banner-detik
PARENTING & KIDS

Definisi, Contoh, dan Cara Menghadapi Mom Shaming: Perilaku Merusak Mental Bagi Ibu

author

Mommies Daily30 Nov 2023

Definisi, Contoh, dan Cara Menghadapi Mom Shaming: Perilaku Merusak Mental Bagi Ibu

Sering dianggap sepele, perilaku mom shaming dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental para ibu. Yuk, kenali tentang fenomena yang satu ini!

Mommies, pernah mendapatkan komentar tak mengenakkan dari ibu lain mengenai cara mengasuh anak? Komentar tersebut bisa muncul secara langsung atau lewat media sosial. Tindakan negatif ini bisa disebut sebagai mom shaming.

Mom shaming adalah fenomena di mana ibu-ibu saling menghakimi dan menilai satu sama lain. Walau terdengar sepele, mom shaming memiliki dampak negatif terhadap kesehatan mental para ibu. Untuk menghadapinya, ada beberapa panduan bijak untuk menghadapi mom shaming dengan tegar dan penuh empati.

BACA JUGA: Kenali Beda Baby Blues, Depresi Postpartum, dan Psikosis Postpartum yang Bisa Dialami Ibu Pasca Melahirkan

Apa Itu Mom Shaming

Berikut adalah definisi, contoh, dan cara menghadapi fenonema ini yang perlu Mommies ketahui.

Definisi Mom Shaming

Melansir dari VeryWell Family, mom shaming adalah istilah yang merujuk pada sikap menghakimi atau menyerang ibu atas pilihan individu mereka. Mom shaming bisa berupa komentar pasif-agresif hingga perundungan penuh, dan bisa membuat para korban merasa tidak nyaman hingga trauma.

Carly Snyder, MD, seorang psikiater reproduksi dan perinatal, kolumnis HuffPost, dan pembawa acara acara radio ‘MD for Moms’, memiliki teori bahwa orang biasanya melakukan mom shaming untuk memperkuat pilihan mereka sendiri karena perasaan ketidakamanan dan ketakutan yang mendalam.

Contoh Mom Shaming yang Harus Diwaspadai

Ada beberapa topik yang menjadi sasaran mom shaming, dan berikut adalah alasan-alasan paling umum yang paling umum.

1. Cara Menyusui Bayi

Alih-alih dipuji karena menyediakan makanan bagi bayi mereka dan menjaga kesehatannya, banyak ibu malah dikritik tentang cara mereka menyediakan makanan.

Sejarahnya, ASI memang dianggap makanan pokok bagi bayi. Meskipun ada banyak manfaat dari menyusui, tidak semua ibu memiliki kemampuan atau keinginan untuk melakukannya, dan itu tidak masalah.

Beberapa ibu beralih ke pemberian susu formula untuk bayi mereka, entah karena masalah kesehatan, kesulitan memproduksi ASI yang cukup, atau hanya tidak menikmatinya.

Sayangnya, banyak orang melihat keputusan ini dengan pandangan miring bahkan membuat para ibu merasa bersalah karena lebih memilih susu formula. Jenis mom shaming seperti ini dapat meruntuhkan kepercayaan diri seorang ibu, membuat mereka merasa tidak mencukupi atau seolah mereka merugikan bayi mereka dengan tidak menyediakan ASI.

2. Metode Menidurkan Anak

Pelatihan tidur adalah topik hangat di kalangan komunitas orangtua. Beberapa ibu melatih anaknya untuk tidur sendiri sejak usia dini. Ibu lainnya menemani anak tidur bahkan sampai awal usia sekolah.

Dua metode tersebut selalu menjadi perdebatan dan seringkali menjadi topik mom shaming. Perlu diingat, apapun metode yang dipilih adalah hak Mommies sepenuhnya. Selama Mommies mengikuti pedoman tidur yang aman dan memprioritaskan Si kecil, Mommies tak perlu ambil pusing omongan orang lain.

3. Ibu Pekerja vs. Ibu Rumah Tangga

Ibu pekerja dan ibu rumah tangga adalah topik klasik yang seringkali dibawa-bawa oleh pelaku fenonema ini untuk meremehkan keputusan seorang ibu terhadap hidupnya.

Para ibu bekerja seringkali dianggap tidak memprioritaskan anak. Padahal, peran sebagai Ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja tidak bisa menentukan cinta dan kasih sayang seorang ibu. Kedua pilihan bisa memungkinkan anak-anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan penuh kasih sayang.

4. Cara Mendidik Anak

Pelaku mom shaming juga menyerang segala aspek dari keibuan, termasuk bagaimana seorang ibu mendidik anak-anak mereka. Perlu diketahui bahwa orangtua adalah sosok yang paling mengenali anak dalam masa pertumbuhan, sehingga mereka seharusnya tahu parenting terbaik yang akan diterapkan kepada anak mereka.

Mommies bisa saja mengritik parenting orang lain secara sopan, tetapi jangan menghabiskan waktu untuk menghujat orang tersebut. Tidak perlu merasa superior karena menerapkan parenting tertentu.

Cara Cerdas Menghadapi Mom Shaming

Masuk akal jika Mommies mungkin merasa marah atau terluka saat menghadapi fenonema ini. Menurut Dr. Snyder, cara terbaik untuk menanggapi penilaian ibu lain adalah dengan mengabaikannya dan tidak menganggap serius ucapan buruk tersebut. Yakinlah bahwa Mommies tidak perlu membenarkan atau menjelaskan pendekatan pengasuhan kepada siapa pun, terutama jika Mommies sedang melakukan yang terbaik.

“Berdebat mengenai mengapa Anda merasa posisi Anda benar, atau menjelaskan mengapa Anda melakukan sesuatu dengan cara tertentu tidak akan mengubah penilaian ibu lain, karena mereka masih akan bertindak lebih unggul karena kecemasan yang mungkin mendalam,” jelas Dr. Snyder.

Jika penghinaan datang dalam bentuk komentar di media sosial, Mommies bisa belajar mengabaikannya, atau menghapus komentar tersebut. Jika perilaku itu terus berlanjut, Mommies bisa memanfaatkan tombol blokir dan report. Hal terbaik yang dapat Mommies lakukan adalah melakukan apa pun yang membuat diri merasa nyaman.

Saat berurusan dengan para pelaku mom shaming yang belum memiliki anak, Dr. Snyder mengatakan bahwa Mommies harus ingat jika suatu hari mereka memiliki anak sendiri, mereka pasti akan merasa cukup konyol karena mencemooh orang lain atas hal-hal yang mereka tidak tahu sebelumnya.

“Pilihan seorang orang tua bergantung pada keunikan anak mereka dan keadaan khusus mereka. Tidak ada jawaban ‘satu untuk semua’ dalam pengasuhan,” kata Dr. Snyder.

Ditulis oleh: Azahra Syifa

BACA JUGA: 11 Kesalahan Ibu yang Membuat Anak Mengalami Fatherless

Cover: Pexels

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan