Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sudah Punya Pasangan, Ini 5 Aturan Bersahabat dengan Lawan Jenis
Memiliki sahabat lawan jenis, boleh-boleh saja. Tapi, ada hal-hal yang harus diperhatikan dan dihindari jika sudah memiliki pasangan. Apa saja?
Banyak yang berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa hanya sekedar berteman atau bersahabat. Sebaliknya, banyak juga yang berpendapat berteman dan bersahabat dengan lawan jenis bisa-bisa saja terjadi.
Pada umumnya, hubungan pertemanan dan persahabatan bisa dilakukan oleh siapa saja dan kepada siapa saja tanpa melihat jenis gender-nya. Namun, memang ada batasan yang harus diterapkan jika Mommies sudah memiliki pasangan. Begitu pula dengan suami, penting dan perlu juga untuk memahami batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan jika memiliki sahabat perempuan.
BACA JUGA: 5 Jenis Seks Ini Manjur untuk Membuat Pernikahan Tetap Penuh Gairah
Melansir dari Psychology Today, ini beberapa aturan bersahabat dengan lawan jenis yang harus Mommies dan pasangan pahami.
1. Jangan pernah memprioritaskan teman lawan jenis dibanding pasangan
Memprioritaskan teman atau sahabat lawan jenis ketika sudah memiliki pasangan merupakan perilaku yang tidak sebaiknya dilakukan. Jaga kepercayaan yang sudah pasangan berikan dan pastikan untuk tetap memprioritaskan kebutuhan pasangan dibandingkan teman atau sahabat lawan jenis. Menjaga dan melakukan hal ini bisa membuat pasangan tetap percaya dan tetap berhubungan baik dengan teman lawan jenis kita.
2. Jangan sembunyikan aktivitas bersama teman lawan jenis dari pasangan
Menyembunyikan hal dan aktivitas yang dilakukan bersama teman lawan jenis dari pasangan berpotensi besar untuk merusak hubungan. Perilaku ini juga bisa secara langsung membunuh ikatan kepercayaan yang sudah dibentuk sejak lama. Jangan biasakan juga untuk menghabiskan waktu yang lama dengan teman lawan jenis, sebab hal ini bisa saja menumbuhkan rasa nyaman. Sebaiknya, pastikan pasangan mengetahui apa saja kegiatan yang akan dilakukan sebelum pergi bertemu dengan teman atau sahabat lawan jenis. Atau bisa juga ajak pasangan untuk ikut melakukan aktivitas bersama teman lawan jenis jika pasangan berkenan.
3. Jangan memaksakan agar pasangan juga berteman dengan teman lawan jenis
Pasangan memiliki hak untuk memilih dengan siapa dia ingin berteman, termasuk memilih apakah dia ingin berteman dengan teman lawan jenis pasangannya atau tidak. Hargai keputusannya dan jelaskan bahwa jika pasangan memilih untuk tidak berteman juga tidak akan mengurangi rasa sayang kita terhadapnya dan tidak akan memengaruhi hubungan dengannya di kemudian hari.
4. Selalu jaga sikap dan cara bicara
Menjaga sikap terhadap teman lawan jenis penting untuk dilakukan. Jangan sampai terlalu friendly, genit, mencari perhatian, membuat candaan berlebihan, bahkan sampai bersentuhan fisik terlalu sering yang tidak wajar. Perilaku seperti ini bisa dianggap sebagai perilaku menggoda antara dua orang yang tertarik satu sama lain.
Sehingga, sudah seharusnya untuk tetap menjaga sikap, cara bercanda, hingga tidak bersentuhan saat ada atau tidak ada pasangan meski sudah lama berteman dengan lawan jenis. Hal ini bertujuan agar tidak membuat dan mencegah teman lawan jenis merasa nyaman yang tidak semestinya yang bisa menimbulkan perasaan suka lebih dari sekadar teman, serta tidak membuat diri sendiri terlena dengan hubungan lain di luar bersama pasangan.
