banner-detik
PARENTING & KIDS

7 Kalimat Destruktif yang Tidak Boleh Dikatakan ke Anak, Bisa Menghancurkan Mereka!

author

Katharina Menge15 Mar 2023

7 Kalimat Destruktif yang Tidak Boleh Dikatakan ke Anak, Bisa Menghancurkan Mereka!

Orang tua ternyata harus menghindari mengatakan kalimat destruktif ini ke anak karena bisa menghancurkan mental mereka!

Kalimat destruktif tidak hanya bisa menghancurkan orang dewasa, anak-anak juga bisa hancur karena kalimat tersebut. Apalagi jika kalimat itu dikatakan oleh orang tuanya sendiri sehari-hari.

Orang tua, baik secara sengaja atau tidak, pasti pernah mengucapkan kalimat yang ternyata menyakiti hati anak. Mungkin Mommies merasa kalimat itu biasa saja, tetapi ternyata menancap tajam di hati si kecil dan meninggalkan luka.

Kata-kata tersebut bisa tertinggal lama, dan bahkan selalu terkenang, di hati anak. Bahayanya, itu bisa memengaruhi kondisi mental dan psikologis anak.

BACA JUGA: Anak Hobi Menjawab? Respon dengan Kalimat Ini, Mengena Tapi Bijaksana

Kalimat Destruktif yang Tidak Boleh Dikatakan ke Anak

Yuk, cari tahu apa saja kalimat destruktif yang seringkali diucapkan orang tua dan bisa mebghancurkan anak. Jadi, sebaiknya hindari penggunaannya!

1. “Gitu doang nangis, sih! Lihat kakak berani, tuh!”

Membandingkan anak dengan saudara atau anak lain bisa termasuk ke dalam kalimat destruktif yang bisa merusak anak. Mereka akan menganggap kalau dirinya harus bisa sebaik orang lain, dan di usia ini anak belum bisa menyadari kalau perbandingan yang dilakukan orang tuanya tidak setara.

Bukannya memicu anak untuk tumbuh lebih baik, anak justru akan merasa tidak bisa menjadi baik seperti keinginan orang tuanya padahal dia sudah berusaha.

2. “Kok pake baju itu, sih. Jelek, ih. Ganti sama ini aja!”

Apa yang dilakukan anak pasti seringkali dipertanyaan oleh para orang tuanya. Kadang ada yang meragukan, tak jarang juga ada yang melarang. Sebagai orang tua, Mommies harusnya ingat bahwa anak juga punya hak untuk menentukan apa yang ingin dilakukan.

Contoh kalimat destruktif di atas bisa menghancurkan kepercayaan dirinya dan merasa kalau apa yang dilakukannya selalu salah. Ke depannya, anak jadi tidak berani lagi mengambil keputusan sendiri karena ragu akan kemampuann dirinya.

3. “Kamu, tuh, selalu aja bikin Mami marah!”

Menyalahkan anak atas emosi yang dialami sendiri bukanlah hal yang bijak, meskipun hal itu dipicu oleh perilaku anak. Ingatlah bahwa Mommies bertanggung jawab atas emosi yang Mommies rasakan. Dengan selalu mengeluarkan kalimat di atas ketika marah, Anda mengajari si kecil untuk tumbuh menjadi pribadi yang menyalahkan orang lain saat dewasa kelak.

Padahal rasa marah bisa dikelola dengan sehat dan Mommies bisa mengajari itu ke anak, sambil mengajarinya jadi sosok yang sabar.

4. “Udah capek-capek dibesarin malah bikin orang tua kecewa!”

Ini adalah kalimat destruktif yang bisa sangat berdampak pada mental anak. Anak bisa merasa kalau dirinya menjadi beban keluarga sehingga di masa depan mereka akan takut untuk mengungkapkan perasaannya dan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Anak juga bisa tumbuh menjadi sosok rendah diri yang merasa dirinya selalu mengecewakan keluarga. Apapun yang sudah dia lakukan demi menyenangkan keluarga akan tetap membuatnya merasa tidak merasa cukup.

5. “Gitu, dong! Baru anak Bunda yang pintar!”

Semua orang tua pasti punya harapan akan anaknya, yang terkadang terlalu tinggi tanpa melihat kemampuan anak. Tak masalah menaruh harapan pada anak, tetapi jangan sampai membenani anak. Membuat anak melakukan hal yang Anda inginkan demi mendapat pujian juga bukan hal yang baik. Mereka bisa tumbuh menjadi anak yang kehilangan jati dirinya perlahan-lahan.

6. “Kalau kamu nakal lagi, Mama gak akan sayang sama kamu!”

Mungkin anak akan menurut saat mendengar kalimat destruktif di atas, tetapi jika dilakukan terus menerus Anda membuatnya tumbuh menjadi anak yang memiliki abandonment issue atau ketakutan ditinggalkan. Anak akan berusaha keras menjadi baik karena takut ditinggalkan orang-orang yang dia sayang.

Anak juga bisa merasa cinta orang tuanya hilang karena hal kecil, padahal di usia ini mereka sangat butuh diyakinkan bahwa Anda, sebagai orang tuanya, akan selalu dan tidak akan pernah berhenti mencintai mereka.

7. “Dasar pembohong!”

Menuduh atau melabeli anak bukanlah hal yang baik. Di masa depan, anak akan merasa kalau dia memang pembohong dan merasa wajar untuk berbohong, karena memang seperti itulah dirinya dilabeli.

Ada baiknya ketika mengetahui anak berbohong, Mommies coba cari tahu alasannya ketimbang melabeli anak. Selesaikan masalah tersebut dan yakinkan anak untuk berani jujur dan menerima konsekuensi dari masalah yang dialaminya.

Artikel direview oleh Firesta Farizal, M.Psi, Psikolog, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, dari Klinik Psikologi Mentari Anakku

BACA JUGA: Walau Terdengar Manis, Sebaiknya Hindari 10 Kalimat Ini ke Anak

Cover: Freepik

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan