banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

Shibari: Seni Kuno Ikat Tali Jepang yang Bisa Untuk Bercinta

author

Fannya Gita Alamanda22 Jul 2021

Shibari: Seni Kuno Ikat Tali Jepang yang Bisa Untuk Bercinta

Shibari alias seni kuno ikat tali dari Jepang ini punya sejarah panjang dan segudang manfaat terutama untuk bercinta. Feel curious? Let’s dig deeper, Mommies.

Bersama para ahli Shibari dan seniman tali temali, Mommies akan belajar tentang Japanese Rope Bondage, cara melakukannya dengan benar, dan bagaimana bisa menikmati kesenangan bersama pasangan.

Apa Itu Shibari?

Seni kuno ikat tali Jepang yang menurut Marika Leila,  adalah praktik modern yang melibatkan aktivitas mengikat sesorang dengan tali. Seni ini kemudian berkembang menjadi banyak cabang dan praktik yang berbeda. Menjadi cara seseorang mengekspresikan diri sekaligus merawat dirinya dengan melakukan hal-hal yang ia sukai.”

Asal muasal

- Berakar dari Hojojutsu yaitu seni bela diri yang dipraktikan oleh para samurai di Zaman Edo ((1603-1868) untuk menahan, mengangkut, dan bahkan menyiksa tawanan mereka. Llilitan dan simpul diposisikan strategis, membentuk pola yang akan memaksa korban mengikuti perintah si pengikat, atau ia akan tercekik hingga saraf-saraf yang terikat akan tertekan dan menyiksa. Praktik ini kemudian dikaitkan dengan aktivitas seksual yang muncul pertama kali di Jepang pada akhir Zaman Edo.

- Pada awal abad ke-20, teater Kabuki mulai mengadaptasi ke dalam pertunjukan mereka, mengenalkan seni tali temali yang disebut Kinbaku. Teknik Hojojutsu pun didesain ulang agar para aktor dapat bergerak secara aman di atas panggung meski tetap dengan pola simpul yang rumit.

- Menurut Shibari Academy, Shibari mulai menyebar dan menjadi lebih populer ketika mencapai Eropa dan Amerika pada awal 1900-an, mendekati Perang Dunia II.

Shibari dibandingkan Western Rope Bondage

Shibari dan Western Rope Bondage memang memiliki kesamaan tapi juga punya perbedaan seperti gaya permainan tali yang berbeda. Bahan tali yang digunakan pun berbeda. Shibari menggunakan tali yang terbuat dari serat alami seperti rami dan goni, sedangkan tali yang digunakan dalam Western Rope Bondage terbuat dari rami, kapas, atau tali sintetis seperti nilon.

Tetapi perbedaan utamanya ada dua: estetika dan tujuannya. “Western Rope Bondage lebih menititikberatkan pada menahan (menawan), sedangkan Shibari lebih berfokus pada keindahan,”kata Fuoco, seniman dan instruktur.

Western Rope Bondage juga berfokus pada proses mengikat sebagai pemanasan, makanan pembuka, bahkan tujuan akhir yaitu seks. Sementara pada Shibari, setiap ikatan memiliki simbol. Yang mengikat dan diikat menikmati proses, momen, dan pengalaman. Itulah makanan utamanya

Kesalahpahaman tentang seni ini

Mitosnya: hanya soal berhubungan badan

Memang motivasi orang mempelajari Shibari berbeda-beda dan kenikmatan seksual bisa menjadi salah satunya. Tapi Anda bisa lho berlatih bersama teman atau anggota keluarga. Tidak harus dengan pasangan. Dalam Shibari, Anda akan menjalin kedekatan secara emosional terhadap pasangan berlatih (bisa suami, anggota keluarga atau sahabat) karena latihan ini menumbuhkan rasa saling percaya dari kedua pihak. Atau Anda bisa berlatih sendiri sebagai tindakan merawat diri sama seperti ketika Anda melakukan latihan-latihan tertentu dalam Yoga.

Mitosnya: ini mengandung kekerasan

Shibari tidak dimaksudkan untuk menimbulkan rasa sakit yang sangat. Jika ada rasa sakit, itu harusnya memunculkan perasaaan senang, bukan rasa sakit yang tidak tertahankan. Perjelas batasan dan tentukan kata-kata aman agar kedua pihak hanya saling membuat senang, bukan sebaliknya. Di sinilah rasa saling percaya dibutuhkan.

