Ditulis oleh: Nina Samidi
Sebaik apapun proses perceraian yang dijalani, pasti tetap ada dampak buruk untuk anak-anak mau sekecil apapun itu. Minimalkan dengan tidak melakukan 5 poin ini.
Anak adalah ‘korban’ sesungguhnya dari sebuah perceraian.... familiar pasti dengan kalimat ini kan? Saya pribadi nggak sepenuhnya setuju, karena menurut saya, pernikahan yang dipaksakan dan penuh dengan keributan antara ayah dan ibu juga sama berbahayanya bagi tumbuh kembang anak-anak. Memang perceraian bukanlah sebuah pilihan (seharusnya), tapi saat akhirnya perceraian tidak bisa dihindari, ya jangan menciptakan kondisi yang semakin memperburuk ketidaknyamanan anak-anak. Demikian!
*Gambar dari sini
Zaman dulu, kayaknya perceraian terjadi karena kekerasan yang kerap sampai membahayakan nyawa. Zaman sekarang? Semakin beragam alasan perceraian. Di lingkungan saya sendiri, semakin mudah saya temukan kenalan saya baik yang jauh maupun yang dekat bercerai. Dan memang nggak bisa dipungkiri, anak-anak mereka pun menjadi korban. Mulai dari hilangnya kepercayaan anak kepada orangtua karena keputusan yang seakan tidak memperhitungkan pendapat mereka, anak menjadi mudah stress, menjadi lebih berulah di sekolah, lebih mudah tergoda untuk merokok dan menurunnya prestasi belajar.
Anak-anak Sebenarnya Bisa “Sembuh”
Kondisi jiwa yang seakan remuk akibat perceraian orangtua ternyata sebenarnya bisa dicegah. Menurut Paul R. Amato dari Pennsylvania State University, anak-anak dari orangtua yang bercerai memang sangat terpukul dengan fakta perpisahan orangtuanya. Mereka merasa terancam dan kehilangan rasa nyaman saat ada kedua orangtua. Namun perasaan tersebut hanya akan berlangsung paling lama sampai tahun ke-3. Setelah itu, sedikit demi sedikit mereka akan “sembuh” sendiri.
Kondisi jiwa yang seakan remuk kebanyakan terjadi pada anak-anak yang tidak siap pada perceraian yang dialami orangtua mereka. Namun pada anak-anak yang mengetahui secara terbuka keadaan orangtua mereka sejak awal, lebih bisa menerima perceraian tersebut. Karena itu, anak-anak dari orangtua yang bercerai, kalaupun mereka melakukan kenakalan di masa remaja, sebenarnya itu tidak berbeda jauh dari anak-anak yang ada dalam keluarga yang lengkap. Anak-anak dari keluarga yang bercerai tetap bisa berprestasi dan menjalin hubungan percintaan yang baik. Hal ini didorong oleh kondisi orangtua yang merawatnya, yang stabil dan mampu menjamin seluruh kebutuhan anak, baik secara fisik maupun psikologis.
Ada 5 hal yang sebaiknya tidak Anda lakukan agar anak-anak tidak semakin 'terpuruk' dalam ketidaknyamanan.
*Gambar dari sini
5 Big ‘NO’
Untuk mencegah anak mengalami trauma yang mendalam tentang perceraian orangtua mereka, menurut konsultan keluarga dan perceraian M. Gary Neuman, LMHC, orangtua yang bercerai sangat tidak diijinkan melakukan lima hal berikut:
Tidak mau bicara dengan pasangan, jangan lantas menjadikan anak pengantar pesan. “Bilang sama papamu, ibu tidak mau tidur di kamar ibu lagi.” Ini bahaya. Anak-anak bisa “merekam” semua omongan Anda yang bernada negatif itu sampai dia dewasa.
Naik-turunnya emosi Anda saat menghadapi perceraian bukan berarti membolehkan Anda curhat sesuka Anda ke anak. Bukan masalah Anda ingin terbuka atau mengungkapkan perasaan padanya, namun ini bisa membuat anak ikut marah, stres, dan merasakan semua emosi yang sedang Anda rasakan. Andalah yang jadi orangtua di sini, jadi selesaikan masalah Anda sendiri!
Menerima kenyataan orangtuanya bercerai adalah hal yang sangat berat baginya. Biarkan dia mengungkapkan seluruh perasaannya, jangan menyangkal bahkan soal pasangan Anda. Bagaimanapun, dia adalah anak papa/mamanya juga. Hormati perasaannya dan “raih” kepercayaannya kembali.
Anda dan pasangan dilarang berebut perhatiannya. Biarkan dia pergi ke mana pun dia suka untuk saat ini, dalam hal ini ke keluarga lain, misal kakek-nenek, atau om dan tante mereka. Ini akan memberinya waktu untuk bisa menangkan diri.
Anak memang mengingat semua kejadian buruk yang mungkin sudah terlanjur terjadi. Tapi anak adalah pemaaf. Katakan dengan tulus bahwa Anda meminta maaf atas semua kejadian yang membuatnya sangat terpukul dan akan berusaha memulainya dari awal lagi dengan baik bersamanya.