Benaaarrr hahahaha. Ada yang merasakan hal serupa?
Saya menikah di usia 25 tahun kurang satu bulan. Waktu itu pengennya sih nikah di umur 22. Kalau dipikir-pikir astaga tau apa soal pernikahan sampai berani-beraninya pengen nikah di umur 22.
Apa saya menyesal menikah di umur segitu? Sedikit lol.
Karena di umur 25, karier sedang struggling, menikah dan jadi double income sih rasanya kaya raya, ehhhh langsung punya anak baru deh berasa. Kenapa nggak nikah di umur 30 tahun aja ya?
Saya melihat teman-teman saya yang menikah di umur 30 tahun itu jadinya lebih settle secara finansial. Punya waktu menabung dulu, punya waktu meniti karier dulu, jadi punya anak di umur yang siap lahir batin.
Untuk yang tidak terlalu ambisius mungkin nggak menakutkan, tapi bagi yang punya cita-cita dan impian seputar karier, menikah dan punya anak pasti ada masa-masa pause di mana kita mau tidak mau harus berhenti.
(Baca: Ikut Tantangan Pernikahan Dalam 7 Hari Ini, Yuk!)
Masa-masa berhenti ini yang jadi penyesalan karena jadi mempertanyakan: Kalau tidak berhenti, saya sudah di mana ya?
Saya sih sudah lewat masa menyesal, pause, mempertanyakan, dan kini sudah dalam fase berdamai lagi. Itu baru urusan finansial dan karier.
Apalagi yang sulit dan menakutkan dalam pernikahan?
Ketika segala hal harus didiskusikan berdua. Yesss, saya dan suami berkomitmen untuk mendiskusikan hampir semua hal berdua untuk keputusan-keputusan rumah tangga dan anak. Diskusi, bukan mengikuti keinginan satu pihak.
Diskusi bisa berjalan lancar tanpa hambatan, bisa juga susaahhh banget cari suara sepakatnya. Tapi namanya komitmen ya, gimana lagi selain dijalani. Selalu berusaha diskusi dengan kepala dingin dan fokus bahwa ini memang harus didiskusikan. Karena sesungguhnya menghindar kan jalan yang lebih gampang ahahahaha.
(Baca: Mindset Wajib dalam Pernikahan: Sebagai Suami Istri, Kita Adalah Satu Tim!)
Tapi takut kebiasaan. Sekali menghindar jadi menghindar seterusnya dan akhirnya jadi tidak diskusi sama sekali. Nggak mau juga begitu kan.
Jadi apakah menikah sulit? Jelas, lebih gampang sendirian kok beneran deh. Apa menikah menakutkan? Lumayan, banyak hal yang tidak terduga dan mengubah hidup.
Apa lantas kalau mengulang waktu saya jadi tidak ingin menikah? Tidak juga.
Saya tipe yang tidak bisa sendirian, si ekstrovert yang perlu bicara dan mendengar. Yang perlu diskusi soal hal remeh dan menertawakan hidup sendiri (serta hidup orang lain ahahaha). Saya tipe orang yang butuh partner untuk itu.
Kalau kamu tidak, ya tidak apa-apa. Menikah bukan untuk semua orang seperti juga hidup sendiri bukan untuk semua orang. Semuanya pilihan, pilih yang terbaik dan paling masuk akal untuk akalmu. :)