Sorry, we couldn't find any article matching ''

7 Artis Terapkan Co-Parenting yang Kompak, Ada Acha Septriasa hingga Desta
Bercerai bukan berarti urusan mengasuh anak selesai. Fenomena artis bercerai buktikan mereka mampu lakukan co-parenting. Cek juga manfaatnya, yuk!
Seperti yang banyak diketahui, fenomena artis bercerai kini semakin banyak beritanya. Beberapa ada yang dianggap maklum, sementara sebagian lainnya menimbulkan pertanyaan karena hubungannya nampak baik-baik saja. Ketika pasangan bercerai dan meninggalkan seorang atau lebih anak, ada beberapa yang saling memperebutkan hak asuh, tetapi banyak juga yang menerapkan co-parenting.
BACA JUGA: Selain Selingkuh, Ternyata Ini 10 Penyebab Utama Perceraian!
Apa Itu Co-Parenting?
Mengutip Cambridge Dictionary dan BetterHelp, co-parenting adalah kolaborasi kerja sama dan tanggung jawab dalam membesarkan anak bersama, seringkali terjadi pada pasangan yang tidak lagi tinggal bersama, bercerai, atau salah satu orang tuanya tidak memiliki hubungan darah dengan sang anak.
Dalam co-parenting, orang tua lanjut bekerja sama memastikan anak tumbuh dan berkembang semestinya meski sudah berpisah. Hal ini termasuk menjamin anak mereka punya waktu yang seimbang dengan ayah dan ibu, atau kedua orang tua punya hak yang sama dalam mengambil keputusan terkait anaknya. Umumnya, co-parenting berguna untuk membuat hubungan anak dan orang tua tetap baik dan kuat pascacerai.
Foto: Josh Willink/Pexels
Manfaat Co-Parenting
Co-parenting melibatkan kooperasi dan dukungan yang seimbang di antara kedua orang tua. Beberapa ada yang menerapkan co-parenting suportif yang mencakup dukungan optimal, komunikasi efektif, dan bakti bersama. Sebaliknya, co-parenting tidak suportif biasanya ditandai dengan konflik antara orang tua mengenai masalah pengasuhan anak dan upaya meremehkan satu sama lain dalam mengasuh anak.
Nah, Mommies dan Daddies perlu tahu bahwa co-parenting yang suportif memiliki sejumlah manfaat yang sudah terbukti secara ilmiah, beberapa di antaranya meliputi:
1. Meningkatkan kemampuan anak mengatur emosi
Menurut penelitian Pan dkk (2025), co-parenting yang baik membuat anak melihat contoh yang baik pula, seperti komunikasi yang positif, kerja sama, dan dukungan antara kedua orang tua yang sama-sama kuat.
Dengan meniru pola perilaku positif tersebut, anak belajar mengelola perasaan mereka sendiri, misalnya mengendalikan emosi, menenangkan diri saat kecewa, atau mengekspresikan emosi dengan cara yang tepat. Alhasil, anak pun lebih mampu menghadapi stres dan meregulasi emosi tanpa meledak-ledak.
2. Mengurangi fluktuasi emosional negatif pada anak
Kualitas hubungan orang tua yang baik dan suportif mampu memberikan rasa aman secara emosional bagi anak. Misalnya, ketika orang tua tidak saling menyalahkan atau bertengkar di depan anak, tingkat kecemasan anak pun menurun. Hal ini mengurangi perubahan suasana hati yang ekstrem pada anak, seperti mudah marah, sedih berlebihan, atau frustasi tak terkendali.
Foto: Brett Sayles/Pexels
3. Meningkatkan perilaku prososial (empati, membantu, berbagi) anak
Mommies dan Daddies yang kompak memberi teladan perilaku saling membantu, berbagi, dan peduli, dapat meningkatkan perilaku prososial anak dalam membangun hubungan sosial yang sehat dengan lingkungan sekitar. Anak yang tumbuh dengan melihat kekompakan orang tua akan cenderung menginternalisasi nilai-nilai positif, seperti empati, membantu teman, berbagi, atau perhatian pada orang lain.
