banner-detik
SEX & RELATIONSHIP

9 Hal yang Dibenci para Suami Ketika Istri Marah

author

Fannya Gita Alamanda29 Apr 2021

9 Hal yang Dibenci para Suami Ketika Istri Marah

Saat istri marah pada suami, biasanya ada bermacam cara yang dilakukan untuk menunjukkan rasa marahnya. Dan 9 hal ini paling membuat suami sebal.

Namanya hidup berumah tangga, bahkan pasangan yang sudah puluhan tahun bersama, kadang kala nggak bisa menghindari pertengkaran. Penyebabnya mulai dari remeh temeh sampai yang sangat tidak rasional. Nah, kami bertanya ke para suami, saat istri marah ke suami, hal apa yang dilakukan oleh para istri yang paling membuat suami kesal dan jadi jengkel. Ini dia jawabannya.

Memberi suami silent treatment

Nggak marah-marah. Nggak maki-maki. Nggak bicara pedas. Nggak banting-banting barang. “Hanya” tidak bicara sama sekali. SAMA SEKALI. Diajak ngomong, diam. Ditawari mau apa, diam. Saya minta tolong diam. Kalau sudah begini, kesal banget rasanya. Kalau memang merasa belum kelar urusan, ngomong aja, jangan berlama-lama silent treatment. Tahu nggak sih kalau silent treatment ini termasuk ke dalam kategori emotional abuse. Nggak nyakitin sih, tapi itu malah bikin suasana nggak nyaman.

Menjadi shopaholic

Kalau lagi marah atau kesal larinya belanja, semua dibeli, bahkan untuk makanan yang dia nggak suka atau barang yang saya tahu nggak akan dipakai. In the name mau bikin saya kesal. Tahu sih untuk perempuan, berbelanja sangatlah terapeutik. Tak ada terapi untuk kekacauan emosional yang lebih menyenangkan dibanding berbelanja. Tapi buat apa jika barang yang dibeli sebenarnya bukan barang yang dibutuhkan? Sayang uangnya.

Sibuk curhat sama teman-temannya atau keluarganya

Suka malas kalau abis bertengkar terus istri curhat panjang lebar sama teman-temannya atau keluarganya. Kebayang kan lagi emosi-emosinya, curhatnya pas panas, dan bisa aja yang dengar jadi ikutan emosi. Masalahnya, belum tentu ketika istri dan saya sudah berbaikan, sahabat-sahabatnya atau keluarganya juga sudah memaafkan dosa suaminya. Nggak asyiknya lagi, belum tentu para teman curhat atau keluarganya itu bisa jaga rahasia.

Menjelekkan di depan anak-anak

Duh, paling kesal kalau lagi emosi sama saya terus malah menjelek-jelekkan saya di depan anak-anak. Kasihan juga kan anak-anak harus dengar curhat nggak penting. Coba kalau posisi dibalik, memang dia mau saya melakukan hal yang sama? Sudahlah, jangan libatkan anak di dalam pertengkaran orang tua. Anak boleh kok tahu bahwa sesekali ayah dan ibu mereka bertengkar. Yang mereka tidak perlu dengar adalah cerita buruk tentang si ayah, termasuk memberi julukan-julukan menghina seperti ‘suami dan ayah yang tidak bertanggung jawab’, ‘pria bodoh dan lamban’, ‘manusia payah’ dan lain lain.

Memaki dan mengeluarkan sumpah serapah

Bertengkarnya karena hal sepele, tapi maki-maki dan kalimat pedas yang keluar dari mulut benar-benar bikin saya nggak akan lupa sampai ribuan purnama, hahaha. Kadang kalimat yang dipilih benar-benar menyenggol harga diri saya sebagai laki-laki. Kalau sudah adem hatinya, memang minta maaf juga sih, tapi tahu kan, sakit hatinya kadung terjadi dan nyangkut di perasaan. Laki-laki kan juga punya emosi, hehe. Apalagi kalau teriaknya kencang banget dan bisa didengar oleh anak-anak. Double zonk!

BACA JUGA: 10 UCAPAN SUAMI YANG BIKIN ISTRI SAKIT HATI

Curhat di medsos dan menghapus pertemanan dengan pasangan

Sahabat saya kebetulan seperti ini. Setiap marah sama suaminya langsung curhat di medsos, dan curhatnya nggak tanggung-tanggung alias alay. Macam sinetron Indonesia yang dramanya beribu-ribu babak. Sok nyindir-nyindir suaminya, sok merasa rumah tangganya paling menyedihkan, tapi beberapa hari kemudian akur dan posting foto-foto mesra lagi. Ih nggak jelas. Oh ditambah hapus pertemanan dengan pasangan, block, terus kalau udah baikan, invite pasangannya lagi. Saya sih malas kalau punya pasangan seperti ini.

Masalah rumah tangga kita bukan konsumsi publik. Lagipula, dengan curhat di media sosial, apa jaminannya masalah bakal selesai dengan baik? Ini justru akan mengundang masalah baru jika pria-pria genit berupaya sok berempati dan menawarkan bahu untuk menangis.

Melempari suami dengan barang-barang

Mantan istri saya kalau marah langsung jadi tukang lempar. Segala yang ada di rumah dilempar. Mulai dari remote, sendok, garpu sampai sandal, hahaha. Sekarang sih saya bisa tertawa, dulu hanya bisa membatin.

Memaksa suami cuti bercinta

Ini salah satu hukuman untuk suami yang sangat digemari mayoritas kaum istri. Mungkin cara ini membuat istri merasa berkuasa karena bisa balas menyiksa perasaan suami. Bayangkan, berantemnya sehari, diembargo-nya seminggu sampai dua minggu.

Pulang ke rumah orang tua

Ini keributan antara suami dan istri. Sebisa mungkin orang lain, apalagi orang tua, tak perlu tahu. Jangan libatkan mereka. Pelase, jangan lakukan ini: pulang ke rumah orang tua setiap kali terjadi pertengkaran. Itu bukan tindakan orang yang matang secara emosional dan mental, karena mereka yang tau soal ini akan menganggap kita tidak mampu mengatasi masalah kita sendiri. Iya, kalau suami akhirnya mengemis dan menjemput kita untuk pulang. Kalau enggak?

Mengungkit dosa-dosa lama

Ini nggak adil. Memang ada tipe wanita yang setiap kali bertengkar dengan pasangannya akan mengungkit-ungkit kembali dosa-dosa yang dilakukan pasangannya di masa lalu. Ini seperti pertarungan tentang siapa yang paling banyak dosanya dan siapa yang paling terzolimi. Apakah cara ini solutif? Tentu tidak. Mengungkit-ungkit kembali kesalahan-kesalahan di masa lalu hanya akan memupuk dendam di hati pasangan, tolong ya ingat itu.

BACA JUGA: 13 JENIS PERSELINGKUHAN DAN ALASAN DI BALIKNYA

Photo by Sandy Millar on Unsplash

Share Article

author

Fannya Gita Alamanda

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan