Hobi mengungkit kesalahan masa lalu pasangan dengan tujuan agar kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi, itu salah besar. Ini cara menghadapinya.
Bukan rahasia lagi bahwa kita semua pernah membuat kesalahan. Kita menyesal, move on, dan berupaya memperbaiki kualitas diri. Sayangnya, bibir mungkin memaafkan, tetapi hati beda cerita. Seseorang memilih untuk terus mengingatkan kita tentang kesalahan yang pernah kita lakukan, berulang-ulang kali. Dengan harapan luka hati akan terobati. Padahal kebiasaan mengungkit masa lalu ini bisa membahayakan sebuah hubungan. Jika pasangan Anda hobi mengungkit kesalahan masa lalu Anda, coba lakukan beberapa cara ini.
Tidak perlu lagi bilang Anda menyesali kesalahan di masa lalu jika Anda telah meminta maaf dan mengambil tanggung jawab penuh atas kesalahan itu. Terus menerus meminta maaf hanya membuat pasangan tahu dirinya berhasil membuat Anda tersudut. Dengan catatan, Anda memang jangan mengulangin kesalahan yang sama.
Jika saat terjadi adu argumen pasangan Anda mencoba membawa kembali kesalahan Anda di masa lalu ke dalam pertengakaran saat ini, alihkan, kembalikan ke masa sekarang. Fokus pada apa pun yang awalnya menyebabkan kalian berdua bertengkar. Coba katakan: “Bukan itu masalah yang sedang kita bicarakan sekarang. Mari fokus ke masalah yang sekarang.”
Jika pasangan kelihatanya kekeuh membicarakan dosa-dosa lama Anda saat itu juga, ingatkan dia bahwa Anda mau membicarakannya tapi di lain waktu, bukan sekarang karena ada masalah saat ini yang harus diselesaikan.
Jika pasangan terus mengungkit luka masa lalu, kemungkinan besar dia masih belum bisa memaafkan dengan tulus. Jadi, penting bagi Anda untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang memvalidasi perasaan itu.
Katakan sesuatu seperti, “Saya tahu kamu masih marah dan terluka dan saya paham, tetapi kita sedang mendiskusikan masalah yang berbeda.”
Jangan bilang, “Kita kan sudah sepakat masalah itu sudah selesai. Kenapa kamu masih ungkit-ungkit terus?” Well, Anda mungkin sudah selesai, tapi bukan berarti pasangan Anda sudah baik-baik saja.
Kalian berdua harus bekerja sebagai tim untuk menemukan solusi agar hubungan kalian dapat kembali ke posisi yang sehat, seperti yang kalian berdua harapkan. Jadi ingat, kalian berdua VS masalah, bukan Anda VS pasangan Anda.
Argumentasi dalam suatu hubungan tidak melulu buruk. Adu argumen dapat membantu kalian menemukan akar masalahnya dan mencari solusinya. Argumentasi juga memungkinkan kalian untuk tumbuh bersama dan lebih memahami satu sama lain. Berhentilah mencoba untuk “memenangkan” argumen dengan membahas luka yang dulu. Argumen dapat dimanfaatkan untuk membuat hubungan menjadi lebih baik atau bisa lebih buruk. Dan dengan menyeret-nyeret masa lalu, kemungkinan besar hubungan kalian malah akan memburuk.
Baca juga: 9 Tips Melakukan Argumen yang Sehat dengan Pasangan
Sulit untuk tidak terpancing emosi, mengabaikan amarah saat konflik terjadi. Tetapi Anda harus ingat bahwa pasangan bukanlah musuh; dia adalah seseorang yang Anda cintai. Mungkin sulit untuk nggak terpancing, tetapi usahakan mengingat fakta bahwa Anda mencintai orang yang karena pernah terluka, ia dengan emosi mengungkit kesalahan Anda.
Selama pertengkaran berlangsung, ada kecenderungan untuk bertindak dulu dan mikir belakangan. Anda mungkin mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak Anda maksudkan hanya karena Anda tidak memberi diri waktu untuk berpikir. Ketika itu terjadi, jangan buru-buru menanggapi sesuatu yang dikatakan pasangan. Tetap tenang, diam, dan tata pikiran dan ucapan. Biarkan pasangan bicara dan dengarkan dengan cermat sebelum mengungkapkan perasaan dan pandangan Anda.
Sumber artikel dari sini