Sorry, we couldn't find any article matching ''

Pasangan Meninggal Dunia, Kapan Saatnya Menjalin Hubungan Baru?
Ketika pasangan sudah meninggal dunia, bolehkah punya pasangan baru? Kapan sebaiknya menjalin hubungan yang baru dan apa saja yang harus dipertimbangkan?
Seorang artis dan influencer yang merupakan ibu dengan satu anak kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kali ini, ia diisukan memiliki pacar baru, padahal mendiang suaminya belum genap setahun meninggal dunia. Warganet juga ramai berkomentar bahwa sang artis dan adik iparnya saling unfollow akun Instagram akibat kedekatan sang artis dengan seorang pemain bola Timnas Indonesia.
Sang artis sendiri mengaku hubungannya dengan sang pemain bola tersebut hanyalah hubungan pertemanan. Namun, pengakuan ini seolah tidak diterima warganet karena sang artis sering kali mengunggah kedekatannya dan bahkan liburan bersama ke luar negeri bersama pemain bola tersebut.
BACA JUGA: 11 Kebiasaan yang Tanpa Disadari Bisa Menghancurkan Pernikahan, Jangan Anggap Remeh!
Terlepas dari isu di atas, mungkin ada beberapa di antara Mommies dan Daddies yang mengalami kejadian serupa, yaitu kehilangan pasangan karena meninggal dunia.
Kematian adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Dalam hidup, kita pasti pernah bertemu kondisi saat seseorang yang berarti dalam hidup kita akhirnya meninggal dunia. Entah itu teman, anggota keluarga seperti orangtua bahkan pasangan suami atau istri.
Setiap orang punya caranya masing-masing dalam menerima dan berdamai rasa duka. Setelah proses itu terjadi, ada yang memilih untuk sendiri tanpa pasangan, tapi ada juga yang mencari pasangan baru.
Bagi banyak orang, gagasan untuk mencari pasangan baru saat pasangan yang meninggal dunia belum genap setahun itu terasa “terlalu cepat”. Meski fenomena ini tidak jarang terjadi, tapi sering kali memicu perseteruan dan pertanyaan yang kompleks khususnya di kalangan keluarga, teman, bahkan masyarakat.
Apakah terlalu cepat? Apakah itu bentuk penghinaan terhadap mendiang? Ada semacam ekspektasi sosial bahwa seseorang yang ditinggalkan harus menjalani masa berkabung yang cukup panjang setidaknya setahun, sebelum membuka hati kembali.
Kapan Waktu yang Tepat Menjalin Hubungan Baru Saat Pasangan Meninggal Dunia?
Lalu sebenarnya kapan, sih, waktu yang tepat untuk menjalin hubungan baru saat pasangan meninggal dunia?
Psikolog Keluarga dan Pernikahan dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, M. Psi., Psikolog, menjelaskan, “Tidak ada (waktu yang tepat). Setiap orang kan timeline grieving-nya beda-beda. Dan cara grieving-nya pun beda.”
Psikolog Nadya menambahkan kondisi ini lebih erat kaitannya pada norma social. Ia juga menyampaikan, “Kalau laki-laki yang ditinggal istri meninggal, lebih dinormalkan kalau dia menjalin hubungan baru. Tapi, kalau istri yang ditinggal suami meninggal, kayak ada unspoken tuntutan untuk tetap devoted (setia) ke mendiang suami.”
Cara Menyikapi Saat Hubungan Baru ditentang Keluarga Mendiang Pasangan
Hubungan kita dengan orangtua dan keluarga mendiang pasangan masih terus berlanjut meski pasangan sudah tiada. Sebab, anak pastinya tetap memiliki hubungan darah dan ia punya hak untuk tetap mengenal dan berbaur dengan keluarga mendiang pasangan.
Psikolog Nadya menyampaikan kondisi ini tergantung dari relasi dan nilai budaya yang dianut. “Ada area-area tertentu (di Indonesia) yang punya nilai budaya kalau istri menikah lagi, maka hak atas anaknya jadi hilang. Tapi kalau bukan dalam konteks nilai budaya, ya, sebenarnya yang dikhawatirkan itu kan kelangsungan si anak. Takut tidak punya hubungan baik dengan keluarga sambung atau tidak diperlakukan dengan baik. Jadi, kuncinya sebenarnya memang pada menjalin relasi yang baik dengan keluarga (mendiang) pasangan, memilih orang yang tepat dan bisa menerima anak kita.”
