Saat mengucapkan kalimat yang tepat maka pertengkaran dengan pasangan bisa jadi langsung membaik. Selamat tinggal keributan berlarut-larut.
Namanya ucapan memang mempunya pengaruh yang luar biasa besar, ya! Ucapan kita bisa membuat sebuah pertengkaran semakin berkobar-kobar, atau sebaliknya, membuat situasi panas menjadi adem ayem manis segar macam es serut. Kayaknya, kemampuan menghadapi konflik dengan baik dan benar penting banget deh dijadikan salah satu skill sebelum memasuki dunia pernikahan. Salah satunya bagaimana merespon dengan kalimat yang tepat di saat emosi sedang meledak-ledak dan bawaannya ingin membanting segala barang di rumah, hehehe.
Ketika emosi mulai tersulut dan tanda-tanda pertengkaran muncul, yang biasanya terjadi adalah otak melepaskan kortisol, memicu kita untuk mengambil keputusan “Lawan” atau “Lari”. Tapi kita tahulah ya, kedua respon itu nggak akan menyelesaikan masalah.
“Mengandalkan prinsip Lawan atau Lari menunjukkan kita nggak mampu memadamkan konflik apalagi menyelesaikannya,” kata Israela Adah Brill-Cass, Professional Mediator Conflict dari Universitas Wesleyan, Middletown, Connecticut dan Universitas Clark, Worchester, Massachusetts.
Apakah pasti kalau kita sudah bicara tepat maka pertengkaran akan sirna? Walahualam sih, hahaha, karena kita nggak bisa mengontrol orang lain. Yang bisa kita kendalikan adalah pikiran, perasaan, dan tindakan kita sendiri.
Baca juga: Coba 9 Hal Ini Agar Bisa Bertengkar Sehat dengan Suami
Mengapa hasilnya akan baik: “Karena ini menunjukkan dua pihak yang mau bekerja sama memperbaiki apa pun itu yang salah,” kata Jeffrey Bernstein, Psikolog dan Penulis “The Anxiety, Depression & Anger Toolbox for Teens”. Untuk semakin bikin adem, coba tambahkan, “Saya ingin kita punya hubungan yang baik.”
Mengapa hasilnya akan baik: Dengan menawarkan diri untuk membantu menyelesaikan masalah, ini menunjukkan kita menghargai hubungan yang kita punya dan nggak membiarkan masalah tidak selesai.
Mengapa hasilnya akan baik: Pekerjaan rumah tangga tentu sebaiknya ditanggung bersama. Siapa mengerjakan apa sesuai dengan tenaga, waktu, dan usia. Maka ketika ada yang merasa tugasnya jauh lebih berat, alih-alih marah dan bicara dengan nada tinggi, Anda menganjurkan untuk membicarakannya baik-baik.
Mengapa hasilnya akan baik: Mengapa perlu menyebutkan soal aktivitas yang saat itu sedang dilakukan berdua? Ini untuk menunjukkan masalah apa pun yang akan kita bicarakan tidak akan berkembang menjadi pertengkaran besar.
Mengapa hasilnya akan baik: Seringkali, pertengkaran terjadi karena kita menganggap pilihannya hanya dua: menang atau kalah. Mengatakan hal di atas menandakan kita ingin kedua belah pihak bisa berkompromi, fokus mencari solusi, bukannya ingin menang sendiri.
“Saya ingin kita bicara meskipun ada hal-hal yang mungkin tidak bisa diselesaikan.”
Mengapa hasilnya akan baik: Perlu diingat, tidak semua masalah bisa segera diselesaikan seperti yang kita harapkan. Namun dengan mengatakan ini, kita menyadari bahwa konflik itu ada dan bukan pertanda berakhirnya sebuah hubungan.
Mengapa hasilnya akan baik: Bagaimana bisa satu kata, dua huruf yang terkesan meremehkan ini bisa bikin amarah orang reda. Hanya dengan bereaksi sederhana dan santai suasana akan menjadi tenang. Logikanya, bagaimana bisa terjadi perdebatan jika satu orang yang lain tetap kalem.
Mengapa hasilnya akan baik: Ini menunjukkan kita punya inisiatif untuk menyelesaikan masalah. Kita ingin konflik selesai dan hubungan tidak terganggu. Ada masalah yang nggak perlu diperbesar, tapi ada masalah yang berat, yang sebaiknya jangan didiamkan. Sama seperti luka serius yang tak diobati menyebabkan infeksi, masalah serius yang diabaikan bisa membuat hubungan menjadi rusak.
Mengapa hasilnya akan baik: Intinya, kita ingin didengar. Dengan bilang seperti di atas tadi, kita menunjukkan itikad baik untuk mendengarkan, memahami duduk perkaranya, dan menghentikan konflik. Jadi, biarkan pasangan bicara.
Memenangkan argumen itu bukan kemenangan. Menyelesaikan masalahnya adalah kemenangan.
Sumber artikel dari sini