Pesan Untuk Para Mantan Pasangan

Sex & Relationship

fiaindriokusumo・28 Aug 2019

detail-thumb

Sedikit pesan untuk para mantan pasangan yang (mungkin) tanpa kalian sadar sudah bersikap begitu menyebalkan.

Saya pernah menulis di sini, bahwa sama seperti pernikahan yang sempurna itu tidak ada, demikian halnya dengan perceraian sempurna yang bebas konflik. Nope. Selalu ada drama (kadang banyak bahkan) yang terselip di dalamnya. Yang membedakan hanya kadar dan durasi waktu.

In my case, kadar menyebalkan mantan sangat rendah, mungkin karena semua emosi 90% sudah habis di tengah-tengah proses bercerai. Durasi pun juga up and down. Ada masanya kami sungguh mantan pasangan yang harmonis, namun ada masanya juga bicara pedas di WA :D. Saya masih beruntung. Beruntung sekali malah. Karena tak sedikit di luar sana, banyak teman atau kenalan yang memiliki mantan pasangan luar biasa menguji emosi dan kewarasan.

Maka, untuk kumpulan para mantan istri atau suami, tolong ingat beberapa pesan berikut ini:

eric-ward-7KQe_8Meex8-unsplash

1. Mari menjaga komunikasi tetap baik untuk kepentingan anak. Hubungan kita boleh berakhir sebagai pasangan, namun sebagai orangtua dari anak-anak kita, ikatan itu akan selalu tetap ada.

2. Jangan jadikan anak sebagai pengantar pesan atau perantara di antara kita. Apalagi jika isi pesannya tidak terlalu menyenangkan untuk diketahui oleh anak-anak kita! Punya mulut kan untuk bicara langsung? Atau tangan untuk menuliskan pesan dan mengirimkannya sendiri? Lakukan sendiri. Kasihan anak harus berada di tengah-tengah konflik, kasihan anak harus membaca kalimat-kalimat yang pedas, kasihan anak untuk bolak-balik menyampaikan pesan dari kita.

3. Mari hargai kesepakatan yang sudah kita aminkan bersama. Sepakat berpisah dengan baik-baik. Sepakat menerapkan co-parenting. Sepakat membagi waktu anak-anak dengan adil antara kita berdua. Sepakat memikirkan kepentingan anak.

4. Berhenti menjelek-jelekkan satu sama lain di depan anak-anak. Kita mungkin pasangan yang buruk satu sama lain. Tapi bisa kan kita menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak kita? Butuh tempat untuk mengeluarkan ‘sampah’ kamu? Silakan cari tenaga profesional seperti psikolog atau berceritalah ke teman-teman kamu, jangan ke anak-anak. Mereka tak butuh mendengar itu semua.

5. Jika ingin memiliki pasangan lagi atau ingin menikah lagi, I am happy for you. Serius. Tapi tolong, kenalkan calon pasanganmu, karena kelak si calon ini akan berbagi tanggung jawab dalam membesarkan anak-anak, kita kan?

6. Jangan seenaknya mengubah-ubah kesepakatan. Pahami bahwa bukan hanya kamu yang punya kegiatan, janji, jadwal, meeting dan kebutuhan. Mantan pasangan kamu juga punya kehidupan yang nggak bisa seenaknya diubah hanya untuk menyesuaikannya dengan kegiatanmu dan duniamu!

7. Jangan menghilang begitu saja dari hidup anak-anakmu. Mungkin hak asuh tidak jatuh ke tangan kamu, tapi hak dan kewajiban sebagai orangtua tak lantas hilang. Mereka butuh kamu. Mereka butuh kita.

8. Jangan libatkan pasangan baru kita ke dalam pertengkaran yang mungkin kita lakukan. Mereka tidak tahu apa-apa.

9. Sebagai pasangan kita sudah selesai. Kita masing-masing berhak untuk move on dan mungkin menjalani hubungan yang baru. Jangan sibuk mengkritik pasangan baru dari mantan pasangan, jangan sibuk berbicara buruk tentang pasangan baru. Mari kita bersikap dewasa.

10. Berhenti menghubungi orangtua dari mantan pasangan untuk sibuk menjelek-jelekkan mantan pasangan. Seriously? Get a life please.

Bagaimana pun, mantan istri atau suami kita pernah menjadi bagian dalam hidup kita. Mantan istri atau mantan suami adalah salah satu keputusan penting yang pernah kita ambil dalam hidup. Jadi, mari tetap menjaga hubungan tetap baik. Bukan untuk diri kita. Tapi untuk anak-anak.