Perselingkuhan tidak selalu soal fisik. Ini 15 tanda selingkuh secara emosional yang mungkin tidak disadari sedang dilakukan. Jangan diabaikan!
Ketidakpuasan emosional mendapat posisi nomor dua paling umum sebagai penyebab sebuah perselingkuhan terjadi, menurut Psychology Today. Saat kebutuhan emosional nggak terpenuhi dari pasangan, seseorang rentan mencarinya dari “yang lain.” Ini bisa terjadi secara nggak sengaja, misalnya dengan teman kantor, teman lama, partner bisnis, biasanya akibat adanya komunikasi yang intens.
Menurut Jonice Webb dari Psychology Today, seorang terapis pasangan, perselingkuhan emosional cenderung disebabkan oleh kesepian. Oleh sebab itu, penjelasan di bawah ini penting untuk membantu seseorang mencegah dan memahami apakah mereka sedang mengalami perselingkuhan emosional atau tidak.
Selingkuh secara emosional biasanya dimulai dari hal kecil dan sering kali tidak disadari. Supaya lebih peka, yuk, kenali tanda-tanda yang bisa menjadi sinyal awal kalau hubungan dengan seseorang di luar pasangan sudah melewati batas wajar.
BACA JUGA: 5 Hal Ini Dilakukan oleh Pasangan dengan Pernikahan yang Sehat
Tidak wajar bila pikiran Mommies terus-menerus dipenuhi oleh seorang teman. Saat ada masalah, senang, atau ingin berbagi cerita, yang pertama terlintas malah dia, bukan pasangan. Jika ini yang terjadi, hubungan “teman” tersebut sudah melampaui batas pertemanan biasa.
Laki-laki tuh paling males kalau dibandingin sama pria lain, apalagi statusnya hanya teman. Coba saja jika Mommies berada di posisi itu, pasti juga sebal. Suami punya entitas istimewa bagi seorang istri, yang terpisah dari keluarga, teman dan kolega. Jadi kalau sampai Mommies membandingkan suami dengan teman, jangan-jangan si teman sudah menggeser posisi istimewa suami di hati Mommies!
Buat pasangan yang sama-sama sibuk, paham banget jika terkadang ketemu pasangan dalam waktu yang sudah singkat banget di rumah pada malam hari, atau besok paginya. Tapi kalau porsi waktu yang Mommies lebih banyak dihabiskan bersama “teman” ternyata sudah mengalahkan porsi bertemu suami dan keluarga, saatnya evaluasi diri!
Dalam pernikahan, secara alami bakal tahu bahwa ada beberapa hal yang nggak boleh dibagikan dengan orang lain selain pasangan, dan ada beberapa hal dalam hubungan yang tidak boleh diberitahukan kepada orang lain. Jadi, kalau Mommies atau Daddies “membocorkan” rahasia paling pribadi kepada orang lain yang berlawanan jenis, itu salah satu tanda selingkuh emosional.
Bilangnya ingin bertemu si A, dan memang betul. Tapi suami nggak tahu kalau Mommies bertemu dengan si A bukan mau bicara bisnis, tapi mau dinner! Meski bukan dinner romantis juga, tapi Mommies tahu persis kalau dalam janji dinner tersebut bakal ada chemistry yang bikin Mommies merasa nyaman. Nah, lho, ini lampu merah!
Kalau ada orang lain memenuhi isi pikiran Mommies, sudah pasti posisi pasangan tergeser dan lama-lama terkikis hingga tipis lalu habis. Akhirnya, hubungan terasa semakin jauh dengan pasangan.
Mendadak Mommies merasa perlu berdandan lebih dari biasanya dan tampil memesona saat keluar rumah. Besar kemungkinan Mommies ingin membuat si teman terkesan. Ini adalah salah satu tanda perselingkuhan emosional secara besar-besaran!
Ketika Mommies merasa sudah begitu terkoneksi dengan orang lain dan nggak bisa menyangkalnya, maka ini tanda Mommies sedang menuju perselingkuhan. Pikirkan ulang motivasi hubungan dengannya, dan kembaliah ke motivasi murni berteman.
BACA JUGA: Merasa Sendiri dalam Pernikahan? Ini 10 Ciri-ciri Emotional Divorce
Awalnya sebatas chat, lama-lama berkembang menjadi janji temu di luar. Jika hubungan terus berlanjut di luar jam atau konteks wajar, lebih baik hentikan segera sebelum semakin dalam.
Katakanlah Mommies nggak berencana mimpiin si dia, atau nggak bisa kendalikan siapa-siapa aja yang bakal muncul di mimpi saat tidur malam ini. Tapi nggak ada salahnya mengevaluasi kembali, siapa yang Mommies pikirkan tepat sebelum tidur?
Sebatas teman tetapi merasa perlu tahu kabarnya, bahkan menanyakan mengapa ia tidak bercerita tentang sesuatu? Bisa jadi itu tanda Mommies sudah memberi tempat istimewa untuknya.
Hal-hal yang disebutkan di atas, ketika membayangkan pasangan melakukan hal serupa, timbul rasa cemburu dan sakit hati. Hal yang sama pasti dirasakan juga oleh pasangan ketika Mommies melakukannya. Jika hal itu membuat sakit hati, berarti Mommies pun sedang melakukan selingkuh secara emosional.
Kalau Mommies sengaja membuat kesempatan untuk bertemu atau mencari-cari topik agar tetap bisa ngobrol, itu menandakan ada ketertarikan emosional yang lebih dari sekadar teman biasa.
Saat obrolan dengan dia terasa lebih seru, menyenangkan, atau membuat Mommies merasa lebih dihargai daripada bersama pasangan, ini bisa jadi tanda hubungan emosional mulai bergeser.
Perasaan tidak nyaman, takut ketahuan, atau sengaja menyembunyikan interaksi dari pasangan biasanya menandakan bahwa Mommies sudah melewati batas wajar pertemanan.
BACA JUGA: Bertengkar Sehat: 15 Aturan Fair Fight agar Rumah Tangga Langgeng
Perselingkuhan emosional kerap meninggalkan luka yang lebih dalam dibanding perselingkuhan fisik (meski alasan seksual pun tidak dibenarkan ya!). Begitu perasaan terikat, melepaskan diri jadi jauh lebih sulit. Meski begitu, masih ada jalan untuk memperbaiki keadaan. Tegaskan kembali pada diri sendiri bahwa ia hanyalah teman, tidak lebih, lalu arahkan perhatian dan energi pada pasangan untuk membangun kembali kedekatan bersamanya.
Terakhir, ternyata ada baiknya mendengar nasihat orang tua untuk membatasi persahabatan dengan lawan jenis, apalagi dengan mantan pacar. Alasannya bijak dan rasional. Apalagi kalau sampai curhat tentang masalah rumah tangga dan pasangan, sebaiknya tidak usah sama sekali. Lebih bijak jika hal-hal personal tetap menjadi ruang bersama pasangan saja.
Penulis: Sisca Christina
Diperbarui: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Editor: Dhevita Wulandari
Cover: Drew Rae/Pexels