Apa saja alasan salah untuk bertahan di dalam pernikahan yang tidak bahagia? Ini jawabannya.
Tidak semua orang bisa dengan mudah mengambil keputusan untuk bercerai bahkan ketika ia tahu pernikahannya tidak bahagia. Terjebak dalam lingkaran keragu-raguan: “Haruskah saya bercerai?” “Bisa nggak ya pura-pura bahagia aja?’ atau “Sanggupkah nanti saya hidup tanpa suami/ istri saya?”
Mengapa seseorang begitu sulit meninggalkan pernikahannya bahkan ketika ia tahu dirinya tidak bahagia dan menderita, selama bertahun-tahun?
Ada beberapa alasan mengapa ada banyak orang yang menjalani pernikahan tak bahagia bergumul dengan keputusan untuk berpisah atau bertahan.
Baca juga: 9 Tanda Awal Pernikahan yang Akan Berakhir dengan Perceraian
“Iya sih dia sering bersikap kasar tapi pada akhirnya dia akan minta maaf dan kasih saya banyak hadiah.”
“Nggak apa-apa dia punya banyak pacar di luar sana, yang penting dia tetap pulang ke rumah dan bertanggung jawab sebagai ayah dan kepala keluarga.”
Anda merasa nyaman dengan hal-hal yang telanjur familier, meski sesungguhnya sangat bermasalah. Meski berulang kali diselingkuhi atau menjadi korban KDRT, Anda yakin itu terjadi akibat kesalahan Anda dan Anda layak menerima perlakuan itu.
Terlalu banyak orang bertahan dalam pernikahan penuh penderitaan dan bahkan membahayakan demi anak, percaya bahwa keluarga yang lengkap pasti dapat menyelamatkan perkawinan. Namun, ini adalah salah satu kesalahpahaman terbesar yang dilakukan orang tua. Anak-anak memahami jauh lebih banyak daripada yang Anda yakini, salah satunya, mereka lebih suka hidup dengan 2 orang tua bahagia yang terpisah daripada 1 pasangan seatap namun selalu saling menyakiti.
Alih-alih menunjukkan kepada anak-anak seperti apa pernikahan yang tidak bahagia itu, tunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka bisa tetap bahagia meski orang tuanya berpisah. Dan membahagiakan anak dalam berbagai kondisi adalah tanggung jawab kedua orang tua.
Ini adalah keputusan yang diambil dengan penuh pertimbangan. Jika Anda merasa harus bertahan, ingatkan diri Anda bahwa Anda selalu punya pilihan. Jika Anda memilih untuk tetap mempertahankan pernikahan, cobalah melakukan apa pun yang Anda bisa untuk memperbaiki keadaan atau menerima bahwa ini adalah pernikahan yang telah Anda pilih dan Anda ingin bertanggung jawab, mengerahkan upaya untuk mempertahankannya.
Jika memutuskan untuk berpisah, pastikan keputusan itu tidak diambil dengan terburu-buru. Pertimbangkan matang-matang semua risiko yang harus dihadapi dan dijalani, lalu persiapkan diri sebaik mungkin. Selalu pertimbangkan mediasi, tapi jika itu juga tidak berhasil, Anda berdua harus berjuang untuk melakukan percerain yang damai dan sehat demi kebaikan anak-anak.
Cover: UnSplash