Pasangan terlalu bergantung pada kita, seperti apa kira-kira tandanya dan kenapa hal ini bisa merusak hubungan ke depannya. Cek yuk.
Pernah merasa pasangan bawaannya mau nempel kita terus? Atau dia jarang kumpul sama teman-temannya supaya bisa menemani kita kemana-mana? Seolah-olah dia sangat, sangat, sangat takut kehilangan kita. Bisa jadi dia memang cinta, tapi bisa jadi sebenarnya dia memiliki rasa insecure yang tinggi.
Memang apa yang salah? Bisa jadi kebutuhan emosional pasangan terlalu besar untuk diakomodasi, dan ini memiliki kans besar untuk kita pada akhirnya merasa kewalahan, pikiran, tenaga serta waktu akan terkuras, begitu pun dengan emosinya. Dan berakhir dengan hubungan pun rentan hancur.
Ketergantungan seseorang terjadi ketika kebahagiaannya hanya berasal dari pasangannya – dan itu sangat tidak boleh. Ini menandakan tingkat keterikatan yang tidak sehat, karena satu pihak tidak mampu mandiri dan tidak punya otonomi pribadi. Untuk memiliki hubungan yang stabil dan sehat, Anda dan pasangan harus bergaul dengan teman dan keluarga, bukan hanya dengan satu sama lain.
Jika melakukan sesuatu sendirian membuat pasangan cemas dan stres, ini harus diatasi. Sejatinya, kebahagiaan kita tidak boleh tergantung pada orang lain. Biasakan pasangan untuk mulai melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Ajak pasangan mendaftar kelas atau aktivitas baru yang sangat diminatinya tanpa Anda ikut serta.
Memang sudah seharusnya Anda menjadi sumber kebahagiaannya, tapi bukan sumber satu-satunya. Menurut penulis buku Codependent No More: How To Stop Controlling Others And Start Caring for Yourself, Melody Beattie, “Orang yang codependent membiarkan perilaku orang lain memengaruhi dirinya dan terobsesi untuk mengendalikan perilaku orang itu.” Anda tentu tidak ingin hidup Anda dikontrol dari A-Z, bahkan oleh seseorang yang sangat Anda cintai.
Banyak pasangan codependent merasa cemas ketika mereka tidak dapat mengontrol atau tidak berada di dekat pasangannya. Mereka akan menghabiskan banyak waktu dan energi untuk mencoba mengubah pasangannya menjadi seperti yang mereka mau.
Hubungan romantis seharusnya berbeda dari hubungan orang tua dengan anak. Mary Catherine Segota, PsyD, seorang psikolog klinis di Executive Health di Orlando, Florida mengatakan, “Orang yang codenpent cenderung terlibat dalam hubungan dengan orang yang tidak dapat diandalkan, tidak hadir secara emosional, atau saat dibutuhkan. Individu codependent berupaya menyediakan dan mengendalikan segala sesuatu dalam hubungannya tanpa memikirkan kebutuhan atau keinginan mereka sendiri.”
Ketika seseorang sangat bergantung kepada pasangannya untuk dapat bahagia, mereka akan merasa tidak nyaman dengan diri sendiri. Orang-orang yang memiliki hubungan yang sehat seharusnya mampu menemukan cara lain untuk membuat mereka bahagia misalnya melalui hobi, keluarga, pekerjaan, dan lain lain.
Chandni Tugnait, M.D. (Pengobatan Alternatif), Psikoterapis, Life Coach, Business Coach, NLP Expert, Healer, Founder & Director – Gateway of Healing membagikan tips tentang bagaimana kita harus menangani pasangan yang bergantung secara emosional.
1. Beri tahu dia betapa berartinya dia dalam hidup Anda. Biasakan bicara jujur dan apa adanya.
2. Buat batasan yang memungkinkan Anda punya cukup waktu menghabiskan waktu sendirian yang berkualitas dan ini yang paling penting, tanpa rasa bersalah.
3. Pertahankan kesepakatan verbal yang jelas dan ringkas sehingga tidak ada kesalahpahaman.
4. Pastikan ada cukup waktu untuk dihabiskan berdua seperti melakukan aktivitas di luar ruangan.
5. Limpahi pasangan dengan kasih sayang, cinta, dan perhatian.
6. Luangkan waktu memeriksa hubungan Anda dari sudut pandang orang luar dan profesional. Ini akan membantu Anda mengenali sumber masalah, sehingga Anda dapat mengatasinya bersama-sama.
Sumber artikel satu