Semua pernikahan mengalami pasang surut. Namun, tantangan terberat adalah menghadapi pasangan yang suka berpikir negatif. Bagaimana cara menghadapinya?
Ada kalanya, Mommies dan pasangan mengalami hari-hari buruk dan suasana hati yang nggak karuan. That’s life. Namun beda cerita ketika kita memiliki pasangan yang mudah berburuk sangka, gampang marah, curigaan, dan ini sifatnya kronis. Meskipun sudah belajar bersabar, menerima, dan memahami bahwa mungkin ada beberapa alasan terkait kesehatan mental yang membuat pasangan mengadopsi atau menyerap pola pikir negatif, bukan berarti ini boleh diabaikan dan tidak diatasi.
Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog, Psikolog Klinis Keluarga akan membantu Mommies mengetahui penyebab seseorang memiliki pikiran negatif dan tips menghadapinya.
Jika Mommies menjawab ya untuk semua atau sebagian besar pertanyaan berikut, kemungkinan besar Mommies sedang menghadapi tingkat negativitas yang berpotensi membahayakan hubungan pernikahan.
Ciri-ciri lain dari orang negatif adalah selalu pesimis, mengeleuh sepanjang waktu, dan selalu khawatir terhadap hal-hal yang belum terjadi dan yang kebanyakan orang anggap tidak penting.
Pertama, mari kita coba memahami bahwa untuk tahu cara menghadapi pasangan yang negatif, Mommies perlu memahami bahwa mereka mungkin sedang mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecenderungan depresi. Orang-orang yang selalu berpikir negatif seringkali tidak menyadari bahwa energi negatif mereka berdampak dan dapat memengaruhi dan melukai orang-orang di sekitar mereka.
Berada di dekat orang yang negatif juga dapat menyebabkan Mommies merasa tertekan dan depresi. Penelitian bahkan menegaskan bahwa hal-hal negatif itu menular. Menunjukkan hal-hal negatif saat bergaul, bahkan sekadar melalui ekspresi wajah, dapat menularkan vibe negatif kepada orang lain juga.
Ariani menjelaskan, “Ada banyak kemungkinan penyebab mengapa seseorang punya pikiran negatif. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:
BACA JUGA: Suami Tolong Peka, Ini Arti Jawaban Terserah dan Gapapa dari Istri
Di dunia fantasi, mengubah seseorang dengan pikiran negatif mungkin bakal semudah hanya dengan menjentikkan jari. Tapi sayangnya, nggak segampang itu. Mommies mungkin tidak dapat sepenuhnya mengubah pasangan, namun tetap ada cara yang dapat dilakukan untuk membantu pasangan mengatasi sikap negatifnya.
Berikan contoh kepada pasangan dengan berupaya bersikap positif. Contohkan empati dan kebaikan yang Mommies ingin bisa dia tiru. Seiring berjalannya waktu, pasangan Mommies mungkin akan menjadi semakin sulit merespon sikap positif dengan sikap negatif.
Memang lebih gampang merespon sikap negatif pasangan dengan balas bersikap negatif juga. Tapi ini berarti Mommies tidak akan bisa memutus hal-hal buruk yang ingin Mommies hilangkan. Daripada membiarkan suasana hatinya memengaruhi suasana hati, upayakan untuk memaafkan kesalahannya dan tidak menyerah menjadi contoh positif untuk pasangan.
Ketika memiliki pasangan yang negatif, Mommies mungkin sering mendapati diri sendiri berada dalam situasi di mana dia selalu menyalahkan Mommies untuk hal-hal buruk atau situasi kacau yang terjadi. Nggak gampang, tapi cobalah sekuat tenaga untuk tidak terpancing memberikan reaksi yang negatif juga.
Tidak ada gunanya saling berbalas. Mungkin terasa tidak adil jika Mommies disalahkan atas hal-hal yang bahkan di luar kendali, namun Mommies juga yang mengendalikan apa yang Mommies pilih untuk disalahkan. Ketika Mommies merasa bertanggung jawab atas suatu situasi, terimalah. Namun jika itu jelas-jelas bukan kesalahan Mommies, maka tidak boleh menerima saja menjadi kambing hitam atas sikap negatif pasangan.
Jangan biarkan sikap dan pikiran negatif pasangan Mommies mengganggu kesehatan dan kesejahteraan baik fisik dan mental Mommies. Pastikan Mommies merawat diri sendiri dengan baik, termasuk istirahat dan menikmati ‘me time’ yang cukup.
Penting untuk mencari dukungan sosial di luar hubungan dengan pasangan. Meskipun pasangan mungkin bersikap negatif, Mommies dapat memiliki dan membangun hubungan baik dengan orang lain, yang dapat membantu tetap memiliki vibe positif dan optimis.
Mommies perlu menetapkan batasan buat diri Mommies sendiri agar tidak terseret ikut menjadi serba negatif. Bagian penting dalam menerapkan batasan emosional adalah menerima fakta bahwa Mommies bukanlah orang yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah pasangan.
Cara menghadapi pasangan yang sering berpikir negatif adalah mengetahui bahwa ketika seseorang mempunyai pikiran negatif, dia butuh pasangan yang pengertian. Bukan problem solver. Kemungkinan besar, dia hanya ingin Mommies memahami perasaan dan keadaannya.
Salah satu cara paling efektif untuk menghadapi orang yang negatif adalah dengan mendorong mereka mencari bantuan profesional. Psikolog dan psikiater akan bersikap seimbang, rasional, dan profesional sehingga dapat membantu pasangan mengendalikan pikiran negatifnya.
Melakukan terapi bukan hanya keputusan yang tepat untuk pasangan, ini dapat membantu Mommies juga. Pilihan bagus lainnya adalah menjalani terapi pasangan. Dengan cara ini, Mommies dan pasangan akan bersama-sama belajar cara mengatasi hal-hal negatif dan saling memperbaiki diri.
BACA JUGA: Waspada! Kenali 5 Usia Pernikahan Rawan Konflik dan Perceraian Ini!
Cover: azerbaijan_stockers on Freepik