Marriage with Benefits, Pernikahan Demi Mendapatkan Keuntungan

Sex & Relationship

Fannya Gita Alamanda・03 Jul 2023

detail-thumb

Ada yang pernah dengar ada istilah marriage with benefits? Mungkin masih terdengar asing di telinga ya. Singkatnya, pernikahan demi mendapatkan keuntungan. Untuk detailnya, simak ulasan di bawah ini. 

Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah ikatan antara dua orang, laki-laki dan perempuan yang berkomitmen untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga dan keturunan mereka kelak. 

Kita semua, terutama mereka yang sudah menikah pasti tahu betapa sucinya pernikahan itu. Pada hari seseorang menikah, dia tidak hanya mengucap janji setia di hadapan saksi manusia tetapi yang terutama adalah kepada Tuhan. Janji yang kita ucapkan di hadapan Tuhan membuat janji itu lebih dalam maknanya, sekaligus lebih berat tanggung jawabnya. Janji yang diucapkan di hari pernikahan juga membuat penyatuan dua insan sah di mata Tuhan (agama) dan negara. Hal inilah yang seharusnya membuat pasangan yang telah menikah berupaya menjaga perkawinan mereka. Till death do us part.

Nah, sekarang ini sedang ramai orang membicarakan istilah marriage with benefits. Bukan, ini bukan bicara soal film, novel, atau tema cerita di serial drama Korea. Ini real. Mungkin ada beberapa orang yang nggak percaya pernikahan seperti ini ada di dunia nyata. Dan itu wajar. Sejujurnya, kisah seperti ini memang lebih cocok jadi latar kisah sinetron.

Oke, supaya Mommies nggak cuma bisa komentar “Oh…”, “Wow!”, atau “Kok Aku nggak tau ya…” waktu ngopi bareng teman-teman arisan, simak hasil rangkuman kami. 

BACA JUGA: Fakta tentang Efective Listening yang Bisa Bantu Cegah Pertengkaran Rumah Tangga

Apa itu Marriage with Benefits

Sejujurnya, Mommies akan kesulitan mencari makna dari istilah ini, bahkan setelah ngubek-ngubek Google alias memang belum ada pengertian secara ‘resmi’ dari marriage with benefits. Namun, bukan berarti tidak ada pasangan suami istri yang mempraktikkan pernikahan model begini. 

Marriage with benefits merupakan praktik yang sebenarnya sudah ada sejak lama, yang umum terjadi di antara laki-laki dan perempuan. Marriage with benefits adalah pernikahan di mana pasangan suami dan istri hanya melepaskan statusnya dari lajang menjadi suami atau istri seseorang, namun dengan beberapa syarat yaitu ada keuntungan-keuntungan yang disepakati oleh kedua belah pihak. Gampangnya, Anda bisa artikan marriage with benefits sebagai pernikahan demi satu atau banyak keuntungan.

Contoh Marriage with Benefits

Contoh marriage with benefits yang dilakukan pria dan wanita adalah seperti:

  • Laki-laki menikahi perempuan sebagai cara instan untuk mengatasi atau sekadar buat menutupi masalah sang istri atau bisa juga sebaliknya.
  • Laki-laki menikahi perempuan demi mendapatkan sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh pasangan yang sebenarnya lebih dia cintai, bisa juga sebaliknya. 
  • Marriage with benefits bisa juga terjadi karena sang pria atau wanita ingin mencari pelarian dengan menikahi seseorang meskipun tanpa cinta. Pihak yang diajak bersepakat setuju karena tahu akan akan mendapatkan keuntungan dari pernikahan itu. 

Dampak buruk dari Marriage with Benefits

Marriage with benefits sulit menjanjikan pernikahan yang langgeng dan harmonis karena tanpa fondasi yang kuat. Ini ibarat membangun rumah di atas pasir. Dampak buruk akan berakibat lebih besar jika suami dan istri punya anak dari hasil pernikahan ini. 

  • Semua pasangan yang menikah selalu bercita-cita memiliki keluarga yang harmonis. Ketika itu terwujud, keharmonisan di dalam keluarga adalah sebuah prestasi yang layak dibanggakan karena ini berarti ada cinta, kesetiaan, integritas, saling support, dan saling menghargai di antara anggota keluarga. Nggak semua rumah tangga bisa begitu lho. 
  • Dampak buruk lainnya adalah besarnya kemungkinan terjadi perselingkuhan di antara pasangan yang menjalani marriage with benefits. Pernikahan yang didasari dengan imbalan keuntungan tentu besar pengaruhnya terhadap perasaan satu sama lain. Mereka merasa tidak punya kewajiban untuk saling setia karena pernikahan mereka terjadi bukan atas dasar saling mencintai melainkan untung rugi. Perselingkuhan menjadi dampak buruk yang tak bisa dihindarkan, karena tak ada ikatan lahir batin di antara suami dan istri.
  • Dampak buruk berikutnya adalah karena tidak adanya cinta, tidak ada pula cemburu, keinginan untuk memelihara hubungan, dan rasa saling peduli yang tulus. Pasangan yang menjalankan marriage with benefits merasa tidak ada perlunya meluangkan waktu untuk saling mengenal toh pernikahan mereka memang dipaksakan terjadi. Marriage with benefits hanya mementingkan keuntungan pribadi sebagai tujuan pernikahan. 

BACA JUGA: Tergoda Berselingkuh? Pikirkan 7 Hal Ini Sebelum Keluarga Hancur Berantakan

Pasangan yang melakukan marriage with benefits sebenarnya bisa dianggap telah mengabaikan dan melanggar kesucian pernikahan. 

Dengan modal iming-iming bakal mendapatkan keuntungan, kita mulai bisa melihat betapa perkawinan ini cenderung dipaksakan dan lemah karena tidak punya dasar yang kuat. Tidak ada cinta yang tulus, tidak ada komitmen yang besar, dan sulit mengharapkan kesetiaan dari kedua belah pihak karena semua berdasarkan keuntungan semata. Pernikahan seperti ini hanya bertahan selama keduanya tahu masih bisa mengharapkan keuntungan.  

Cover: Photo by Trung Nguyen on Pexels