Mitosnya: ini melecehkan

Sebaliknya. Mempelajari Shibari dapat membantu Anda lebih berdaya. “Saya merasa nyaman dengan ketidaknyaman yang saya alami selama diikat. Shibari membuat saya lebih bisa menerima segala hal dalam hidup yang nggak selalu menyenangkan,” cerita Lyra E, seorang mahasiswi yang berlatih di Shibari Study. Latihan ini seharusnya menimbulkan perasaan positif terutama terhadap diri Anda. Jika yang terjadi sebaliknya, mungkin latihan ini memang bukan untuk Anda.

Mitosnya: ini berbahaya.

Latihan Shibari memang ada risikonya tetapi sekali lagi, ini bukan tentang menyakitit, kekuatan dan kekuasaan, atau penghinaan. Sebelum berlatih Shibari, penting bagi seseorang mengevaluasi segala risikonya. Kondisi fisik dan mental seseorang punya pengaruh besar terhadap efek latihan ini terhadap dirinya.

Keuntungan berlatih Shibari

Apa yang Anda dapatkan dari berlatih Shibari tergantung pada niat Anda. Anda bisa memiliki pandangan positif terhadap tubuh Anda, empati, kepekaan, keintiman yang mendalam dengan pasangan termasuk beberapa manfaat di bawah ini:

Fokus: Shibari melatih Anda untuk berfokus bahkan tanpa harus berupaya keras.

Kesadaran: Anda akan menjadi sadar dengan sensasi yang terjadi di seluruh tubuh Anda, mengetahui perbedaan antara rasa sakit yang baik dan rasa sakit yang buruk.

Komunikasi: Shibari melatih Anda berkomunikasi secara mendalam dengan seseorang. Anda mempelajari apa yang disukai dan tidak disukai oleh tubuh Anda dan cara mengomunikasikannya kepada orang lain. Kadang, bahkan tanpa perlu kata-kata.

Terhubung dan terputus: Shibari melatih Anda untuk terhubung dengan tubuh Anda dan pasangan Anda, di saat yang bersamaan memutuskan hubungan dengan hiruk pikuk kehidupan di luar sana. Berlatih seimbang, mampu tetap merasa nyaman dan baik-baik saja, tidak terpengaruh dengan segala hal buruk yang terjadi di sekitar Anda.

BACA JUGA: POSISI BERCINTA SAMBIL BERDIRI YANG MENGGETARKAN

Jika berminat, apa saja hal yang harus Anda perhatikan jika ingin melakukan Shibari? 

Yang harus diketahui sebelum berlatih

1. Cari tahu tentang Shibari termasuk istilah-istilahnya seperti:

• Scene time: waktu yang Anda habiskan untuk bermain dengan keterampilan yang membuat Anda merasa nyaman dan secara aktif mengikat atau diikat.

• Lab time: waktu yang Anda habiskan untuk mempelajari dan mempraktikkan keterampilan pada tingkat atau di atas tingkat keterampilan yang Anda kuasai sebelum mencobanya pada diri sendiri atau orang lain.

• Bottom: orang yang diikat

• Rigger/Top: orang yang mengikat

• Self-tie: seseorang mengikat dirinya sendiri

• Suspension: keahlian tingkat lanjut dalam Shibari, yaitu mengangkat tubuh Anda dari permukaan lantai.

• Floor-play: permainan tali yang dilakukan di lantai

• Single column tie: dasar untuk setiap ikatan lain yang akan Anda pelajari.

• Rope switch: seseorang yang senang berlatih baik sebagai rigger atau bottom.

2. Cari instruktur yang sesuai dengan nilai-nilai Anda

Ketika mencari instruktur atau studio, jangan hanya fokus dengan kompetensinya tapi perhatikan apakah ia juga memiliki nilai-nilai yang sama dengan Anda,. Berikut adalah seniman tali dan instruktur yang bisa Anda lihat: @notcamdamage, @shibari.study. @fuocofet, @miss_true_blue, @kissmedeadlydoll, dan @voxbody.

3. Sabar dengan prosesnya

Anda tidak akan menjadi ahli ikat tali Shibari hanya dalam 2 minggu. And that’s completely okay, Mommies.

4. Berlatih dengan orang yang Anda percaya dan dia percaya Anda

“Memercayai orang dengan siapa Anda berlatih sangatlah penting dan jadi syarat utama. Jangan takut melakukan percakapan yang jujur dan terus terang tentang keinginan, batasan, dan apa yang disetujui dan tidak disetujui dengan pasangan Anda. Persetujuan berlaku dua arah,” jelas Leila.

BACA JUGA: 12 FAKTA TENTANG BDSM

Photo by Charles Deluvio on Unsplash

PAGES:

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan