Sorry, we couldn't find any article matching ''
Tips Memilih Pondok Pesantren, Jangan Hanya Soal Ilmu Agama
Memilih pondok pesantren yang tepat untuk anak bukan hanya soal ilmu agama, tetapi juga tentang pengembangan akademis, non-akademis, dan lingkungan sosial.
Pondok pesantren telah lama menjadi bagian integral dari tradisi pendidikan di Indonesia. Namun, memilih pondok pesantren yang tepat untuk anak bukanlah keputusan yang bisa diambil secara sembarangan. Selain menawarkan pendidikan agama yang kuat, pondok pesantren juga harus mampu memberikan lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi anak, pengembangan keterampilan sosial, dan kesempatan untuk berkembang dalam berbagai bidang.
Menurut psikolog Vera Itabiliana K. Hadiwidjojo, Psi, banyak orang awam yang hanya memandang kualitas pondok pesantren berdasarkan tokoh agama, seperti ustad atau kyai. Mereka mungkin memilih ponpes untuk anak hanya berdasarkan rekomendasi tanpa riset lebih dalam. Nyatanya, orang tua juga harus memastikan jika pondok pesantren sudah memiliki izin, serta bagaimana wujud pengajarannya kepada para santri. Cek juga apakah para guru dan pengurus mengerti soal pendidikan, perkembangan, sehingga ilmu mereka tak hanya berupa ilmu agama.
5 Hal Penting yang Harus Dipertimbangkan Saat Memilih Pondok Pesantren
Ada beberapa tips penting yang perlu dipertimbangkan orang tua dalam memilih pondok pesantren yang cocok untuk anak mereka. Menurut psikolog Binky Paramitha, M.Psi., penting untuk mempertimbangkan lima hal ini sebelum memasukan anak ke ponpes.
BACA JUGA: Perilaku Anak Berbeda di Rumah dan di Sekolah? Jangan Panik, Ini Alasannya
1. Keselarasan Nilai
Pertama, penting untuk memilih pondok pesantren yang mengajarkan nilai-nilai yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip-prinsip yang telah ditanamkan di dalam keluarga. Keselarasan ini akan membantu anak merasa lebih terhubung dengan lingkungan pendidikan mereka dan memperkuat nilai-nilai yang ditanamkan di rumah.
Setiap pondok pesantren pasti menanamkan nilai agama kepada santri-santrinya. Namun, orangtua juga harus tahu visi-misi ponpes dan bagaimana penerapannya secara langsung.
2. Kenali Guru dan Pengurus Pesantren
Selanjutnya, ajak anak untuk mengunjungi pesantren, bertemu dengan pengasuh dan guru-guru, serta mengenal lebih dekat kegiatan-kegiatan yang akan mereka ikuti. Dengan pengenalan awal ini, anak dapat merasa lebih familiar dan siap menghadapi perubahan lingkungan dan rutinitas di pesantren.
Mommies dan Daddies juga harus mengetahui cara guru atau mentor membimbing santri secara akademis maupun non-akademis. Misalnya, orang tua harus mengetahui bagaimana pihak ponpes membuat santri nyaman berada di lingkungan baru. Serta bagaimana carabmenghadapi konflik antar santri, serta cara membimbing mereka ketika salah.
Foto: tirachardz on Freepik
3. Pastikan Lingkungan Mendukung
Berikutnya pastikan pondok pesantren memiliki lingkungan yang mendukung, di mana santri dapat berinteraksi dengan guru secara terbuka dan mendapatkan bimbingan yang memadai dalam aspek akademis maupun spiritual. Interaksi yang baik antara santri dan guru akan membantu anak merasa nyaman dan terbimbing selama menjalani pendidikan di pondok pesantren tersebut.
Lihat apakah ada kehangatan dalam interaksi antar santri. Pastikan anak mendapat lingkup pertemanan yang positif tanpa penindasan ataupun senioritas. Selain itu, perhatikan juga peran guru atau ustadz dalam berelasi dengan para santri. Apakah interaksi mereka penuh relasi kuasa atau penuh keakraban.
4. Ketahui Cara Komunikasi Santri dengan Keluarga
Setiap institusi berasrama pasti memiliki pertaruhan sendiri mengenai komunikasi antara anak dan keluarganya. Misal, pada 40 hari pertama, santri tidak boleh menghubungi keluarganya. Pastikan Mommies dan Daddies tahu bagaimana cara mendapat kabar anak. Termasuk apakah orangtua boleh menghubungi anak secara langsung atau melalui guru.
Meskipun anak memasuki lingkungan pesantren, peran orang tua tetap sangat penting. Berikan dukungan moral dan emosional kepada anak selama proses adaptasi mereka di pesantren. Selain itu, tetaplah terlibat dalam perkembangan pendidikan dan kehidupan anak di pesantren dengan berkomunikasi secara rutin dengan pengasuh dan guru-guru pesantren.
5. Ajak Anak Berdiskusi
Diskusikan alasan di balik keputusan memasukkan anak ke pondok pesantren dan beri mereka pemahaman tentang manfaat dan nilai-nilai yang mereka dapatkan di lingkungan pesantren. Misalnya, kedisiplinan, tanggung jawab, dan pendekatan lebih dalam beragama. Dengan mendengarkan dan memahami perasaan anak, orang tua dapat membantu mereka merasa lebih nyaman dan siap menghadapi pengalaman baru di pondok pesantren. Selalu dengarkan pendapat anak dan libatkan dia dalam pengambilan keputusan.
BACA JUGA: Saat Anak Menjadi Pelaku Bullying, Orang Tua Perlu Lakukan Ini!
Ditulis oleh: Azahra Syifa
Cover: Shardar Tarikul Islam on Pexels
Share Article
COMMENTS