Ramai Isu Perceraian Deddy Corbuzier–Sabrina, Ini Tips Menjaga Hubungan bagi Pasangan Dominan

Deddy Corbuzier ungkap dirinya dan Sabrina sama-sama dominan. Buat pasangan dengan sifat sama-sama dominan lainnya, ini tips menjaga keharmonisan rumah tangga langsung dari pakar.

Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa sedang diterpa isu cerai belakangan ini. Rumor hangat tersebut muncul setelah netizen menyadari tanda-tandanya melalui media sosial sang istri. Diketahui, Sabrina menghapus keterangan “Mrs Corbuzier” di bio Instagram pribadinya. Tak hanya itu, ia juga menghapus beberapa foto kebersamaan dirinya dan sang suami.

Usai 9 tahun pacaran, Deddy dan Sabrina menikah pada Juni 2022. Rumah tangga pasangan ini kerap menjadi perbincangan hangat karena dianggap langgeng dan harmonis meski terpaut jarak usia 16 tahun. Oleh karena itu, isu perceraian ini membuat penggemar bertanya-tanya.

Foto: Instagram/sabrinachairunnisa

BACA JUGA: 10 Sifat Istri Zodiak Taurus, Keras Kepala tapi Loyal pada Pasangan

Deddy Corbuzier Ungkap Dinamika Hubungannya dengan Sabrina Chairunnisa

Beberapa bulan lalu, Deddy Corbuzier mengungkap dinamika rumah tangganya dengan Sabrina Chairunnisa. Ia menyebutkan bahwa dirinya dan sang istri sama-sama punya sifat dominan sehingga ketika berdebat keduanya sama-sama keras. Hal itu ia ceritakan dalam kanal YouTube Rian Ibram pada Senin (3/3/2025).

“Gue itu alfa, dia itu juga alfa. Jadi, kalau ribut bisa keras dua-duanya. Sampai akhirnya kita punya aturan kalau ribut, kalau gue udah bilang diam, diam. Supaya nggak lanjut, mendingan nanti. Ributnya paling sehari,” ujar Deddy.

Dikutip dari laman Our Mental Health,  seseorang dengan sifat alfa memang cenderung dominan, percaya diri, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Ketika dihadapi tantangan, orang-orang dengan sifat ini tidak mudah menyerah dan fokus pada tujuan. Namun, ada kalanya mereka juga bisa keras kepala dan cenderung mendominasi.

Dengan dinamika tersebut, Deddy menjelaskan bahwa dirinya belajar untuk lebih bisa memahami. Setiap berdebat dan menemukan ketidakcocokan di suatu hal, pasangan ini berusaha menemukan jalur tengah.

Menurut Deddy, perbedaan bukan suatu hal yang menghalangi kebahagiaan. Penting untuk berkompromi dengan perbedaan pasangan sehingga tercipta keseimbangan, saling menghargai, dan hubungan tetap harmonis.

Dalam unggahan terbarunya pada Rabu (2/10), Deddy Corbuzier pun secara tidak langsung membantah isu keretakan rumah tangganya. Deddy membagikan video dirinya bersama anjing kesayangannya dan menyambut Sabrina yang baru saja pulang. Hubungan keduanya pun terlihat baik-baik saja.

Ketika Pasangan Sama-Sama Dominan, Bagaimana Tips Menjaga Rumah Tangga yang Harmonis dan Langgeng?

Foto: Freepik

Ketika pasangan terdiri dari dua orang yang sama-sama keras dan dominan, apakah mereka bisa menjaga dan membangun rumah tangga yang langgeng dan harmonis? Tentu bisa. Menurut Nadya Pramesrani, M.Psi., Psikolog., Psikolog Klinis Dewasa dan Co-Founder Rumah Dandelion, dinamika pasangan yang sama-sama keras penting untuk memahami dan bersedia menerima kemauan pasangan lainnya. Tujuan yang sama membantu mengarahkan mereka untuk mencari keseimbangan.

“Selama disadari memiliki tujuan yang sama, biasanya pasangan bisa lebih terbuka untuk melihat dari sudut pandang lain atau mencoba cara yang diajukan oleh pasangannya. Tapi kalau fokus pada “cara”, di sini biasanya ego yang bermain, dan mindset-nya secara tidak disadari jadi seperti menang kalah,” jelas Psikolog Nadya.

Oleh karena itu, Psikolog Nadya menambahkan bahwa dalam berpasangan yang dibutuhkan adalah kemauan atau kesediaan untuk menerima pengaruh orang lain. Jadi, opsi tidak terbatas pada preferensi sendiri tetapi juga terbuka pada preferensi atau kebiasaan pasangan.

