Sorry, we couldn't find any article matching ''
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/billboard.png)
10 Tanda Pasangan Mengidap Antisocial Personality Disorder dan Dampaknya Terhadap Hubungan
Cari tahu tanda-tanda pasangan memiliki Antisocial Personality Disorder, dampak gangguan kepribadian ini terhadap hubungan, dan cara mengatasinya.
Seperti gangguan kepribadian lainnya, Gangguan Kepribadian Antisosial memiliki spektrum dan tingkat keparahan yang bervariasi. Gangguan kepribadian ini sebetulnya sudah bisa ketahuan saaat masih berpacaran, asalkan kita lebih banyak mengenal orang-orang di sekitar individu dengan Gangguan Kepribadian Antisosial itu. Individu dengan Antisocial Personality Disorder sulit menjaga hubungan romantis yang sehat dan memuaskan.
“Antisocial Personality Disorder (sering disingkat ASPD) atau dalam bahasa Indonesia, Gangguan Kepribadian Antisosial, adalah jenis Gangguan Kepribadian/ Personality Disorder dari 10 jenis personality disorder yang saat ini ada di dalam DSM 5-TR (buku daftar diagnosis kesehatan jiwa). ASPD digolongkan ke dalam cluster B personality disorder bersama dengan Borderline Personality Disorder dan Narcissistic Personality Disorder, yaitu cluster yang berisi individu-individu yang mengalami kesulitan besar untuk mengatur emosi dan perilakunya. Karena merupakan Personality Disorder, diagnosis ini TIDAK bisa ditegakkan pada anak dan remaja, yang dianggap masih memiliki perkembangan dalam kepribadiannya (belum betul-betul terbentuk),” papar Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog, Psikoterapis, Psikolog Klinis Keluarga.
BACA JUGA: Trichotillomania Disorder, Dialami Remaja yang Viral Karena Mengaku Dianiaya Ayahnya
Antisocial Personality Disorder Sering Disalahpahami
Gangguan Kepribadian Antisosial seringkali disalahpahami sebagai psikopat atau sosiopat karena ketiganya sering terlibat dalam tindak kriminal, padahal ketiganya berbeda. Selain itu ada diagnosis lain yang dapat dikira ASPD, padahal sebetulnya bukan, misalnya substance use disorder, impulse control disorder, atau ADHD. Tentu, jika salah diagnosis, penanganan bisa tidak efektif.
Jadi lebih baik tidak memberikan diagnosis ini kepada diri sendiri atau kepada kenalan. Diagnosis perlu dipertimbangkan baik-baik lewat serangkaian pemeriksaan mendalam terhadap individu maupun orang-orang terdekatnya, biasanya tidak didiagnosis dalam satu kali pemeriksaan saja.
10 Tanda Pasangan Memiliki Antisocial Personality Disorder
Ada beberapa tanda pengidap Antisocial Personality Disorder:
- Sangat sering mengabaikan atau tak peduli terhadap benar atau salah
- Mudah berbohong, terutama jika memiliki kepentingan pribadi
- Tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, tidak menghormati orang lain
- Seringkali memesona, dan menggunakan pesona serta kecerdasannya untuk memanipuasi orang lain
- Cenderung keras kepala
- Mudah bermusuhan dan mengancam orang lain, mudah tersinggung pada orang lain
- Tidak merasa bersalah saat menyakiti/ merugikan orang lain
- Bersikap agresif dan melakukan hal berbahaya tanpa memerhatikan keselamatan diri dan orang lain
- Cenderung tidak bertanggung jawab dalam hal pekerjaan dan keuangan
- Sering melanggar norma hukum, aturan yang berlaku, dan sering melakukan tindakan kriminal.
Biasanya perilaku-perilaku ini sudah mulai muncul sebelum pengidap Antisocial Personality Disorder berusia 15 tahun.
Foto: Freepik
5 Dampak Antisocial Personality Disorder pada Hubungan
Gangguan Kepribadian Antisosial dapat memiliki dampak signifikan pada hubungan romantis karena penderitanya kesulitan dalam menjaga hubungan yang sehat dan memuaskan:
- Karena kesulitan membentuk ikatan emosional, mereka tak bisa berempati dan tak memiliki keterikatan emosional. Mereka tidak peduli terhadap perasaan, kebutuhan, dan keinginan pasangannya, sehingga menciptakan jarak emosional. Alhasil, pasangannya merasa diabaikan, tidak dicintai, atau tidak didukung. Ini memicu ketidakpuasan dan konflik.
- Mereka berbohong dan berselingkuh tanpa rasa bersalah, yang mengikis kepercayaan dalam hubungan. Pasangan bisa merasa dimanfaatkan, dikhianati dan tidak dihargai, menyebabkan frustrasi dan kemarahan.
- Perilaku impulsif seperti penyalahgunaan obat-obatan, perjudian, mencuri, atau melanggar hukum sering ditemukan pada individu dengan Antisocial Personality Disorder. Tindakan ini tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga pasangan mereka. Konsekuensinya bisa berupa masalah hukum atau finansial yang menambah tekanan, perasaan frustrasi, dan perasaan tidak berdaya pasangannya.
