Pernikahan yang sehat tetap mungkin dimiliki, meskipun Anda menikah dengan suami tipe anak mama. Bagaimana cara tips menghadapi mereka? Ini dia!
Banyak sekali wanita yang terpesona ketika mengencani pria yang sayang dan respek banget sama ibunya. Anda yakin, dia juga akan memperlakukan Anda, istrinya, dengan cara yang sama istimewanya.
Namun waktu berjalan dan kehidupan pernikahan Anda mulai tidak seperti yang dulu dibayangkan. Ya, Anda mendapati bahwa ibu mertua Anda adalah prioritas tertinggi dalam hidup suami, dan dia mungkin menunjukkan beberapa karakteristik anak mama yang serius.
Lalu, bagaimana caranya ‘memisahkan’ suami dari ibunya dengan cara yang sehat untuk semua orang?
Jika Anda menikah dengan anak mama, bukan berarti Anda tidak akan pernah didahulukan. Jadi, jangan buru-buru menyerah. Dengan sedikit dorongan dan pengertian, hubungan suami dengan ibunya malah bisa bermanfaat buat semua pihak.
BACA JUGA: 4 Zodiak yang Punya Sifat Menawan dan Paling Disukai Mertua
Ketika ibu mertua Anda kekeuh sumekeuh untuk menjadi yang nomor satu dalam kehidupan putranya, rasanya nggak bakal ada cara Anda bisa menggeser posisinya. Ingin tahu apakah suami adalah tipe anak mama? Berikut ciri-cirinya:
His mother’s wish is his command. Suami Anda akan selalu menuruti keinginan ibunya, tanpa menawar.
Jika suami memiliki ciri-ciri di atas, jangan panik. Tetap ada banyak cara untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan suami Anda dan ibunya.
Tanda-tanda di atas bisa berbeda-beda tingkat keseriusannya, tetapi ada beberapa tanda bahaya yang akan mempersulit pernikahan dengan suami tipe anak mama.
Menurut Dr. Sherrie Sims Allen, “Tanda bahaya besar adalah ketika ibunya adalah penerima manfaat pertama dari polis asuransinya, padahal Anda adalah istrinya. Ibunya selalu menyelamatkannya dari kesulitan keuangan, sehingga dia sulit berkembang dan menjadi dewasa.
Tanda bahaya lainnya adalah ketika dia memaksa Anda dan anak-anak pindah ke rumah ibunya untuk menghemat uang. Ibunya mengizinkan kalian tinggal di rumahnya, tanpa biaya sewa,” tambah Dr. Allen. Ini menunjukkan dia juga mendahulukan kebutuhan ibunya di atas kebutuhannya, kebutuhan Anda dan anak-anak.
Foto: Pexels
Buat yang bingung harus bagaimana, berikut Mommies Daily bagikan tips menghadapi suami tipe anak mana!
Tentukan perilaku mana yang dapat ditoleransi dan batasan apa yang harus Anda ambil. Misalnya, Anda bisa memberitahunya bahwa dia boleh menelepon ibunya secara rutin, asalkan tidak mengganggu waktu kalian bersama. Anda mungkin nggak suka jika dia mencari ibunya untuk membicarakan masalah yang seharusnya dibicarakan dengan Anda. Atau tidak tinggal serumah dengan mertua tapi masih di kota yang sama.
“Anda harus bersikap tegas sekaligus tetap santun,” kata pakar Dr. Diana Kirschner. Mengapa? Karena meskipun ketegasan dan batasan dijalankan dengan hati-hati, tetap bisa menyulitkan. Anda harus tegas tanpa menjadi marah. Contohnya, jika dia ingin Anda ikut acara makan malam keluarga kelima kali bersama mertua dalam tiga minggu terakhir, Anda bisa bilang, “Kamu pergi aja, tapi saya enggak. Saya mau me time.”
Meski sulit, tetaplah berpegang pada batasan Anda. Jika ibu mertua membuat Anda merasa bersalah, atau suami jadi membantah, tetaplah utamakan kebutuhan Anda. Pada akhirnya, meski butuh waktu, Anda akan mengembangkan rutinitas yang dipahami semua orang.
Kesalahan besar yang dilakukan banyak orang adalah mengungkapkan perasaan mereka kepada pasangan atau ibu mertua mereka—dengan kemarahan atau agresi. Ngomong dulu mikir belakangan. Percaya deh, moetode seperti itu nggak akan bisa memenangkan hati suami dan ibunya. Akan lebih membantu jika Anda menetapkan batasan pada suami, bukan pada ibu mertua Anda, dan bersikaplah tegas.
Pernikahan Anda tidak harus selalu menjadi pusat dalam hidup Anda. Jadikan diri Anda sebagai prioritas utama. Jadilah sedikit egois (dalam cara yang baik). Bekerja, temukan hobi, jelajahi minat baru, dan kembangkan hubungan Anda dengan teman dan keluarga di luar suami. Dia harus tahu bahwa Anda mandiri dan Anda ngak ragu untuk pergi jika dia terus mengabaikan kebutuhan Anda
Meskipun lebih gampang diucapkan daripada dilakukan. Namun ingatlah bahwa merendahkan ibunya itu akan menyakiti perasaan suami Anda. Bahkan bisa membuat suami merasa gagal sebagai seorang suami. Perasaan pahit itu bisa berubah menjadi kebencian, yang dapat membahayakan pernikahan Anda yang awalnya sehat.
Oke, ketegangan biasa terjadi antara ibu mertua (dari anak mama) dan menantunya. “Kemungkinan besar, meskipun nggak selalu, akan ada drama dengan ibu mertua Anda ketika Anda menikah dengan anak mama,” jelas Dr. Allen.
Jika drama memang sering terjadi, jadilah manusia dewasa yang lebih matang. Sulit memang, tapi ini akan menguntungkan Anda. Tetap ramah dan hormati ibu mertua adalah cara yang sehat untuk mengekspresikan batasan dan ketegasan sikap Anda. Jangan repot-repot megoreksi ibu mertua. Percuma, you’ll never win.
Bukan berarti Anda harus menghabiskan banyak waktu bersama ibu mertua atau menoleransi perlakuan buruk darinya. Tidak apa-apa untuk menjaga jarak. Biarkan suami (dan anak-anak) yang akrab sama ibu mertua. Demi kenyamanan bersama, Anda boleh lebih jarang bertemu dengannya jika Anda mau.
Pada akhirnya, suami faktor penentu apakah keterikatannya dengan ibunya akan merusak pernikahan kalian. Siap-siap karena ini akan menimbulkan ketegangan. “Menikah dengan anak mama dapat menciptakan drama terus-menerus antara Anda dan suami ketika dia tidak mampu menyadari pentingnya menjadikan Anda dan keluarga sebagai prioritasnya,” kata Dr. Allen
Coba jelaskan dengan baik-baik kepadanya bahwa mendahulukan pernikahan kalian akan baik juga untuknya. Mommies bisa ingatkan suami dengan bilang, “Sayang, kamu tidak bisa bahagia menjadi seorang suami sekaligus anak mama, karena kamu akan selalu terpecah ke dua arah berbeda.”
Jika dia paham dan mulai mengutamakan Anda, hargai perubahan sikapnya. Jika dia tetap bersikeras dengan tindakannya, Anda mungkin perlu menjauh sebentar untuk membiarkan dia berpikir dan memutuskan apa prioritasnya.
Namun ingat, ya, Anda tidak bisa mengambilkan keputusan untuknya. Dia yang harus memutuskan untuk menetapkan batasan terhadap ibunya dan tahu kapan harus memprioritaskan istri serta keluarganya. Dia juga harus tahu bahwa dirinya bisa menjadi penyebab pernikahannya bahagia atau hancur berkeping-keping.
Percakapan dari hati ke hati ini tidak akan membawa hasil dalam semalam. Jadi Mommies harus punya stok sabar yang cukup.
BACA JUGA: 8 Plus Minus Tinggal Sama Mertua, Langsung dari Curhatan Para Istri!
Cover: Pexels