Dari Denny Caknan dan Bella Bonita, Ini Sembilan Pelajaran Penting untuk Perempuan

Sex & Relationship

Ficky Yusrini・04 Oct 2023

detail-thumb

Menonton wawancara Denny Caknan bersama Bella Bonita di podcast Deddy Corbuzier, ada banyak pelajaran penting yang saya ingin dipahami oleh para perempuan. 

Pelantun lagu-lagu berbahasa Jawa, Denny Caknan, mendapat sorotan. Dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Denny diwawancara bersama istri, Bella Bonita, Denny meminta Bella untuk mengurus anak sendiri tanpa pengasuh. Ekspresi Bella tampak kaget. “Semoga ngurus sendiri om biar nggak ikut konser,” kata Denny, menjawab pertanyaan Deddy tentang rencana Bella yang tengah hamil, apakah akan mengurus anak sendiri nantinya. Dalam percakapan sebelumnya, Denny dan Bella yang baru menikah bulan Juli lalu, mengungkapkan, mereka selama ini nyaris tak terpisahkan. Bella selalu mengikuti ke mana pun Denny manggung. 

Life after kid, bagi pasangan suami istri, pasti tak akan sama lagi. Apalagi pasangan yang langsung punya anak, masa bulan madu yang singkat membuat suami maupun istri sama-sama shock dengan perubahan yang drastis. Terlebih bagi perempuan, karena secara sosial, dalam masyarakat patriarki, tanggung jawab membesarkan anak diserahkan sepenuhnya ke tangan seorang ibu. Dalam komen-komen di video Youtube tersebut, mendadak banyak bermunculan para istri bersuara, mengungkapkan rasa syukur karena punya suami yang mau ikut repot urus anak dan rumah. 

Baca juga: 8 Kesalahan Orang tua Mendidik Anak Sehingga Toxic Masculinity Merajalelala

Buat para perempuan, dari pasangan Denny Caknan dan Bella, kita bisa belajar beberapa hal berikut ini: 

1. Screening dari sejak waktu pacaran

Jangan hanya ngetes tentang kesetiaan tapi juga pandangan pasangan tentang pembagian kerja dalam keluarga. Apakah ia pro kesetaraan? Apakah ia bersedia berbagi tugas-tugas domestik? Dan kalau punya anak, seberapa jauh ia mau mengambil peran? Di luar sana, masih banyak keluarga yang membesarkan anak lelakinya dalam nilai patriarki yang kental.  

2. Pahami diri sendiri

Apa nilai-nilai, kebutuhan, tujuan, dan batasan yang kamu tetapkan. Pahami apa yang kamu inginkan dari relasi dengan pasangan dan bagaimana kamu ingin diperlakukan. Tidak harus jadi feminis atau label apa pun, karena yang terpenting adalah relasi seperti apa yang paling nyaman buatmu. 

3. Dari Denny Caknan saya belajar pentingnya buka komunikasi terbuka dengan pasangan

Sehingga tantangan seberat apa pun di depan nanti bisa dibicarakan bersama dengan suasana yang menyenangkan, tanpa intimidasi maupun menyalahkan salah satu pihak. Diam dan berharap pasangan bisa menguasai bahasa telepati, bukanlah solusi. 

4. Ajak pasangan untuk belajar dan memahami sudut pandang yang berbeda dari nilai yang selama ini ia yakini

Misalnya, belajar dari teman atau pasangan lain, bagaimana mereka menghadapi masa-masa struggling membesarkan anak.  

5. Mendorong perubahan yang positif dengan mendukung pertumbuhan pribadi pasangan maupun dirimu sendiri

Jangan sampai kehilangan identitas karena larut dalam peran sebagai istri maupun ibu. 

6. Tetapkan batasan yang jelas untuk menjaga kewarasan emosional dan fisik kamu

Pastikan pasangan memahami dan menghormati batasan-batasan ini. 

7. Bekerja sama, itulah hakikat rumah berumah tangga (yang namapaknya belum dipahami Denny Caknan)

Kolaborasi dan kerja sama, baik dalam mengambil keputusan maupun dalam menyelesaikan masalah. Usahakan untuk mencapai kesepakatan bersama dan mendengarkan pendapat dan ide satu sama lain.

8. Terus belajar, jangan berhenti belajar dan merasa puas dengan zona nyaman

Manfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, memperluas wawasan, dan mengembangkan diri. 

9. Penerimaan

Jika segala cara sudah dicoba dan suami masih bertahan dengan keengganan berbagi tugas mengurus anak dan rumah, misalnya, kamu tetap bisa cari solusi terbaik. Seperti, bangun support system di luar suami. Perubahan sikap dan perilaku tidak bisa terjadi dalam semalam, tetapi dengan kesabaran, komunikasi, dan dukungan yang tepat, hubungan dapat berkembang menjadi lebih sehat dan seimbang.

Baca juga: Ajarkan Positive Masculinity pada Anak