Sorry, we couldn't find any article matching ''

Membela Pasangan Seperti Will Smith, Tepatkah?
Apa yang dilakukan Will Smith bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua, sampai sejauh mana kita bertindak dalam membela orang yang kita cintai?
Candaan komedian Chris Rock atas botaknya kepala Jada Pinkett Smith dibalas dengan tamparan oleh aktor Will Smith di perhelatan Academy Awards (Oscar), maret 2022 lalu. Chris mengatakan, penampilan Jada terlihat seperti GI Jane, merujuk pada film tahun 1997 yang dibintangi Demi Moore, yang mengharuskan Demi membotaki kepalanya.
Will Smith yang semula senyum-senyum dari kursinya, tanpa diduga maju ke depan dan spontan menampar Chris Rock, dalam acara yang disiarkan secara live ke penjuru dunia, mengejutkan jutaan penonton. Will bereaksi demikian karena ia tahu pernyataan Chris ini menyakiti hati istrinya, sebab Jada botak karena kondisi kesehatan yang disebut Alopecia. Tepatkah tindakan Will Smith? Jika Anda yang jadi Jada, sejauh mana Anda berani bertindak dalam membela pasangan?
Muncul perdebatan yang terbelah antara pihak mereka yang sangat memahami perasaan Will Smith dan membenarkan tindakannya, maupun yang mengecam, sampai menuntut Will Smith untuk ditindak secara hukum karena apa yang dilakukannya sudah masuk ranah kekerasan. Apa yang dilakukan Will Smith bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua, sampai sejauh mana kita bertindak dalam membela orang yang kita cintai?
Hindari sumbu pendek
Saat ada orang yang menyinggung perasaan pasangan, baik itu lewat candaan halus-apalagi kasar, marah adalah reaksi yang wajar. Namun kemarahan juga perlu diekspresikan dengan tepat dan pada waktu yang pas. Saat kemarahan terjadi, aliran darah menjadi lebih cepat pada bagian otak korteks frontal sehingga seringkali menutupi kemampuan berpikir rasional. Karena itu, saat kemarahan melanda, kita gampang tersulut bersikap impulsif, melakukan hal-hal yang tidak dipikir panjang, seperti yang dilakukan Will Smith.
Agar tidak sumbu pendek, kita perlu belajar mengelola emosi negatif. Selalu dalam kondisi tenang, atau jika kita terpancing, tenangkan diri dulu sebelum bereaksi. Buktinya, Will akhirnya menyesali tindakannya. Buntutnya juga panjang, ia meminta maaf pada Chris Rock dan panitia Academy serta mengundurkan diri dari keanggotaan Academy. Insiden ini menjadi skandal yang akan terus menghantui seumur hidupnya dan membayangi kariernya. Repot!
Joke dibalas joke
Saat pasangan dihina atau dibully di depan umum, coba perjelas dulu situasinya. Tepatnya ngomong apa sih? Bagaimana konteksnya? Jika maksudnya sekadar becanda, tanpa ada niatan menyakiti hati, perlukah sampai memukul atau menampar? Balas ucapan dengan ucapan, candaan dengan candaan. Rileks!
Selesaikan trauma
Seringkali tindakan negatif kita muncul karena didorong oleh peristiwa-peristiwa traumatik di masa lalu yang tidak selesai. Dalam kasus Will Smith, ia punya trauma masa kecil, merasa bersalah sebagai anak karena tidak mampu membela ibunya. Will merasa seperti seorang pengecut. Rasa bersalah ini yang muncul ke permukaan, ia tidak bisa membiarkan pasangannya dihina dan akan melakukan apa pun untuk membalaskannya.
Spekulasi lain adalah dilatari dinamika relasi antara keduanya, yang sama-sama pernah punya affair dan berada dalam status open marriage, mendorong Will untuk membuktikan sesuatu pada pasangannya. Trauma maupun luka batin yang kita miliki -apa pun itu- perlu diselesaikan agar tidak menjadi bom waktu yang setiap saat bisa meledak.
Baca juga: Tips Pernikahan Awet dari Jada dan Will Smith
Tersenyumlah
Hadapi sejahat apa pun intensi orang pada kita dengan tersenyum. Kita tidak bisa mengontrol orang lain mau mengatakan atau melakukan apa pada kita, yang bisa kita kontrol adalah reaksi kita. Salah satu tip dari Seneca, berikan senyuman terhadap segala hal yang terjadi. Baik maupun buruk semua muncul dari interpretasi dan prasangka kita sendiri. Fokus saja pada karya, prestasi, dan tetap bahagia.
Tentunya, langkah terakhir ini tidak serta-merta hanya menyuruh kita melebarkan mulut ke kanan dan ke kiri agar terlihat manis secara visual saja, melainkan juga dengan menyadari betul setiap hal agar kita mengilhaminya tanpa ada sebuah keraguan. Jika dengan senyuman kita bisa melakukannya dengan sebuah keikhlasan, cepat atau lambat pun batin juga ikut terlunakkan. Identifikasi solusi yang memungkinkan
Daripada fokus pada hal-hal yang membuat marah, carilah solusi yang memungkinkan dilakukan untuk mengurangi situasi marah tersebut. Tidak bisa menghindari kemacetan yang terjadi setiap hari yang membuat marah? Bagaimana kalau mencari solusi yang bisa membuat kita lebih enjoy dalam menghadapi kemacetan tersebut, misalnya dengan mendengarkan musik kesukaan kita di jalan atau mencari alternatif transportasi yang meminimalisir terjebak macet, dan sebagainya. Ingatkan diri kita bahwa kemarahan tidak akan menyelesaikan apapun.
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS