Menikah Dengan Single Parents, Ini Yang Harus Disiapkan!

Sex & Relationship

Mommies Daily・18 Jun 2024

detail-thumb

Memutuskan menikah dengan seorang single parent? Agar masa depan dengannya indah, berikut ada hal yang perlu diperhatikan, terutama menyangkut anak.

Memulai sebuah pernikahan dengan yang sudah pernah menikah, punya anak pula, mau nggak mau, ada “bagasi” yang dibawa. Terutama ketika masing-masing pasangan punya anak. Bahkan saat Anda baru mulai kencan pun, semua dimulai tak hanya berdua saja, tapi beramai-ramai.

Jika memang sudah kadung cinta dan yakin untuk memulai bahtera rumah tangga dengan pasangan single parent, berikut beberapa hal yang perlu disiapkan. 

Pahami posisi di mata anak

Pastikan masing-masing memahami posisi di mata anak. Ketika mereka bukan anak kandung, aturan-aturan mungkin perlu disepakati terlebih dahulu. Memang sedikit tricky, sih, karena kadang-kadang bisa saja kita gemas dengan cara pasangan atau mantannya mendidik anak. Tapi bagaimanapun kita perlu menghormati cara orang lain mendidik anak masing-masing.

Tetapkan aturan

Sebelum atau sesudah menikah, segeralah menetapkan aturan terutama yang menyangkut anak-anak. Contohnya saja, ketika anak tidak mematuhi aturan, siapa yang berhak menegur duluan. Saat anak pasangan kita bermasalah di sekolah, bolehkah kita langsung menasehatinya. 

Hindari kecemburuan

Bagaimanapun anak adalah prioritas. Itu sudah pasti ada di kepala pasangan kita. Sehingga ada baiknya diskusikan bersama, hal-hal yang mungkin bisa menimbulkan kecemburuan anak terhadap pasangan baru ayah atau ibunya. Jangan sampai mereka merasa tersisih karena pernikahan ini. 

Baca juga: Penyebab  Kesepian Dalam Pernikahan dan Cara Mengatasinya

Tentukan batasan

Kita perlu menghargai quality time pasangan dengan anaknya. Apalagi ketika kemudian semua tinggal bersama dalam 1 atap. Berikan mereka kesempatan untuk bercengkerama tanpa perlu Anda ganggu. Nggak perlu sedikit-sedikit mengecek, minta pasangan melapor, atau menyela.

Jadilah pasangan yang memahami anak

Apalagi ketika anak pasangan menginjak masa remaja. Wah, sungguh usia yang rawan dan memang memancing perseteruan. Ketika pasangan kita mungkin akan mengalami burnout menghadapi anak, jadilah pasangan yang menyeimbangkan. Tak perlu membela salah satunya, karena orangtua juga manusia, sudah pasti pernah salah.

Baca juga: Alasan Mengapa Menikah Itu Tak Semudah yang Dibayangkan

Bekerjasama sebagai partner hidup

Sebenarnya ini tak hanya berlaku untuk Anda yang ingin menikahi seorang single parent, bahkan kepada yang tak pernah menikah sekalipun. Betul bila menikah sebaiknya didasari oleh cinta, tapi cinta tak melulu jadi solusi dari setiap permasalahan. Saling bekerjasama mengarungi bahtera rumah tangga adalah yang utama. 

Percaya satu sama lain

Akan ada tantangan yang mungkin tidak dimiliki oleh pasangan lain. Mungkin saja banyak pengorbanan yang lebih besar yang harus dilakukan. Sudah pasti ada kebebasan yang berkurang untuk sementara waktu, bahkan ada  tanggung jawab yang jauh lebih besar. Tetapi Anda dan pasangan harus tetap saling percaya satu sama lain. Karena bagaimanapun saling percaya adalah satu satu pondasi tegaknya rumah tangga. 

Cover photo by Freepik