- Menunjukkan perilaku agresif atau kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, terhadap pasangannya. Karena merasa berhak untuk mengontrol, mendominasi, mengkritik, dan menyalahkan, ini menciptakan siklus ketakutan, intimidasi, dan kekerasan. Pasangannya bisa merasa tidak aman dan trauma. Meninggalkan dampak emosional dan psikologis yang mendalam.
- Akibat sering menunjukkan dua sisi kepribadian: ramah dan menyenangkan di depan umum, tetapi berubah menjadi pribadi yang mengerikan saat hanya bersama pasangannya. Ini kerap menimbulkan perasaan was-was pada pasangannya.
Cara Menghadapi Pasangan dengan Gangguan Kepribadian Antisosial
Dari penelitian-penelitian, apabila orang yang antisosial memiliki keluarga atau pasangan yang betul-betull mau berjuang bersama dengan dia, mampu menjalin relasi sehat walaupun bermasalah dengan dia, mampu menjadi caregiver yang cerdas dan peduli, maka mereka yang mengidap ASPD ini justru dapat meningkatkan kemampuan untuk berfungsi (lebih bisa berinteraksi secara sehat, berkurang kemudahan tersinggung dan mudah marahnya, lebih bertanggung jawab, dan lain lain).
Mereka juga lebih menyadari apa yang mereka lakukan dan dampaknya kepada orang-orang yang mencintai mereka. Ini nggak mudah, tapi ternyata bisa.
6 hal yang disarankan Psikolog Nina untuk menghadapi pasangan dengan antisocial personality disorder:
- Menjalin hubungan lebih dekat dengan keluarga besar dan sahabat-sahabat agar mendapatkan dukungan dan kasih sayang dari mereka.
- Membuat catatan pribadi tentang hal-hal yang dilakukan oleh pasangan, mencakup kapan dilakukan, melakukan apa, kerugian apa yang terjadi, dan lain lain. Catatan ini perlu dilakukan tersembunyi atau dengan password tertentu yang tidak mudah dibuka oleh orang lain. Catatan bisa berisi hal-hal baik maupun hal-hal buruk yang dilakukan pasangan. Catatan ini nantinya bisa menjadi bahan evaluasi yang lebih obyektif tentang hubungan ini.
- Menyimpan dokumen-dokumen penting seaman mungkin. Jika perlu, kita dapat minta bantuan orang lain untuk menyimpankan dokumen tersebut untuk kita.
- Kenali diri Mommies dan anak-anak Moomies. Hal-hal apa yang Mommies utamakan dan prioritaskan, lalu buat batasan-batasan yang jelas tentang perlakuan apa yang kita dapat terima dan perilaku apa yang menurut Mommies tidak boleh dilakukan orang lain kepada kita.
- Dalam berelasi dengan individu antisosial, kita perlu ingat bahwa seringkali masalahnya bukan tentang diri kita, tetapi si individu antisosial tersebut. Contohnya, ketika individu antisosial mudah marah, bukan karena kita melakukan kesalahan tapi karena si individu antisosial yang bermasalah. Atau jika si individu antisosial melakukan perselingkuhan, ini bukan karena kita kurang melayani dia, melainkan karena si individu antisosial yang tidak bisa berkomitmen.
- Jika perlu, sesekali kita harus berkonsultasi kepada ahli, misalnya konselor, psikolog, psikolog klinis, psikiater. Ini bukan mengonsultasikan pasangan yang individu antisosial, tetapi mengonsultasikan apa yang kita alami.
5 hal yang perlu dilakukan pasangan dari individu antisosial untuk tetap aman secara fisik maupun mental:
- Kenali perubahan emosi individu antisosial, termasuk apa yang memicu perubahan emosi tersebut. Misalnya, si individu antisosial lebih mudah marah jika makanan belum siap, atau jika tidak menemukan pakaian favoritnya. Usahakan tidak memicu perubahan emosi tersebut.
- Kenali pula dampak dari perubahan emosi tersebut. Misalnya ketika individu antisosial marah, ia cenderung membanting barang ke tembok. Maka ketika si individu antisosial marah, pasangan dapat berusaha menjauh dari tembok. Atau jika individu antisosial cenderung marah tak terkendali, pasangan dapat memposisikan dirinya berada di tempat yang mudah keluar dari rumah.
- Ajari anak untuk mengenali perubahan emosi individu antisosial dan cara menyelamatkan diri.
- Miliki tabungan yang tidak diketahui oleh individu antisosial, supaya tetap aman secara finansial. Setidaknya jika ada masalah keuangan, kita masih bisa menyelamatkan diri dengan tabungan yang tak terjangkau oleh si individu antisosial.
5. Pelajari hal-hal yang dapat membuat diri kita merasa aman dan nyaman, dalam kondisi tidak nyaman ini. Contohnya, sore hari duduk sebentar ngopi dan menarik napas dalam dengan tenang beberapa kali. Lakukan self-care yang kita butuhkan.
BACA JUGA: 7 Tanda Self Hoarding Disorder dan Cara Mengatasinya
Cover: Freepik
Share Article
![author](http://image.femaledaily.com/dyn/160/images/user-pics/72acded3acd45e4c8b6ed680854b8ab1yxgdr1661347788498.jpeg)
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
POPULAR ARTICLE
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
COMMENTS