Apa itu effective listeting dan manfaatnya untuk hubungan rumah tangga serta mencegah pertengkaran dengan pasangan? Lihat di bawah ini!
Kebanyakan dari kita berasumsi bahwa kita adalah pendengar yang baik untuk pasangan dan sudah menerapkan effective listening, tetapi penelitian terbaru menunjukkan faktanya tidak begitu. Tidak heran jika terjadi banyak kesalahpahaman yang akibatnya sangat merugikan, termasuk dalam hubungan rumah tangga.
Mendengarkan adalah sesuatu yang kita lakukan setiap hari, jadi memang masuk akal untuk berasumsi bahwa kita adalah pendengar yang baik. Bahkan banyak orang yang mengaku sudah paham tentang effective listeting.
Padahal faktanya, hanya sedikit dari kita yang benar-benar seperti itu. Rata-rata orang yang tidak berusaha mengembangkan keterampilan mendengarkan yang baik, cenderung hanya memahami dan mengingat sekitar 50% isi percakapan. Dan itu terjadi SEGERA. Setelah 48 jam retensi rata-rata turun menjadi kurang dari 25%!
Penelitian terbaru di dunia kerja menunjukkan bahwa kebiasaan dan keterampilan mendengarkan yang buruk terjadi pada lebih dari 70% karyawan, mengakibatkan kesalahpahaman, terjadinya kesalahan, hilangnya peluang, pertengkaran, proyek macet, dan hubungan yang rusak. Ternyata parah, kan? Bayangkan jika hal itu diterapkan dalam komunikasi dengan pasangan!
BACA JUGA: Cara Meningkatkan Gairah Seks dalam Waktu 5 Menit Saja Menurut Pakar!
Mendengarkan secara efektif atau effective listening adalah ketika kita berkonsentrasi mendengarkan apa yang orang lain katakan, termasuk pasangan. Mendengarkan secara efektif membutuhkan upaya dan kesadaran, dan ketika kita mendengarkan secara efektif, kita mendengarkan untuk memahami apa yang dibicarakan, tidak hanya mendengar sambil lalu.
Yuk, pahami fakta tentang effective listening berikut ini!
Ini lebih dari sekadar diam. Studi medis menunjukkan bahwa seseorang yang benar-benar menggunakan energi mentalnya untuk berkonsentrasi pada orang lain dan mendengarkan secara AKTIF sebenarnya mengalami peningkatan tekanan darah, denyut nadi yang lebih tinggi, dan lebih banyak keringat. Jadi, mendengarkan secara aktif adalah kerja keras secara mental dan fisiologis.
Di dunia modern saat ini, ada persaingan besar dari iklan, radio, TV, film, internet, buku, majalah, surat kabar – untuk mendapatkan perhatian kita. Ditambah ada banyak informasi yang juga masuk dari orang-orang di sekitar, mulai dari pekerjaan dan rekoan kerja, anak dan lingkungan sekolahnya, hingga pasangan dan anggpta keluarga lainnya.
Dengan masuknya semua informasi ke dalam diri, kita jadi belajar menyaring hal-hal yang tidak penting dan tidak kita butuhkan, tetapi dalam prosesnya terkadang kita juga menyaring hal-hal yang ‘harus’ jadi penting bagi kita.
Ada perbedaan besar antara kecepatan berbicara dan kecepatan berpikir. Rata-rata orang berbicara sekitar 135 hingga 175 kata per menit, tetapi mendengarkan hingga 400 atau 500 kata per menit.
Jadi, ketika seseorang sedang berbicara, pendengar yang tidak sabar menghabiskan waktu antara kecepatan berpikir pendengar yang cepat dan kecepatan bicara pembicara yang lambat, untuk memikirkan apa yang akan dikatakan selanjutnya, atau secara mental berdebat dengan orang yang sedang berbicara (dalam hati). Ini seperti mendengarkan dua suara pada saat bersamaan, yaitu si pembicara dan dialog internal sendiri.
Kurangnya pelatihan adalah penyebab lain banyak dari kita memiliki kebiasaan mendengarkan yang buruk. Sebagian besar dari kita harus lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, membaca, atau menulis, tetapi kita hampir tidak pernah menerima pendidikan formal dalam hal mendengarkan.
Tujuan dari mendengarkan secara efektif adalah mendengarkan untuk memahami, bukan hanya mendengar apa yang dikatakan. Itu menuntut kita untuk terlibat dengan orang yang sedang kita dengarkan – tidak sekadar mendengar kata-katanya tetapi benar-benar memahami maksud di balik semua perkataannya.
Menurut Stephen R. Covey, seorang pembicara dan penulis, kita mendengarkan pada 5 tingkatan yang berbeda:
• Mengabaikan. Kita benar-benar mengabaikan perkataan orang yang sedang bicara
• Berpura-pura mendengarkan. Kita menggunakan bahasa tubuh dan kontak mata yang menunjukkan bahwa Anda mendengarkan tetapi sebenarnya tidak
• Mendengarkan secara selektif. Kita mendengarkan bagian yang menarik bagi kita dan mengabaikan bagian yang tidak menarik
• Mendengarkan dengan penuh perhatian. Kita memerhatikan dan benar-benar memahami apa yang telah dikatakan lawan bicara
• Mendengarkan secara empati. Kita berkonsentrasi dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh untuk memahami maksud pasangan kita
Jadi, dengan menerapkan effective listeting bisa membuat Mommies jadi lebih dekat dan membuat diri jadi semakin terhubung dengan pasangan.
BACA JUGA: 5 Tanda Pasangan Melakukan Selingkuh Kecil atau Micro Cheating, Perlu Diwaspadai!
Cover: Freepik