Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sebelum Menuduh Pasangan, Samakan Dulu Persepsi Selingkuh!
Selingkuh itu yang seperti apa sih? Pernah nggak membicarakan persepsi selingkuh dengan pasangan?
Walau disatukan dalam ikatan tali pernikahan, hidup bersama bertahun-tahun, hingga memiliki anak lebih dari satu, yang namanya suami dan istri tetap saja isi kepalanya berbeda, ya. Untuk itu dalam memandang sebuah masalah, sangat mungkin beda persepsi. Namanya juga dua individu yang berbeda, betul, nggak?
Dalam hal pendidikan anak, liburan keluarga, hingga pilihan asuransi, pasti melalui proses diskusi dulu, bahkan mungkin perdebatan hanya karena ada persepsi yang berbeda. Termasuk persepsi selingkuh. Beugh, ngomongin selingkuh lagi, nih, kita? Ya, emang perselingkuhan ini walau jadi momok buat semua pasangan suami istri, tapi selalu menarik untuk dibahas.
Samakan persepsi selingkuh
Buat sebagian orang, sekadar ngobrol dengan lawan jenis, pulang bareng setiap hari, dan rutin bertukar pesan melalui pesan singkat bukanlah sebuah perselingkuhan. Wong sekadar ngobrol, kok, nggak ada, tuh, melibatkan aktivitas fisik.
Tapi buat sebagian lagi, kalau hati sudah terbagi walau secara emosional, hitungannya sudah mendua. Nah, supaya nggak asal tuduh, lalu bikin pasangan sakit hati, ada baiknya antara mommies dan pasangan menyamakan dulu persepsi selingkuh. Sampai mana batasan yang bisa ditolerir dalam berhubungan dengan lawan jenis, karena tak bisa dipungkiri, lingkungan kerja, atau hobi, kita banyak bergaul dengan berbagai jenis manusia, kan?
Kenali jenis perselingkuhan
Kalau menurut Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi., Psikolog selingkuh itu dibagi dalam 3 kategori.
Diskusikan sejak awal
Nggak pernah ada kata terlambat. Sudah terlanjur menikah 5 tahun dan belum pernah membahas soal persepsi selingkuh? Cus, setelah baca artikel ini, ajak pasangan untuk diskusi. Tentunya dalam suasana yang nyaman, ya. Bagaimana pun batasan-batasan ini sudah harus ditentukan, kalau nggak dari awal, ya, dari sekarang, deh. Dengan membatasi diri sedari dini, masing-masing pasangan akan bisa mengendalikan sikap dan juga perasaan. Dan nggak akan membuka celah sekecil apa pun demi menyambut orang ketiga masuk ke dalam rumah tangga kita.
Baca juga:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS