Kenali 10 tanda mertua toxic, untuk bisa mengatur strategi menghadapinya. Tanpa kiat-kiat tertentu, bukan tidak mungkin pernikahan mommies sendiri yang menjadi taruhannya.
Disclaimer dulu, ya. Nggak semua mertua itu toxic. Ada juga yang relasinya dengan menantu adem ayem. Bahkan lebih mesra dari ibu kandung sendiri. Namun, memang tidak dipungkiri juga, saya sering mendengar sang ibu mertua dari teman A, B, C dan seterusnya yang ada aja tingkahnya, bikin “gemes”. Mulai dari terlalu kepo urusan rumah tangga, hobi melayangkan kritik tajam perihal mengurus anak, sampai terlalu protektif kepada pak suami.
Nah, tidak mau kan selamanya terjebak dalam hubungan toxic dengan mertua? Jadi, yuk, ada baiknya kenali 10 tanda mertua toxic berikut ini.
1. Gengsi mengakui kalau dirinya salah
Apapun kesalahan yang dia lakukan, dia tidak akan pernah meminta maaf. Alias menganggap apapun yang dia lakukan atau lontarkan selalu benar. Bahkan ketika sudah mempermalukan mommies di depan umum, tetap tidak ada reaksi penyesalan.
2. Bukan pendengar yang baik
Walaupun mommies benar, dia akan tetap mengabaikan pendapat dan cerita mommies. Tidak akan menunjukkan bahwa dirinya peduli dengan Anda. Bagi mertua toxic, seorang menanti bukan orang penting, yang dia pedulikan hanya pendapat dan penilaiannya sendiri.
3. Menganggap mommies tidak layak di tengah keluarganya
Tidak peduli seberapa keras mommies berusaha menjadi layak, baginya diri mommies bukanlah seseorang yang pantas di tengah keluarga besarnya dan tidak cukup baik untuk anak laki-lakinya. Akan selalu ada usaha dari ibu mertua untuk membuat mommies merasa tidak diinginkan. Jangan biarkan hal ini memengaruhi mommies secara signifikan, jika merasa sedang “diserang” buat perlawanan, percaya diri bahwa mommies membela diri sendiri.
4. Ibu mertua mengharapkan mommies tunduk sepenuhnya kepada dia
Waduh, kalau begini sih, siapa juga “gerah”, sih, ya. Model ibu mertua toxic, salah satunya memaksakan sifat dominannya, bahkan pada kita yang sudah dinikahi oleh anaknya. Ada kalanya mommies harus melakukan apa pun yang dia perintahkan. Tak boleh menentang omongannya, menerima semua pendapatnya, dan terkondisikan memberikan pujian.
Baca juga: Cara Mengungkapkan Ketidaksetujuan dengan Mertua
5. Ia akan merendahkan Anda kapan pun dia mau
Tiap ada kesempatan untuk merendahkan, maka ia akan mengambil peluang tersebut. Bahkan, kalaupun dia tahu apa yang dikatakannya salah, dia tidak akan peduli. Yang penting nafsunya menghina sudah terlampiaskan.
6. Dia tidak akan menghormati Anda
Mulai dari pendapat, keputusan dan privasi akan dia kesampingkan, alias tak ada nilainya. Bahkan bisa sampai intervensi ke urusan mengkritik keterampilan kita sebagai ibu dan istri, dan tak ketinggalakan gaya pengasuhan kita kepada anak juga jadi sasaran empuk kritikan tajamnya. Ya, namanya juga nggak ada respect, apa juga jadi salah, ya….
7. Dia akan melecehkan Anda secara emosional
Ibarat di-bully secara emosi. Yang dimainkan adalah sisi emosi kita, mommies. Dipermalukan, disalahkan, intimidasi dan otoriter. Tujuannya ingin membuat sang menantu trauma secara emosi :(.
8. Dia akan berpura-pura menjadi orang terbaik di dunia.
Biasanya, modelan mertua toxic haus akan status sosial. Akan melakukan apapun, untuk memastikan dia masih punya citra positif. Misalnya ibu yang penyayang bagi anak-anaknya, dermawan, nggak mementingkan diri sendiri dan perhatian.
Hmmm, semacam aktris yang sedang berusaha sebaiknya mungkin agar aktingnya meyakinkan. Pintar memanipulasi orang lain.
9. Sangat narsis.
Salah satu ciri orang yang narsis adalah, selalu berusaha mengontrol apa yang dilakukan orang lain, semua harus sempurna. Harapannya sangat tinggi, agar semua orang, termasuk mommies patuh pada aturan dan ketentuannya. Akan sangat kesal, jika ada seseorang yang bertindak di luar peraturan yang dia pilih.
Yang lebih menyedihkan, jika dia sedang merasa hilang kendali, dia akan melancarkan aksi kotor lainnya. Akan membuat semua orang yang mengenal Anda, menentang diri Anda. Membuat seribu macam cerita bohong tentang kita, agar orang-orang membanci dan menjauh. Termasuk suami kita sendiri.
10. Dia akan berpura-pura peduli pada si menantu
Dari sekian hal di atas, (IMHO) ini sih yang paling pilu. Oleh dirinya sang menantu diangkat dulu nantinya baru dijatuhkan. Berlaku sangat ramah, baik, seolah-olah Anda diterima dengan hangat di tengah keluarga. Pokoknya sampai dia sudah merasa yakin, bahwa kita memiliki hubungan yang sehat.
Jeng, jeng…, setelah itu barulah dia akan menyerang Anda di momen yang paling tepat, dan sangat menyakitkan. Fakta yang paling pahit adalah dia tidak akan pernah menganggap Anda sebagai bagian dari keluarga, dan akan selalu merencanakan sesuatu untuk membuat Anda merasa tidak diinginkan, dan dilecehkan.
-
Setelah menulis 10 poin di atas, saya sampai menghela napas dalam, sambil bergumam, “ini kok semacam penggambaran sosok mertua di sinetron, ya?”. Harapan kami, mommies yang sedang membaca ini tidak mengalami mempunyai sosok mertua toxic.
Kalaupun terlanjur berada di tengah hubungan yang tidak sehat, berani akui bahwa ada masalah. Ajak suami duduk bareng, agar terbuka hatinya untuk menegur sang ibu. Siapa tahu si ibu mertua bersedia diajak diskusi dengan psikolog, pihak netral yang akan memberikan jalan tengah.
Baca juga: Karena Mertua Juga Manusia