Sorry, we couldn't find any article matching ''
18 Pertanyaan Untuk Membantu Memiliki Hubungan Suami Istri yang Sehat
Ajukan 18 pertanyaan ini untuk memiliki hubungan suami istri yang sehat, terbuka dan (semoga) lebih baik, hehehe.
Memasuki usia kepala empat, saya sudah nggak berharap dengan sebuah hubungan yang tanpa konflik bak film-film Disney. Saya lebih realistis. Lebih ingin memiliki hubungan terbuka dan sehat.
Ada konflik? Ya nggak masalah, tapi paham cara menyelesaikannya dengan baik.
Ada bosan? Ya boleh dong, tapi paham cara mencari solusinya dengan benar.
Dulu, zaman saya masih kinyis-kinyis, nggak banyak informas seputar tips memiliki hubungan suami istri yang sehat ketika akan menikah ataupun setelah menikah. Go with the flow…. Kemudian flow-nya membuat saya berpisah, ahahahah. Sekarang? Segambreng. Mulai dari artikel-artikel di media online, buku-buku cetak, seminar hingga tempat konsultasi dengan para psikolog. Tinggal kita niat atau nggak. Itu aja.
Saya sempat ngobrol dengan Nadya Pramesrani, Psikolog Keluarga dan Pernikahan dari Rumah Dandelion. Kalau menurut Nadya, menciptakan hubungan suami istri yang sehat bisa dimulai bahkan sebelum pernikahan itu terjadi. Ya, sejak zaman pacaran. Ada pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita ajukan, untuk mencari tahu, sejauh mana tingkat persamaan dan pemahaman kita terhadap satu sama lain dan mengenai hal-hal yang memang dibutuhkan kelak dalam pernikahan.
Pertanyaan-pertanyaan sebelum menikah
Tentang keluarga:
- Mau punya anak nggak?
- Menurut kamu, kewajiban anggota keluarga masing-masing seperti apa?
- Liburan seperti apa yang ingin kamu habiskan bersama keluarga?
- Bagaimana kamu akan menangani issue-issue yang mungkin timbul dalam keluarga kelak?
Tentang finansial:
- Value yang kamu miliki tentang uang?
- Apakah keuangan akan dibuat terpisah atau digabung?
- Gaya hidup seperti apa yang kamu inginkan?
Tentang agama:
- Seperti apa keyakinan yang kamu miliki?
- Bagaimana kamu akan mengajarkan agama ke anak-anak ?
- Seperti apa lingkungan agama yang kamu punya?
Kedekatan:
- Jenis kedekatan seperti apa yang kamu inginkan untuk kita miliki?
- Seberapa sering me tim yang kamu butuhkan?
Cara mengatasi konflik:
- Jika ada konflik dalam hubungan kita, seperti apa gaya kamu menyelesaikannya?
- Bagaimana dan kapan kamu akan berbicara ketika kamu merasa ada masalah dengan hubungan ini?
Seks:
- Sejauh mana kamu memahami tentang seks dan kesehatan reproduksi?
- Kontrasepsi yang akan digunakan kalau ingin menunda anak?
- Jika salah satu dari kita bermasalah dan tidak bisa punya anak?
- Kehidupan seks seperti apa yang kamu harapkan?
Pertanyaan – pertanyaan setelah menikah
Pertanyaan yang kita ajukan setelah menikah, pada dasarnya bertujuan untuk evaluasi dari bahasan pre marriage. Usahakan buka dengan kata what went well. Misalnya:
- Dari skala 1 – 10, seberapa puas atau bahagia kamu dengan hubungan pernikahan ini?
- Apa yang membuat kamu merasa sepuas itu? Ini arahnya untuk refleksi, mengingat pengalaman-pengalaman yang sudah lewat.
- Apa yang bisa aku lakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan angka tersebut? Bagian ini orientasinya untuk ke masa depan.
Apakah pertanyaan-pertanyaan evaluasi ini harus sering kita lakukan?
Intinya sih, setiap kali ada konflik, lalu konfliknya selesai (selesai yaaaa, bukan didiamkan lalu merasa ya sudahlah, lupakan atau dipendam), maka setiap kali selesai konflik, evaluasi dibutuhkan. Kenapa kemarin bisa berkonflik, pemicunya apa, jadi next time apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih baik?
Lalu, bagaimana kalau hubungan kita adem ayem, konflik pun nggak berasa konflik?
Nggak ada salahnya kok untuk annually check up semacam medical check up gitu. Sama seperti tubuh perlu dijaga kesehatannya dengan medical check up rutin, hubungan dengan pasangan pun perlu dijaga dengan check up rutin. Analoginya nih, agar tubuh sehat kita perlu gaya hidup sehat dong. Nah, biar hubungan sehat, kita juga butuh healthy relationship.
Bagaimana melakukannya annual check up healthy relationship?
Terus menerus update love maps kita. Zaman pacaran kan suka banyak nanya tuh, mulai dari urusan sukanya apa, kerjaan bagaimana dan seterusnya. Setelah menikah, pertanyaan-pertanyaan ini juga perlu ditanyakan dalam komunikasi harian. Jangan hanya ngomongin operasional rumah tangga aja.
Kemudian, biasakan saling memberi pujian, merespon dengan penuh perhatian dan antusias ketika diajak ngobrol.
6 hours to better relationship
Intinya, kalau tubuh kita sakit, kita kan berobat sampai sembuh, maka kalau ada konflik ya selesaikan sampai tuntas. Jangan didiamkan lalu dianggap ya sudah karena ‘terbiasa’ dengan ketidaknyamanan. Ibarat gigi bolong nggak langsung ditambal, tahu-tahu ambyar pas sudah merembet ke mana-mana.
Kalau semua baik-baik saja, sehat-sehat saja dan tak ada keluhan berarti, maka relationship check up setahun sekali aja.
Baca juga:
Manfaat Menjalani Terapi Pasangan dengan Psikolog
Orang Dewasa Juga Butuh Pendidikan Seks
6 Kebiasaan Sepele Pemicu Rusaknya Hubungan Suami Istri
Share Article
COMMENTS