5. Tidak berlebihan dan bertindak sewajarnya
Sebaiknya jangan membentuk persahabatan lawan jenis yang tidak pantas. Misalnya seseorang yang sudah memiliki pasangan secara teratur mengirimkan pesan teks atau menelepon dengan teman lawan jenis dan lantas menyebut hal ini sebagai “persahabatan”. Kemungkinan, pasangan akan menganggap kondisi ini sebagai hubungan yang tidak sopan dan tidak pantas. Bersikaplah sewajarnya dan tidak berlebihan terhadapat teman lawan jenis. Cara ini juga tetap dapat menjaga hubungan baik dengan teman lawan jenis tanpa harus berkomunikasi dan memberi perhatian setiap hari.
BACA JUGA: Cara Meningkatkan Gairah Seks dalam Waktu 5 Menit Saja Menurut Pakar!
Nadya Pramesrani, M.Psi., Psikolog, seorang Psikolog Klinis Dewasa dari Rumah Dandelion mengatakan, “Nggak apa-apa saja (bersahabat dengan lawan jenis), selama kedua belah pihak memiliki intention yang sama yaitu sebagai teman atau sahabat, dan tidak ada yang punya intention lebih dari itu.”
Psikolog Nadia menjelaskan ada batasan-batasan yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan oleh suami dan istri jika memiliki sahabat lawan jenis. “Sama seperti pertemanan lainnya, akan lebih baik bila pasangan juga mengenal sahabat lawan jenis (dari pasangannya). Misalnya, spend time together, karena akan lebih baik bila semua pihak terlibat nyaman bersama satu sama lain.”
Ketika ada yang membuat pasangan tidak nyaman, jangan di-dismiss dengan mengatakan hal seperti “Dia sahabatku, nggak ada apa-apa sama dia. Kamu nggak percaya sama aku?”. Daripada seperti itu, cobalah diskusikan, apa yang membuat pasangan tidak nyaman, sehingga bisa mencapai kesepakatan terkait bentuk interaksi yang pas seperti apa, jelas Psikolog Nadia.
Sebaliknya, pada pihak yang merasa tidak nyaman atas pasangan yang memiliki sahabat lawan jenis, coba untuk konkrit dan jelaskan apa yang membuat diri tidak nyaman. Jangan hanya sebatas mengeluarkan statement, “Ya aku nggak nyaman aja.”
Coba kenali diri, secara spesifik apa perasaan yang dirasa? Apa pikiran atau persepsi yang muncul saat melihat pasangan berinteraksi dengan sahabat lawan jenisnya. Misalnya:
- Aku merasa tersaingi (contoh emosi) sama si X karena pasangan aku kalau ada masalah kok ceritanya malah sama dia (contoh perilaku).
- Aku merasa tidak dihargai (contoh emosi) karena kalau ada 2 pendapat yang berbeda antara aku dan sahabatnya, yang malah dilakukan/didengar itu adalah yang dari sahabatnya (contoh perilaku).
- Aku merasa tidak diprioritaskan (contoh emosi) karena kalau lagi pergi sama aku, lalu sahabatnya ajak ketemuan, rencana semula bisa tuh langsung berubah (contoh perilaku).
Selanjutnya Psikolog Nadia turut menjelaskan apa saja kondisi yang tidak wajar saat bersahabat dengan lawan jenis, apalagi jika sudah menikah. Ketika sudah menikah atau berpasangan, sebaiknya tidak berkeluh kesah tentang masalah rumah tangga secara private dengan sahabat lawan jenis. Karena namanya sahabat, ketika melihat sahabatnya bermasalah, pasti akan mencoba menenangkan dan membantu.
Ketika dalam situasi bermasalah, apalagi terjadi dalam waktu cukup panjang, comfort yang diberikan sahabat beresiko untuk disalahartikan. Bisa jadi ada perasaan seperti, “Kok aku nyaman ya sama dia”, “Ngomong sama dia tuh nyaman”, “Dia paham ya apa yang ada di pikiran aku”.
Memang, tidak semua orang yang bersahabat dengan lawan jenis lalu jadi suka dan berkembang. Namun, tidak ada salahnya menjaga dan membatasi diri sendiri untuk tidak membuka faktor-faktor risiko yang lebih besar.
BACA JUGA: Ciri-ciri Pasangan yang Gemar Playing Victim dan Cara Terbaik Menghadapi Mereka!
Cover: Photo by Antoni Shkraba on Pexels
Share Article
COMMENTS