banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

4 Tanda Hubungan Anda dengan Pasangan Tidak Setara

author

Fannya Gita Alamanda05 May 2022

4 Tanda Hubungan Anda dengan Pasangan Tidak Setara

Pernah merasa ada yang salah dalam hubungan Mommies dan pasangan? Mungkin masalahnya karena hubungan dengan pasangan tidak setara. Kenali tanda-tandanya!

Sesungguhnya, ketidaksetaraan di dalam sebuah hubungan banyak terjadi. Ketidaksetaraan adalah sebuah hubungan yang didasarkan pada kekuasaan dan kontrol, bukan kesetaraan dan rasa hormat.

Apa artinya memiliki hubungan yang setara?

Bahwa kepentingan dan keinginan setiap pihak dihormati dan dipenuhi hingga tingkat yang wajar, bukan hanya kebutuhan satu pihak.

Bagimana dengan hubungan yang tidak setara?

Sedangkan tidak setara dalam suatu hubungan mengacu pada ketidakseimbangan. Dalam hubungan yang tidak sehat, satu pihak “mempertahankan kekuasaan dan kendali atas yang lain.” Jika kebutuhan pasangan mendominasi hubungan, tapi kebutuhan Mommies diabaikan, maka hubungan itu tidak setara.

Untuk memastikan segalanya berjalan dengan seimbang, Mommies perlu mengenali 4 tanda bahaya apakah ketidaksetaraan memang terjadi di dalam hubungan kalian berdua.

Baca juga: Tips Menjalani Hubungan dengan Pasangan yang Super Insecure

Photo by Crawford Jolly on Unsplash

Berikut tanda hubungan tidak setara yang kalian jalankan

Semua keputusan hanya ditentukan olah satu pihak

 Jika Anda tidak yakin apakah Anda pihak yang mendominasi pengambilan keputusan dalam hubungan, ajukan pertanyaan-pertanyaan ini:

  • Apakah hanya saya atau hanya pasangan yang selalu memutuskan kegiatan di akhir pekan?
  • Apakah hanya saya atau hanya pasangan yang menentukan dengan siapa kami boleh dan tidak boleh berteman?
  • Apakah hanya saya atau hanya pasangan yang menentukan kapan kami berhubungan seks?
  • Apakah hanya saya atau hanya pasangan yang memutuskan siapa yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga?

Jika semua jawaban adalah YA, ini saatnya untuk bicara dengan pasangan tentang ketidaksetaraan dalam hubungan. Cara terbaik untuk mulai menjalankan kesetaraan adalah dengan melakukan proyek DIY bersama.

Penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang berbagi hobi dan aktivitas lebih bahagia daripada pasangan yang tidak. Mengerjakan proyek bersama seperti berkebun atau memasak berdua akan melepaskan hormon yang membuat kita bahagia seperti saat jatuh cinta.

Ini bagus untuk melatih kepedulian, respek, dan kompromi. Sebagai modal belajar mengambil keputusan bersama.

Salah satu pihak menolak berkompromi ketika yang satu tidak setuju

Sangat normal jika kadang-kadang Anda berdua nggak satu pendapat. Kuncinya adalah bekerja sama untuk memperoleh solusi yang dapat diterima oleh kedua pihak. Untuk melakukan ini, kalian berdua harus bersedia berkompromi, alih-alih bersaing agar kebutuhannya lebih diutamakan. Akan ada saatnya kalian berdua harus setuju untuk tidak setuju.

Lain kali Anda dan pasangan tidak setuju dan pasangan menolak untuk berkompromi, beri tahu dia bagaimana perasaan Anda. Intinya adalah tidak boleh terjadi pendapat satu pihak jadi lebih penting daripada pendapat pihak satunya.

Hanya satu pihak yang harus menanggung semua pengeluaran

Jika kondisinya mendukung (dua-duanya punya penghasilan sendiri), dalam hubungan yang setara, kedua pasangan perlu berbagi biaya pengeluaran. Tidak apa-apa jika salah satu pasangan (umumnya pria) bersikeras untuk membayar lebih banyak, namun jangan anggap itu sebagai sebuah kewajiban jika keadaannya tidak memungkinkan. Bicarakan di awal, siapa bertanggung jawab untuk apa. Jika justru Anda yang ngotot pasangan wajib membiayai semua pengeluaran rumah tangga, ini saatnya mengevaluasi kembali perilaku Anda.

Satu pihak selalu harus jadi pemenang

Dalam hubungan yang setara, ketika konflik muncul, masing-masing pasangan harus punya kebebasan untuk mengekspresikan diri, tanpa merasa didominasi oleh yang lain. Alih-alih menyuruh pasangan untuk diam ketika ingin menyatakan pendapat, dengarkan dia.

Saat kalian bertengkar, beri ruang untuk satu sama lain menyuarakan pendapat dan harapan. Bicara untuk mencari solusinya. Jangan jadikan pertengkaran sebagai ajang untuk cari siapa lebih benar dan siapa paling salah. Jika ada yang tidak mau dikritik, tidak mau menerima koreksi, merasa bahwa kalian berdua wajib harus selalu setuju, dan kalau nggak setuju risikonya menghadapi pertengakaran yang lebih besar, ini saatnya mencari bantuan untuk menyelamatkan pernikahan Anda.

Baca juga: Awas Terjebak, Kenali Beda Antara Rasa Sayang dengan Toxic Relationship

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan