Setiap pasangan yang sudah berumah tangga pasti pernah melakukan kesalahan dalam pernikahan yang nampaknya sepele tapi sebenarnya berbahaya.
Ada banyak kesalahan dalam pernikahan yang bisa terjadi, bahkan yang terkecil sekalipun. Padahal pernikahan bukanlah hubungan kontrak 10 atau 20 tahun. Ini adalah ikatan seumur hidup yang seharusnya sangat kuat. Ikatan yang menyatukan dua jiwa. Anda berdua bertengkar, saling merindukan, bercinta, dan berbaikan kembali, terus begitu sambil bertumbuh bersama mengembangkan ikatan yang disebut pernikahan.
Pernikahan tidak hanya membuat 2 orang menjadi satu, tetapi sebenarnya membuat 2 keluarga menjadi satu keluarga besar yang bahagia dan itu berlaku di manapun.
Jadi, jangan biarkan 7 kesalahan dalam pernikahan yang nampaknya sepele ini mengakhiri cerita indah Anda berdua.
BACA JUGA: 3 Jenis Konflik yang Harus Ada di Dalam Pernikahan
Bertengkar dan berdebat untuk hal-hal kecil lalu saling memaafkan dan melupakan itulah yang membuat sebuah pernikahan menjadi kuat. Tapi ketika benak Anda mulai sering mengajukan pertanyaan MENGAPA HARUS SAYA? Pahamilah bahtera rumah tangga Anda berdua pelan-pelan bakal tenggelam. Buat apa meributkan siapa yang lebih dulu cari perkara? Apa bedanya siapa yang lebih dulu meminta maaf? Yang penting Anda berdua bisa kembali berbaikan dan rumah tangga Anda damai.
Buang jauh-jauh ego yang bisa menyebabkan Anda saling menjauh karena nggak ada yang mau mengalah. Jangan lupa, zaman pacaran dulu, tujuan hidup Anda cuma satu: membahagiakan pasangan Anda. Dan seharusnya tujuan itu malah semakin kuat setelah Anda menikahinya.
Kesalahan dalam pernikahan yang sering terjadi berikutnya adalah kebohongan. Seperti kita semua tahu, kebenaran itu selalu menang dan nggak ada yang namanya white lies. Bohong, ya, bohong. Tidak ada orang yang berbohong tanpa alasan, dan artinya hubungan apa pun yang dibangun di atas dasar kebohongan pasti akan runtuh, cepat atau lambat.
Fakta bahwa seseorang berbohong, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dan harus segera diperbaiki sebelum semuanya hancur berantakan. Pihak yang pernah dibohongi tentu perlu memberi maaf dan melupakan. Sedangkan pihak yang berbohong seharusnya tahu ia bakal kehilangan hal indah seperti apa jika terus membohongi pasangannya.
Coba diingat-ingat, kapan terakhir kali Anda berdua menunjukkan apresiasi terhadap hal-hal baik, bahkan yang nampaknya sederhana dan tidak penting, yang Anda berdua lakukan untuk keluarga?
Rutinitas sehari-hari seperti suami bekerja agar bisa menafkahi keluarganya akhirnya bisa diangggap sebagai kewajiban semata. Susah payah istri mengurus anak-anak dan rumah tangga juga bisa terabaikan karena dinilai itu sudah tanggung jawabnya. Saat pasangan memperbaiki genteng bocor atau Anda menemani anak-anak mengerjakan tugas dianggap bukan lagi sebuah hal istimewa, itu sudah sewajarnya.
Pernikahan membawa begitu banyak tanggung jawab dan beban kerja sehingga penghargaan yang memang dibutuhkan tentu perlu diberikan. Tunjukkan penghargaan dengan saling mengucapkan terima kasih dan pujian yang tulus. Nggak ada manusia yang nggak bahagia ketika mendapatkan ucapan terima kasih dan pujian.
BACA JUGA: 10 Tanda Pernikahan Sehat
Cinta datang dengan sikap posesif dan posesif berteman akrab dengan kecurigaan. Kecurigaan itu seperti rayap yang bisa melubangi hubungan apa pun. Jika Anda sudah mulai mencurigai pasangan Anda atau Anda merasa pasangan Anda mencurigai Anda, bicarakan itu. Komunikasi adalah satu-satunya cara Anda dapat mengembalikan kepercayaan dalam hubungan Anda. Jangan biarkan kecurigaan membunuh kehidupan pernikahan Anda yang bahagia.
Setelah menikah setiap orang mengharapkan keintiman tapi setelah beberapa tahun usia pernikahan sebagian besar pasangan mulai berhenti memberikan keintiman yang sesungguhnya tetap penting untuk menjaga cinta dalam pernikahan. Keintiman bukan sekadar kebutuhan tubuh. Pasangan yang tetap menjaga hubungan yang hangat dan mesra berarti juga melindungi kesehatan fisik, mental, dan emosional mereka.
Anda pernah mendengar ungkapan yang mengatakan sebuah pelukan lebih bermakna dari seribu kata mesra? Itu benar adanya.
Anda bukan pusat dunia bahkan jika bagi pasangan Anda, Andalah dunianya. Tanpa disadari, cintanya kepada Anda bisa membuat Anda lupa diri dan merasa menjadi individu paling penting sejagad raya. Padahal, salah satu syarat untuk membangun perkawinan yang kuat adalah saling membahagiakan. Keinginannya untuk membahagiakan Anda harus berlaku timbal balik.
Perkawinan seperti kendaraan roda dua, untuk menjaga agar kendaraan roda dua ini tetap bergerak perlu keseimbangan. Pertimbangkanlah juga harapan, keinginan, dan kekhawatirannya.
Kesalahan dalam pernikahan yang terakhir adalah terlalu independen. Mandiri itu bagus apalagi jika keluarga Anda adalah keluarga super sibuk dengan jadwal yang padat, tetapi menjadi TERLALU mandiri itu tidak baik karena dapat menyebabkan pasangan Anda merasa tidak dibutuhkan dan terabaikan. Memang, terkadang ada garis tipis antara cukup mandiri dan terlalu mandiri.
Jadi, supaya seimbang, pikirkan diri Anda dan pasangan sebagai sebuah tim yang tugasnya adalah saling membantu, saling mendukung, dan tumbuh bersama. Berkembang sebagai individu memang penting, tetapi tetap memprioritaskan pertumbuhan dan tujuan bersama adalah salah tujuan dalam sebuah pernikahan yang sehat dan kuat.
BACA JUGA: Hilang Cinta dalam Pernikahan, Bertahan atau Selesai?