Berikut tips menjaga rumah tangga langgeng ketika pasangan sama-sama punya sifat keras dan dominan menurut Psikolog Nadya:

1. Belajarlah untuk tidak terburu-buru mengatakan “tidak”. Dengarkan terlebih dahulu pendapat pasangan.
2. Tinjau kembali pendapat atau arahan pasangan, apakah cara tersebut masih sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai bersama.
3. Jika ternyata tetap menuju tujuan yang sama, tapi hanya berbeda cara, pertimbangkan kembali apakah metode pasangan berisiko atau merugikan. Jika tidak ada risiko dan hanya terasa “tidak biasa” saja, di sinilah kematangan emosional berperan—bahwa hubungan bukan soal melawan pasangan, melainkan bekerja sama.
4. Apabila ternyata arahan pasangan mengarah pada tujuan yang berbeda, maka bicarakan kembali bersama: sebenarnya hasil atau output apa yang ingin dicapai? Sepakati dulu tujuannya agar selaras.
5. Kenali hal-hal yang membuat merasa tidak nyaman ketika harus mencoba sesuatu di luar kebiasaan. Sampaikan pada pasangan: “Aku mau coba cara kamu, tapi mungkin dalam prosesnya aku akan merasa ragu atau tidak nyaman karena ini hal baru buatku. Tolong bantu aku agar lebih nyaman dengan (sebutkan bentuk dukungan yang kamu butuhkan).”

Peran dan Tanggung Jawab Suami dan Istri dalam Rumah Tangga

Foto: Freepik

Mengikuti isu perceraian Deddy dan Sabrina, netizen juga membahas bagaimana batasan peran dan tanggung jawab suami dan istri dalam rumah tangga. Ada yang menyebut bahwa Sabrina terlalu bebas, ada pula yang menyebut bahwa Deddy tidak memenuhi perannya sebagai suami untuk menafkahi istri.

Bertanya kepada Psikolog Nadya, perihal peran dan tanggung jawab dikembalikan lagi kepada diskusi dan kesepakatan setiap pasangan.

“Kalau di pernikahan konvensional, sih, biasanya suami sebagai provider secara finansial dan istri sebagai pengurus anak dan rumah, ya. Tapi dalam pernikahan modern sekarang mungkin sudah tidak terlalu bisa diterapkan dikotomi kaku seperti tersebut,” ucap Psikolog Nadya. Oleh karena itu, setiap pasangan bisa menyusun aturan main sendiri sesuai kebutuhan dan kondisi, sehingga tidak ada peran yang kaku.

Salah satu hal penting yang perlu dibicarakan sejak awal adalah ranah pengambilan keputusan. Misalnya, hal-hal apa saja yang perlu diputuskan dari diskusi bersama, hal apa yang istri ikut suami, hal apa yang suami ikut istri, dan apa saja aturan-aturan pengambilan keputusan (contohnya, keputusan yang perlu diambil saat konflik antara kebutuhan diri dan keluarga inti, yang diutamakan adalah keluarga inti).

Selain pengambilan keputusan, Psikolog Nadya juga menjelaskan bahwa penting untuk mendiskusikan aspek lain terkait sumber penghasilan dan pengelolaan finansial, tanggung jawab dalam mengurus rumah serta keluarga, kesepakatan terkait karier dan kebutuhan profesional, hingga terkait menjadi pasangan untuk satu sama lain.

“Contoh tanggung jawab sebagai pasangan untuk satu sama lain: mengutamakan dan meluangkan waktu untuk tetap ada waktu berdua, untuk saling terbuka dan bagaimana cara menyampaikan keluhan yg dipunya terhadap satu sama lain dengan sehat,” jelas Psikolog Nadya.

Mengenai peran dan tanggung jawab suami dan istri dalam rumah tangga sebenarnya aspeknya luas sekali dan butuh mendetail. Oleh sebab itu, Psikolog Nadya menekankan bahwa penting sekali sebelum menikah agar calon suami dan istri memulai diskusi perihal tersebut.

“Ketika sudah menikah pun perlu dilakukan evaluasi berkala, pengaturan yang sebelumnya disepakati masih sesuai nggak dengan situasi saat itu, aspek-aspek apa saja yang perlu disesuaikan ulang.” pungkas Psikolog Nadya.

Jadi, untuk Mommies Daddies yang juga punya sifat sama-sama dominan, tips dari psikolog Nadya di atas bisa jadi masukan agar hubungan rumah tangga tetap harmonis.

BACA JUGA: Wajib Dicatat, Ini 7 Penyebab Anak Keras Kepala dan Cara Orang Tua Mengatasinya

Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo

Cover: Instagram/mastercorbuzier