banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

5 Pelajaran Perpisahan dari "Wedding Agreement The Series" Season 2

author

Dhevita Wulandari13 Jan 2024

5 Pelajaran Perpisahan dari "Wedding Agreement The Series" Season 2

Alur cerita semakin kompleks sekaligus bikin emosi, ini beberapa pelajaran perpisahan yang bisa diambil dari “Wedding Agreement The Series” Season 2.

Wedding Agreement Season 2 telah memasuki episode terakhir pada akhir tahun 2023 kemarin. Berlatar 3 tahun setelah kelahiran anak pertama mereka, kehidupan pernikahan Bian (Refal Hady) dan Tari (Indah Permatasari) penuh dengan keharmonisan dan keromantisan. Namun, konflik dan cobaan pernikahan yang terjadi setelahnya ternyata semakin kompleks akibat kesibukan masing-masing.

Dalam season ini, netizen nampak dibuat kecewa dan marah dengan plot Tari dan Bian yang bercerai dikarenakan Bian yang mengucapkan kata pisah untuk ketiga kalinya dalam keadaan emosi. Ada juga netizen yang berpendapat bahwa serial Wedding Agreement ini cukup berhenti di season 1 saja. Namun bagi Mommies yang sudah terlanjur suka dan mendalami kisah cinta bian dan Tari, mungkin masih semangat dan penasaran menonton sampai habis.

Pelajaran Perceraian dari serial “Wedding Agreement” Season 2

Meskipun dianggap mengecewakan netizen, ada beberapa pelajaran yang bisa Mommies ambil dari serial ini khususnya soal pelajaran perceraian, sehingga bisa dicegah sebelum terjadi.

BACA JUGA: Cara Menumbuhkan Kepercayaan Diri Setelah Bercerai, di Tengah Stigma Negatif

1. Berusaha memprioritaskan keluarga sesibuk apapun itu

Kesibukan Bian yang bekerja hingga larut malam mengakibatkan konflik dalam pernikahannya dengan Tari. Lalu, perubahan sikap yang terjadi membuat Tari ingin menegur suaminya. Setelah lama bersabar akhirnya terucaplah kata pisah dari mulut Bian yang dikarenakan lelah dengan pekerjaan barunya. 

Ada scene di mana Bian dan keluarganya berlibur di pantai. Di saat Fatih, anak Bian dan Tari, sedang bermain pasir, Bian terlihat sibuk dengan laptopnya lantaran menjalani kuliah online. Hal itu membuat Tari kesal karena Bian tidak bisa meluangkan waktu bersama keluarga walaupun hari libur. Selain itu, Bian tidak menepati janjinya untuk mengantar Fatih ke dokter karena Fatih sedang demam tinggi. Padahal Tari sedang ada meeting dengan stafnya di kafe.

Memprioritaskan keluarga dan anak bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak seperti istri. Namun, suami sekaligus kepala keluarga juga harus terlibat didalamnya.

2. Menjaga lisan lebih utama bagi siapapun

Pada suatu pagi, Tari bersama Pakde, Bude dan Fatih berkunjung ke rumah orang tua Bian. Di sana, Pakde Tari menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada kedua orang tua Bian. Pada saat itu, Pakde Tari menceritakan awal mula konflik pernikahan Bian dan Tari pada setahun sebelumnya. Bian dan Tari bertengkar hebat hingga Bian secara spontan mengucapkan kata pisah.

Penyebab pertengkaran mereka dikarenakan Bian terlalu sering pulang larut malam. Kemudian Pakde Tari yang juga wali Tari mendamaikan serta merujukkan mereka dan berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Namun, kejadian yang sama terjadi lagi setahun kemudian. Hal ini disebabkan Bian yang ketika marah secara spontan terucap kata pisah hingga tiga kali.

Menurut ajaran agama Islam, jika seorang suami mengucap kata pisah yang mana juga termasuk kategori jatuh talak tiga maka tidak ada jalan kembali kecuali mantan istri menikah dengan yang lain. Walaupun kata pisah terucap dengan niatan tidak benar-benar berpisah tetap saja talak sudah jatuh karena perkara ini termasuk perkara yang tidak main-main. Sehingga, menjaga lisan sangat penting dalam pernikahan.

BACA JUGA: 6 Cara Membuat Suami Merasa Dihargai

3. Diskusi soal karier dengan pasangan

Ada scene di mana Tari terlihat menyesali keputusannya untuk tetap bekerja di kafe miliknya. Tari menyadari dengan adanya kesibukan Bian di perusahaan milik bapaknya yang membuat ia burnout dengan pekerjaan, sehingga Tari berpikir untuk mengutamakan mengurus Fatih daripada mengelola bisnis.

Dari scene di atas, sebaiknya antara suami dan istri harus saling terbuka untuk mendiskusikan karier yang akan dijalani masing-masing. Mulai dari waktu, finansial, dan pembagian tugas untuk mengurus keluarga termasuk anak. Ingat, semua harus seimbang dan sesuai dengan porsinya masing-masing.

4. Berusaha menjaga perasaan anak dengan kondisi sebenarnya

Perceraian Tari dan Bian berdampak langsung pada kondisi psikologis Fatih. Fatih yang hari-harinya ceria tiba-tiba menjadi murung seperti tidak mau makan hingga tidak semangat untuk pergi beribadah. Di satu sisi, Tari masih belum mau menceritakan yang sebenarnya kepada Fatih karena usianya yang masih kecil, tapi ia mengaku bimbang.

Di sinilah peran kedua orang tua ketika memang memutuskan untuk berpisah. Sampaikan pada anak bahwa ia tidak akan kehilangan salah satu sosok orang tua dan kasih sayang keduanya sekalipun berpisah. 

5. Quality time bersama keluarga itu penting

Scene di mana Fatih pergi ke waterpark bersama Tari dan Bian juga menjadi salah satu scene yang bisa diambil pelajarannya untuk menyisihkan sedikit waktu untuk quality time bersama istri dan anak. Saat itu, Fatih menanyakan apakah ayahnya membawa baju renang. Ternyata, Bian tidak membawanya dan membuat Fatih kecewa.

Sebisa mungkin, sisihkan waktu khusus di akhir pekan untuk bermain bersama keluarga, baik suami, istri, dan anak. Karena tentu saja manfaat quality time bagi setiap sosok dalam keluarga itu penting. Mulai dari menumbuhkan komunikasi yang baik, menjaga kesehatan mental, memperkuat ikatan, bahkan untuk anak quality time bersama orang tuanya bisa membantu tumbuh kembangnya lebih baik dan pesat.

BACA JUGA: 5 Alasan Tidak Tinggal dengan Orang Tua Setelah Menikah

Nah, itu dia beberapa pelajaran perpisahan yang dapat diambil dari serial “Wedding Agreement The Series” Season 2. Serial ini direkomendasikan untuk ditonton oleh pasangan suami istri untuk bisa mengambil nilai-nilai baik dibalik konflik pernikahan yang terjadi. Serta bisa juga ditonton untuk Mommies dan Daddies yang mungkin sedang dihadapkan pada perceraian, semoga lebih banyak pelajaran lagi yang bisa diambil dan diterapkan dengan baik.

Ditulis oleh: Rifka Lutfi

Cover: Dok.Istimewa

Share Article

author

Dhevita Wulandari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan