7 Cara Jitu Menghadapi Pasangan yang Sering Berpikir Negatif

Sex & Relationship

Fannya Gita Alamanda・27 Mar 2024

detail-thumb

Semua pernikahan mengalami pasang surut. Namun, tantangan terberat adalah menghadapi pasangan yang suka berpikir negatif. Bagaimana cara menghadapinya?

Ada kalanya, Mommies dan pasangan mengalami hari-hari buruk dan suasana hati yang nggak karuan. That’s life. Namun beda cerita ketika kita memiliki pasangan yang mudah berburuk sangka, gampang marah, curigaan, dan ini sifatnya kronis. Meskipun sudah belajar bersabar, menerima, dan memahami bahwa mungkin ada beberapa alasan terkait kesehatan mental yang membuat pasangan mengadopsi atau menyerap pola pikir negatif, bukan berarti ini boleh diabaikan dan tidak diatasi.

Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psikolog, Psikolog Klinis Keluarga akan membantu Mommies mengetahui penyebab seseorang memiliki pikiran negatif dan tips menghadapinya.

Mengenali Tanda-tanda Seseorang adalah Pribadi yang Negatif

Jika Mommies menjawab ya untuk semua atau sebagian besar pertanyaan berikut, kemungkinan besar Mommies sedang menghadapi tingkat negativitas yang berpotensi membahayakan hubungan pernikahan.

  • Perfeksionis: Apakah Mommies atau pasangan adalah pribadi perfeksionis?
  • Kritis: Apakah salah satu dari Mommies atau pasangan punya sifat kritis terhadap semua orang dalam hidup? Apakah salah satu dari Mommies melihat insiden dan peristiwa selalu dari sudut pandang negatif?
  • Sering menolak: Apakah Mommies, atau pasangan, cepat berkata “tidak”? Apakah jarang mengatakan “ya” terhadap permintaan pasangan atau anak?
  • Moody: Apakah suasana hati sering kali buruk? Apakah pasangan sering kali terlihat sedang dalam suasana hati yang buruk? Apakah salah satu dari Mommies atau pasangan sering memikirkan hal-hal buruk atau mengingat-ingat kenangan menyakitkan?

Ciri-ciri lain dari orang negatif adalah selalu pesimis, mengeleuh sepanjang waktu, dan selalu khawatir terhadap hal-hal yang belum terjadi dan yang kebanyakan orang anggap tidak penting.

pasangan berpikir negatif

Foto: tirachardz on Freepik

Empat Penyebab Seseorang Menjadi Pribadi yang Negatif

Pertama, mari kita coba memahami bahwa untuk tahu cara menghadapi pasangan yang negatif, Mommies perlu memahami bahwa mereka mungkin sedang mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi atau kecenderungan depresi. Orang-orang yang selalu berpikir negatif seringkali tidak menyadari bahwa energi negatif mereka berdampak dan dapat memengaruhi dan melukai orang-orang di sekitar mereka.

Berada di dekat orang yang negatif juga dapat menyebabkan Mommies merasa tertekan dan depresi. Penelitian bahkan menegaskan bahwa hal-hal negatif itu menular. Menunjukkan hal-hal negatif saat bergaul, bahkan sekadar melalui ekspresi wajah, dapat menularkan vibe negatif kepada orang lain juga.

Ariani menjelaskan, “Ada banyak kemungkinan penyebab mengapa seseorang punya pikiran negatif. Di bawah ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Dibesarkan dengan pikiran negatif. Misalnya orang tua terlalu sering menyampaikan hal-hal negatif tentang lingkungan sehingga kita percaya, dan tak punya contoh cara berpikir positif.
  2. Mengalami banyak ketidakberuntungan dalam hidupnya sehingga yakin bahwa hidup ini sangat negati Misalnya tinggal di lingkungan padat dan miskin dengan orangtua yang banyak melakukan kekerasan, ia juga mengalami bullying, dan lain lain.
  3. Dikelilingi orang-orang yang cenderung berpikir negatif sehingga kesulitan keluar dari pola pikir negatif.
  4. Mengalami masalah kesehatan mental atau kesehatan jiwa yang perlu dibantu oleh profesional.

BACA JUGA: Suami Tolong Peka, Ini Arti Jawaban Terserah dan Gapapa dari Istri

Tips Menghadapi Pasangan yang Sering Berpikir Negatif

Di dunia fantasi, mengubah seseorang dengan pikiran negatif mungkin bakal semudah hanya dengan menjentikkan jari. Tapi sayangnya, nggak segampang itu. Mommies mungkin tidak dapat sepenuhnya mengubah pasangan, namun tetap ada cara yang dapat dilakukan untuk membantu pasangan mengatasi sikap negatifnya.

1. Perlihatkan empati dan kebaikan hati

Berikan contoh kepada pasangan dengan berupaya bersikap positif. Contohkan empati dan kebaikan yang Mommies ingin bisa dia tiru. Seiring berjalannya waktu, pasangan Mommies mungkin akan menjadi semakin sulit merespon sikap positif dengan sikap negatif.

2. Memaafkan

Memang lebih gampang merespon sikap negatif pasangan dengan balas bersikap negatif juga. Tapi ini berarti Mommies tidak akan bisa memutus hal-hal buruk yang ingin Mommies hilangkan. Daripada membiarkan suasana hatinya memengaruhi suasana hati, upayakan untuk memaafkan kesalahannya dan tidak menyerah menjadi contoh positif untuk pasangan.

3. Hindari menerima segala bentuk kesalahan ketika Anda tidak bertanggung jawab atas hal itu

Ketika memiliki pasangan yang negatif, Mommies mungkin sering mendapati diri sendiri berada dalam situasi di mana dia selalu menyalahkan Mommies untuk hal-hal buruk atau situasi kacau yang terjadi. Nggak gampang, tapi cobalah sekuat tenaga untuk tidak terpancing memberikan reaksi yang negatif juga.

Tidak ada gunanya saling berbalas. Mungkin terasa tidak adil jika Mommies disalahkan atas hal-hal yang bahkan di luar kendali, namun Mommies juga yang mengendalikan apa yang Mommies pilih untuk disalahkan. Ketika Mommies merasa bertanggung jawab atas suatu situasi, terimalah. Namun jika itu jelas-jelas bukan kesalahan Mommies, maka tidak boleh menerima saja menjadi kambing hitam atas sikap negatif pasangan.

4. Sayangi diri sendiri

Jangan biarkan sikap dan pikiran negatif pasangan Mommies mengganggu kesehatan dan kesejahteraan baik fisik dan mental Mommies. Pastikan Mommies merawat diri sendiri dengan baik, termasuk istirahat dan menikmati ‘me time’ yang cukup.

5. Miliki hubungan yang positif

Penting untuk mencari dukungan sosial di luar hubungan dengan pasangan. Meskipun pasangan mungkin bersikap negatif, Mommies dapat memiliki dan membangun hubungan baik dengan orang lain, yang dapat membantu tetap memiliki vibe positif dan optimis.

6. Akui bahwa Mommies tidak bisa menyelesaikan masalah pasangan

Mommies perlu menetapkan batasan buat diri Mommies sendiri agar tidak terseret ikut menjadi serba negatif. Bagian penting dalam menerapkan batasan emosional adalah menerima fakta bahwa Mommies bukanlah orang yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah pasangan.

Cara menghadapi pasangan yang sering berpikir negatif adalah mengetahui bahwa ketika seseorang mempunyai pikiran negatif, dia butuh pasangan yang pengertian. Bukan problem solver. Kemungkinan besar, dia hanya ingin Mommies memahami perasaan dan keadaannya.

7. Pasangan Mommies mungkin butuh bantuan profesional

Salah satu cara paling efektif untuk menghadapi orang yang negatif adalah dengan mendorong mereka mencari bantuan profesional. Psikolog dan psikiater akan bersikap seimbang, rasional, dan profesional sehingga dapat membantu pasangan mengendalikan pikiran negatifnya.

Melakukan terapi bukan hanya keputusan yang tepat untuk pasangan, ini dapat membantu Mommies juga. Pilihan bagus lainnya adalah menjalani terapi pasangan. Dengan cara ini, Mommies dan pasangan akan bersama-sama belajar cara mengatasi hal-hal negatif dan saling memperbaiki diri.

BACA JUGA: Waspada! Kenali 5 Usia Pernikahan Rawan Konflik dan Perceraian Ini!

Cover: azerbaijan_stockers on Freepik