4. Mengurangi burnout pada orang tua
Selain itu, penelitian Zhang dan Zhao (2024) juga menunjukkan bahwa co-parenting dapat bermanfaat bagi orang tua. Co-parenting yang baik memungkinkan orang tua berbagi tanggung jawab dan dukungan emosional, sehingga beban pengasuhan tidak berat sebelah dan keduanya lebih tenang dalam menjalankan peran sebagai orang tua. Hal ini menurunkan risiko kelelahan emosional dan psikologis yang disebut sebagai parental burnout.
5. Mengurangi kelelahan pengasuhan melalui perilaku anak yang baik
Ketika Mommies dan Daddies saling kompak dan konsisten, maka anak dapat tumbuh dengan perilaku lebih baik. Adanya keterlibatan dan keselarasan antar orang tua membuat anak jadi lebih disiplin dan stabil, sehingga tekanan dan stres pada orang tua pun berkurang.
Deretan Artis yang Terapkan Co-Parenting
Beberapa artis, meski sudah berpisah, tetap menjalankan perannya sebagai orang tua kepada anak-anak mereka. Berikut beberapa artis yang menerapkan co-parenting:
1. Acha Septriasa dan Vicky Kharisma
Foto: Instagram/septriasaacha
Baru-baru ini, unggahan Acha Septriasa dengan tagar co-parenting membuat publik bertanya-tanya. Pun, fakta berkata ia resmi bercerai dengan suaminya, Vicky Kharisma. Pasangan ini memiliki anak semata wayang yang akrab disapa Brie. Melalui unggahannya, tampak keduanya memutuskan untuk co-parenting.
2. Kalina Ocktaranny dan Deddy Corbuzier
Resmi berpisah pada 2013, Deddy Corbuzier dan Kalina Ocktaranny tetap menerapkan co-parenting dalam mendampingi putra mereka, Azka. Keduanya tetap berkomunikasi baik dan sering terlihat bersama dalam momen bareng anak.
3. Gisella Anastasia dan Gading Marten
Foto: Instagram/gisel_la
Keduanya resmi bercerai pada 2019, namun tetap kompak mengasuh putri mereka, Gempita atau akrab disapa Gempi. Meski sudah berpisah, mereka sering hadir dalam berbagai momen penting Gempi, seperti acara sekolah atau liburan bersama.
4. Tamara Bleszynski dan Mike Lewis
Resmi bercerai pada 2012, keduanya tetap menjaga hubungan baik demi kepentingan anak mereka. Banyak momen yang menunjukkan mereka sering tampil bersama dalam momen bareng anak.
5. Marshanda dan Ben Kasyafani
Foto: Instagram/marshanda99
Bercerai sejak 2014, mereka tetap kompak membesarkan putri mereka, Sienna. Marsha (Marshanda), Ben, dan istri Ben yang baru sering bersama-sama mengasuh Sienna dan tampil ceria dalam berbagai kesempatan.
6. Yuni Shara dan Henry Siahaan
Pasangan ini bercerai pada 2008, tapi terus menjaga komunikasi dan keterlibatan dalam mendidik anak-anak mereka yang sekarang sudah dewasa.
7. Natasha Rizky dan Desta
Foto: Instagram/desta80s
Bercerai pada 2023, keduanya masih kompak muncul bersama di acara sekolah dan ulang tahun anak. Keduanya tetap punya kedekatan yang baik demi anak-anak.
BACA JUGA: Silent Divorce, Musuh Tak Terlihat dalam Pernikahan, Tanda-tanda dan Cara Mencegah
Bercerai bukanlah akhir dari kebersamaan dalam membesarkan anak. Meski tak lagi tinggal satu atap, co-parenting dapat menjadi jembatan untuk menjaga kehangatan hubungan dengan mantan pasangan dan anak.
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Elina Fairytale/Pexels
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS