Syukuri kalau istri masih cerewet tentang segala hal. Wajib waspada kalau mereka udah diam atau mengeluarkan kalimat, “Enough is Enough.”
“Sayang jangan lupa siapin wadah baju buat ke laundry.”
“Cucian piring udah numpuk kapan dicuci?.”
“Kurangin ngerokoknya, mau jadi apa tuh paru-paru kamu?.”
“Bisa tolong jangan main HP dulu? Tiduran samping Jordy, selama aku bacain buku cerita buat dia.”
Sudah mirip kaset kusut deh saya mengulang kalimat-kalimat di atas. Istri masih bawel menurut saya sih suami-suami harus bersyukur. Yang wajib degdegan tuh, kalau para istri sudah diam. Mau salah kayak apa, TERSERAH! Lalu bilang, “Enough is Enough.”
Baca juga: Hanya Butuh Cara Sederhana Untuk Menjadi Suami yang Baik
Tahu nggak apa artinya kalau istri di rumah udah bereaksi demikian?
Yuhuuu, bukan sekali, dua dan tiga kali ya para istri “ceramah” tentang hal yang sama, dan berulang kali. Coba deh, sekali aja dengarkan dengan saksama. Taruh dulu itu gadget atau stick PS. Tatap mata istrinya dan cerna kami bicara apa.
Sudah lagi PMS, suami berulah, arrrgghhh…pingin tebalikin meja, nggak, sih? Lonjakan emosi yang kayak gini, yang bikin perempuan berkurang kadar kewarasannya. Daripada buang waktu marah-marah, mending menyalurkan emosi pada sesuatu yang jauh lebih worth it. Olahraga misalnya?
Waduuuh, menurut saya poin ketiga ini paling seram, sih. Sudahlah diam, nggak punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Nah, pilih mana? Kuping panas dikit, tapi tetap disayang istri.
Kata senior-senior saya di kantor tentang dunia pernikahan, “Pernikahan bukan untuk mengubah pasangan .” Iya ini ngerti, tapiii… (tetap egoisnya muncul), hahaha, untuk sesuatu yang sifatnya masih bisa dilatih dan akhirnya diubah untuk kepentingan keluarga dan anak, kenapa tidak mencoba? Misalnya keterlibatan pasangan hands on sama anak.
Baca juga: Apakah Ada Sebuah Pernikahan yang Sempurna?
Artikel ini jangan berhenti sampai di mommies, silakan copy link-nya ke pak suami sebagai peringatan awal :p
*Artikel ini diadaptasi dari www.womenworking.com