercinta. Bisa itu pelukan, ciuman, dan hal serupa lainnya. Jangan malah pura-pura tidur ketika dicolek sama pasangan, ya.
4. Berandai-andai memiliki jalan hidup yang berbeda
Namanya juga menikah, prioritas pasti berubah haluan. Karena ada pasangan dan juga anak-anak. Prioritas apa pun itu, bisa pekerjaan, pendidikan, kegiatan sosial, traveling atau lainnya. Karena saat itu, prioritas kita adalah membangun keluarga yang harmonis dengan relasi antar anggota keluarga yang sehat.
Nah, saat tujuan itu sudah mulai tercapai di usia pernikahan 10 tahun, mulai deh kita mengingat kembali segala macam impian kita dulu yang ‘terhempas’ begitu saja. Kemudian berandai-andai, kalau dulu kita tetap menjalankan impian kita. Lantas, mulai menyalahkan. Jika impian itu masih menggebu-gebu, coba diskusikan lagi dengan pasangan, apa memungkinkan buat dijalani sekarang?
5. Tingkat toleransi kepada pasangan yang semakin rendah??
Di awal pernikahan, kayaknya apa pun kesalahan pasangan masih bisa kita mengerti. Kita masih bisa menegur pasangan dengan penuh senyum dan intonasi suara yang adem. Namun bertahun-tahun kemudian, kok kayak urat sabar kita hilang ditelan bumi ya? Sedih aja, saat usia pernikahan bertambah, kesabaran malah berkurang.
Ingat, bahwa kita dengan pasangan itu adalah satu tim, bukan berada di tim yang berlawanan. Kalau menurut terapis pernikahan, mohon diingat, bahwa pasangan kita juga pasti mencoba melakukan yang terbaik, dan bahwa kita pasti juga memiliki banyak kekurangan.
6. Kita lupa caranya bersenang-senang
Jangan karena kita sudah tua dan menjadi orang tua, lantas kita menjalani hidup terlalu serius. Nope. Semua orang butuh bersenang-senang. We lose our child-like sense of wonder and goofy senses of humor.
Selain diisi oleh makan, nonton, dan jalan bareng, Mommies dan Daddies juga bisa main boardgames bersama. Mulai dari Monopoli, UNO, Ular Tangga sampai Halma, plus yang kalah harus rela mukanya dicoret! Seru, kan?
7. Lupa merayakan apa yang penting bagi kita dan pasangan
Setiap detik pencapaian anak pasti kita rayakan. Setiap keberhasilan dalam karier juga kita rayakan. Pertanyaannya? Bagaimana dengan pencapaian kita dan suami sebagai pasangan? Jangan anggap merayakan hari pernikahan, atau hari pertama kali ketemu, atau hari penting lainnya, itu macam alay,lho! At least kita ingat dan nggak lupa say something sweet ke pasangan. Seperti: “Selamat hari ke 3.650 kita gengges bersama ya yang.”
BACA JUGA: 7 Kalimat Gaslighting dalam Hubungan, Jangan Sampai Terucap!
Setiap tahun pernikahan itu akan selalu ada tantangannya sendiri. Sekarang, tinggal kita mau sekomitmen apa untuk bertahan, dan layak nggak apa yang kita perjuangkan.
Cover: Photo by J carter on Pexels
Share Article
COMMENTS