Foto: Freepik
Hal yang Bisa Dilakukan Jika Memutuskan Memiliki Hubungan Baru
Kehilangan pasnagan menjadi salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam hidup. Proses berduka pun biasanya membutuhkan waktu dan ruang. Namun, seiring berjalannya waktu, tak jarang muncul keinginan untuk membuka hati kembali dan menjalin hubungan yang baru,
Apabila Mommies atau Daddies memilih untuk menjalin hubungan baru ketika pasangan sudah tiada, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar keputusan yang diambil benar-benar dilakukan dalam kondisi yang bijak supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman dan menyakiti orang-orang terdekat.
1. Beri diri sendiri waktu untuk berduka
Tidak ada “waktu yng tepat” untuk memulai hubungan baru, karena proses berduka setiap orang berbeda. Namun, penting sekali untuk memberi diri sendiri waktu yang cukup untuk memproses kehilangan dan duka. Terburu-buru mencari pengganti pasangan bisa menjadi coping mechanism yang tidak sehat. Bisa jadi Mommies atau Daddies juga belum siap secara emosional.
Maka dari itu, sebaiknya fokus pada penyembuhan diri, menerima kenyataan, dan membangun kembali identitas diri sebagai individu.
2. Evaluasi kesiapan emosional
Sebelum mencari pasangan baru, tanyakan pada diri sendiri:
- Apakah Saya benar-benar siap untuk berbagi hidup dengan orang lain lagi?
- Apakah Saya mencari hubungan baru karena kesepian yang mendalam, atau karena siap untuk cinta dan hubungan yang tulus?
- Apakah Saya sudah bisa memisahkan memori mendiang pasangan dengan potensi hubungan baru?
- Apakah Saya siap menghadapi kemungkinan perbandingan antara pasangan baru dengan mendiang?
Kejujuran pada diri sendiri sangat penting sebelum memulai hubungan baru. Jika merasa belum siap, maka fokuslah pada penyembuhan diri terlebih dulu.
3. Berbicara pada anak (jika ada)
Jika Mommies atau Daddies memiliki anak dari pernikahan sebelumnya, komunikasi menjadi kunci utama. Anak-anak pasti juga merasakan duka dan memiliki reaksi yang beragam terhadap ide dan gagasan menjalin hubungan baru.
Beberapa hal yang bisa dilakukan pada anak, seperti:
- Berikan waktu pada anak-anak untuk menerima ide atau gagasan ini. Jangan langsung dan tiba-tiba memperkenalkan pasangan baru.
- Ajak anak-anak bicara dengan jujur tentang perasaaan Mommies atau Daddies dan mengapa merasa ingin memiliki pasangan baru.
- Dengar kekhawatiran dan perasaan anak tanpa menghakimi. Validasi emosi mereka.
- Libatkan anak-anak dalam proses secara bertahap, namun jangan membebankan keputusan pada mereka.
- Jelaskan bahwa dengan adanya pasangan baru tidak akan menggantikan posisi orangtua mereka yang telah meninggal.
4. Berkomunikasi dengan keluarga dan teman dekat mendiang
Meskipun memiliki pasangan baru ini merupakan keputusan pribadi Mommies atau Daddies, tapi turut mempertimbangkan keluarga dan teman dekat mendiang adalah langkah bijak yang tidak ada salahnya dilakukan. Mereka juga pasti merasakan duka dan mungkin terkejut atau merasa sakit hati jika Mommies atau Daddies terlalu cepat menjalin hubungan baru.
Mulai dengan sampaikan perasaan dan alasan membutuhkan pasangan baru, berikan mereka ruang untuk memproses berita ini, bersiap menerima reaksi mulai dari dukungan atau ketidaksetujuan, hingga tetap tenang dan menghargai perasaan mereka.
5. Kenalkan pasangan baru secara bertahap
Saat sudah berbicara pada anak dan semua orang terdekat, perkenalkan pasangan baru secara bertahap. Hindari perkenalan mendadak atau di acara-acara penting yang bisa membangkitkan memori tentang mendiang pasangan. Pilih juga momen yang tenang dan privat, biarkan interaksi berjalan dan berkembang secara alami. Perlu diingat, kita juga harus memprioritaskan kenyamanan pasangan baru karena mereka mungkin merasa tertekan dalam situasi ini.
6. Hormati memori mendiang pasangan
Menjalin hubungan baru bukan berarti melupakan atau tidak menghargai memori mendiang pasangan. Mommies dan Daddies juga bisa terus mengenang mendiang pasangan dengan cara yang sehat seperti mengunjungi makamnya. Penting sekali untuk tidak membandingkan pasangan baru dengan mendiang, mau bagaimanapun mereka adalah dua orang yang berbeda.
BACA JUGA: Silent Divorce: Musuh Tak Terlihat dalam Pernikahan, Tanda-tanda dan Cara Mencegah
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS