banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

Hati-Hati, Orang Tua! Ini 7 Dampak Negatif Mengkritik Pasangan Depan Anak

author

Fannya Gita Alamanda15 Apr 2024

Hati-Hati, Orang Tua! Ini 7 Dampak Negatif Mengkritik Pasangan Depan Anak

Jika orang tua mengira tak masalah mengkritik satu sama lain di depan anak, maka itu jelas salah. Dampak negatif yang timbul akan sangat besar!

Mengedepankan komunikasi terbuka bukan berarti orang tua boleh saling mengkritik, meremehkan, dan mencaci. Apalagi SELALU melakukannya di depan anak-anak. Anda mungkin tidak sadar tapi ada banyak dampak negatif yang dirasakan anak dari tindakan tersebut.

Mommies mungkin berpikir bahwa dengan selalu mengkritik pasangan di depan anak-anak maka tindakan ini akan melindungi dan membuka pikiran anak-anak, seperti memberi mereka ‘pencerahan’ tentang kehidupan pernikahan yang sebenarnya. Namun itu menurut kita. Anak-anak mungkin tidak melihatnya dengan cara yang sama seperti Mommies.

Kesal sama pasangan? Jengkelnya sudah sampai ke ubun-ubun? Mommies boleh kok mengeluarkan uneg-uneg di hati. Harus malah. Namun tentu ada caranya. Saat tidak mencapai kesepakatan, orang tua harus berbicara secara pribadi. Terutama jika Mommies hapal tipe-tipe pertengkaran yang berisiko memanas dengan cepat. Belajarlah merahasiakan perselisihan dan pertengkaran dari anak-anak.

Anak-anak seharusnya tidak perlu menderita karena permasalahan dan persoalan yang dihadapi orang tua mereka. Bahkan bagi pasangan suami istri yang telah bercerai, mereka harus tetap menghormati satu sama lain. Hasilnya? Anak-anak akan dengan mudah belajar tetap menghargai kedua orang tua mereka, dengan porsi yang seimbang.

BACA JUGA: 6 Tanda Pasangan Melakukan Emotional Cheating, Sering Tidak Disadari!

Berbagai tindakan mengkritik pasangan di depan anak!

  1. Di depan anak, salah satu orang tua sengaja melindungi anak dengan berbohong kepada pasangannya.
  2. Tanpa mengajak pasangannya bicara terlebih dahulu, ayah atau ibu meringankan hukuman yang telah diberikan pasangannya kepada anak.
  3. Menyepelekan dan mengkritik peraturan yang dibuat oleh pasangan.
  4. Membatalkan hukuman dan peraturan yang dibuat pasangan di depan anak-anak, saat pasangan tidak ada.
  5. Adu argumen terutama tentang peraturan dan tindakan disiplin yang dibuat bersama di depan anak-anak.
  6. Memperlakukan satu sama lain sebagai sosok orang tua yang gagal, payah, dan tidak kompeten.
  7. Melalui perkataan dan tindakan salah satu orang tua menunjukkan kepada anak bahwa Ayah atau Ibu mereka adalah ‘penjahat’ karena memberikan disiplin dan hukuman.
  8. Sengaja meremehkan wibawa salah satu orang tua. Ketika ayah sudah bilang ‘tidak’, ibu bilang ‘boleh’ atau sebaliknya.

Mengapa Mengkritik Pasangan di Depan Anak itu Berbahaya?

Anak-anak berhak memiliki hubungan yang baik dengan orang tua mereka sebagai satu kesatuan, bukan dua entitas yang terpisah. Bahkan jika Anda bercerai, Anda dapat meringankan beban anak Anda dengan membiarkan ayah menjadi seorang ayah yang pengasih dan bertanggung jawab, bukan ayah sebagai musuh Ibu mereka. Begitu pula sebaliknya.

Jika Mommies merasa sering dipermainkan oleh anak-anak, kemungkinan besar itu hasil dari orang tua yang senang saling mengkritik dan merendahkan di depan anak. Bahkan anak yang paling manis pun terkadang akan mencoba memanipulasi orang tuanya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Jadi, dengan saling merendahkan di depan anak, orang tua perlahan tapi pasti sedang membentuk calon manipulator sejati.

dampak negatif

Foto: Freepik

Dampak Negatif Mengkritik Pasangan di Depan Anak

  1. Jika salah satu orang tua mulai meremehkan yang lain, maka anak-anak akan terkena dampak negatif dan berperilaku buruk. Anak-anak perlu memahami batasan mereka. Batasan-batasan ini membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang tertib dan disiplin.
  2. Jika karena salah satu orang tua, anak-anak belajar untuk tidak menghormati ayah atau ibu mereka, maka anak-anak akan tumbuh menjadi calon anak remaja pemberontak dan sulit diatur. Mereka akan senang menantang otoritas dari ayah dan ibu mereka. Beberapa anak juga menjadi depresi dan malahan mulai merasa bersalah karena ketegangan yang terjadi di antara orang tuanya.
  3. Beberapa anak bahkan mengembangkan cara mencari perhatian yang negatif ‘sekadar’ untuk membuat saraf orang tua mereka menjadi tegang. Jangan pernah berpikir bahwa dengan merendahkan pasangan di depan anak, kita melindungi anak-anak atau membuka mata mereka tentang betapa buruknya pasangan kita. Suatu saat nanti ini bisa menjadi senjata makan tuan.
  4. Pola asuh yang bertujuan merendahkan salah satu orang tua membuat anak berpikir bahwa dengan tidak menghormati atau tidak menuruti salah satu orang tua, mereka dapat membahagiakan orang tua yang lain. Anak-anak juga akan mendapat kesan bahwa mereka tidak bisa memiliki hubungan yang sehat dengan kedua orang tua mereka.
  5. Anak-anak dari orang tua yang gemar mengkritik dan merendahkan pasangannya akan memiiki minat belajar yang rendah dan depresi. Mereka tidak akan mampu berkembang dengan baik dan tidak memiliki rasa percaya diri. Mereka juga belajar memanipulasi kedua orang tua dan mendapatkan apa pun yang mereka inginkan tanpa kesulitan.
  6. Orang tua yang saling mengkritik dan merendahkan akan memberi pesan kepada anak-anak mereka bahwa memiliki hubungan yang positif dan jujur ​​itu tidak penting. Bahkan sulit. Hal ini juga dapat mengajarkan mereka bahwa manipulasi adalah cara yang dapat diterima untuk mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Jika perlu, dengan mengadu domba kedua orang tua mereka.
  7. Jika orang tua sering mengkritik dan merendahkan satu sama lain selama bertahun-tahun, anak-anak tidak hanya akan menganggap mengadu domba orang tua mereka sebagai hal yang wajar, mereka juga akan tahu betul bagaimana melakukannya karena belajar dari orang tua mereka.Sebagai konsekuensinya, orang tua mungkin mendapati bahwa anak mereka tidak menganggap serius ayah atau ibu mereka, saat orang tua menetapkan batasan, membuat aturan, atau memberikan konsekuensi atas tindakan salah anak.

Lakukan Ini Saat Pasangan Gemar Mengkritik dan Merendahkan

Ternyata ada tiga hal yang harus dilakukan saat salah satu pasangan gemar mengkritik dan merendahkan.

  1. Banyak pasangan yang menerapkan prinsip “mengalir seperti air”. Mereka tidak membicarakan gaya pengasuhan dan caranya saling memperlakukan sebelum menikah. Namun tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.
  2. Mulailah menyepakati bahwa yang terbaik bagi anak Anda adalah dengan menunjukkan kekompakan dan bersedia melakukan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai titik tersebut. Jika masalahnya adalah ketidaksepakatan mengenai aturan dan gaya disiplin, jelaskan bagaimana Anda melihat bahwa model disiplin tertentu nggak akan berhasil.
  3. Rutin ngobrol dari hati ke hati mengenai masalah pengasuhan anak ketika keadaan sudah tenang dapat menjadi cara yang baik untuk menjaga segala sesuatunya tetap pada jalur yang benar. Utarakan perasaan mengenai perilaku atau komentar apa pun yang disebabkan dari tindakan mengkritik dan merendahkan yang dilakukan pasangan. Terutama ketika dilakukan di depan anak-anak. Namun lakukan percakapan ini tanpa dilihat dan didengar oleh anak-anak.

Alih-alih saling mengkritik dan merendahkan, cobalah bicarakan bagaimana cara mencari akar dari masalahnya. Jika sulit dibicarakan berdua saja, mungkin Anda membutuhkan bantuan konselor perkawinan. But it’s worth it.

BACA JUGA: 7 Cara Jitu Menghadapi Pasangan yang Sering Berpikir Negatif

Cover: Freepik

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan