Di balik suami poligami, ada istri dan anak yang tersakiti. Bagaimana dengan anak-anak dari ayah poligami? Ini kisah mereka.
Saat orangtua bercerai, biasanya fokus orang tentu anak-anaknya “apa nggak kasihan pada anak-anak?” Tapi rasa-rasanya saat mendengar berita poligami, komentar seperti itu jarang terdengar.
Padahal yang sakit bukan hanya istri. Anak-anak pun tentu merasakan efeknya karena perhatian sang ayah jadi terbagi pada dua rumah.
Saya pun bertanya di Instagram Stories pribadi, apakah ada anak dari ayah poligami? Baru beberapa jam, responnya ternyata sangat banyak.
Oh sebagai catatan, saya tentu tidak akan mengangkat kisah poligami yang berhasil rukun ya karena untuk apa. Tulisan ini untuk menunjukkan bahwa poligami TIDAK untuk semua orang. Sebagai pengingat bahwa di balik suami mendua, ada istri dan anak yang tersakiti.
Beberapa orang bersedia nama panggilannya ditampilkan namun beberapa memilih hanya menggunakan inisial.
Kejadian 10 tahun lalu ini sangat membekas bagi Cici. Sang ayah minta diantar ke pool taksi dengan alasan dinas di Yogyakarta. Cici mengantar dengan hati bertanya-tanya karena sorot mata ibu di rumah yang katanya tidak biasa.
Karena perasaan tak enak itu saat ayahnya ke toilet Cici membongkar koper dan ia menemukan mukena, padahal ayahnya hanya pergi sendirian. Cici tak berkata apa-apa. Ia langsung mengumpulkan kakak dan adiknya dan mengkonfrontasi ibu.
Ibu bilang benar, ayah akan menikah lagi besok di Yogyakarta.
“Marah, emosi, kesal udah pasti. Bisa dibilang mau gila. Nggak tau lagi mau gimana. Pas kuliah aja cuma bisa ngelamun dan nggak sadar air mata udah banjir,” kenangnya.
Saat pulang ke rumah, Cici mengaku sangat marah dan jijik melihat ayahnya sampai ingin menonjok wajahnya. Ia mulai bisa memaafkan setelah ayah dan ibunya bercerai dua tahun kemudian. Hubungan dengan ayahnya justru membaik setelah perceraian itu.
Apa efek dari kejadian itu?
“Untuk aku pribadi, aku menjadi pribadi yang curigaan sama laki-laki, seringnya negative thinking terus. Nggak tahu akan sampai kapan,” pungkasnya.
W mengetahui ayahnya selingkuh saat duduk di kelas 2 SMA. Ia mengaku sangat hancur dan patah hati berat karena sejak kecil selalu menganggap ayah sebagai panutan dan selalu ingin punya suami seperti sang ayah.
Ibu W juga perempuan yang selalu percaya pada suami dan tak pernah curigaan. Suatu hari ayahnya bilang akan menghadiri pernikahan orang di Sukabumi dan meminta ibu W untuk membereskan baju-bajunya.
Siapa sangka, Sukabumi adalah kampung halaman sang calon istri kedua. Ayah W ternyata menghadiri pernikahannya sendiri, tanpa diketahui siapapun termasuk keluarga.
Apakah dendam pada ayah?
“Dendam sepanjang hidup karena ayah sempat tidak membiayai kami, jadi kehidupan setelah itu sangat suram. Saya bahkan tidak bisa mengurus KTP untuk mencari kerja setelah lulus SMA karena ayah yang tidak pernah memberikan uang sepeser pun ke mama. Hutang dimana-mana, saya dan adik-adik juga malu karena mama terpaksa berhutang untuk menyambung hidup kami semua,” tuturnya.
Ayah Dita selingkuh dengan seorang perempuan sejak masih bertunangan dengan ibu Dita. Setiap ibu Dita hamil, ayahnya selalu kembali selingkuh dengan wanita itu.
Wanita itu juga tak pernah menikah. Setelah berpuluh tahun menjalin hubungan, mereka akhirnya memutuskan mengikat janji di tahun 2013 lalu. Ayah Dita resmi beristri dua, saat anak bungsunya sudah berusia 18 tahun.
Dita mengaku baru bisa menerima ayahnya punya istri kedua setelah 8 tahun lamanya.
“Marah, sedih, kecewa, semua campur aduk. Pada awalnya benci, karena saya merasa harus 'taking side' ke pihak yang tidak bersalah (ibu saya). Tapi lama kelamaan, dengan support yang positif, saya bisa memaafkan ayah,” ujarnya.
Kira-kira, apa alasan ayah sampai ingin berpoligami?
“Menurut saya alasannya adalah mengisi kekosongan yang tidak bisa dipenuhi ibu. Ayah saya mencari teman diskusi dan berdebat yang setara. Juga puber kedua mungkin,” tutupnya.
Ira mengetahui ayahnya punya istri lagi saat masih duduk di bangku SD. Ia melewati berpuluh tahun fase benci dan menyalahkan ayah atas semua hal buruk yang terjadi di kehidupannya. Baru di usia 32 tahun ia merasa dendamnya lepas.
Tapi tak puas menikah dua kali, ayah Ira menikah lagi dan lagi sampai keluarga berhenti menghitung jumlah perempuan yang dikencani sang ayah. Menurut Ira, sang ayah selalu bilang ia berjiwa petualang. Bertualang ke banyak perempuan. :(
“My mom was so crazy in love with him sampe pas beliau balik lagi beberapa tahun lalu, masih aja mau diterima. Perjuangan banget misahin mereka berdua, padahal nyata-nyata udah disakitin abis sama alm bokap,” jelasnya.
Ira juga sempat merasa tidak berguna sebagai anak. Ia mengaku sakit hati sekali.
“Alm. bokap itu smart, superior, dan keras banget sama anak. Saya selalu berusaha untuk jadi anak yang baik supaya dia tetap di rumah tapi ternyata saya salah. Saya merasa saya nggak cukup berharga untuk dicintai, bokap ternyata tidak merasa tercukupi dengan keluarganya sendiri,” tutupnya.
Dwi pertama kali menyadari sang ayah punya istri lagi saat duduk di bangku SMP. Ia ingat, perempuan kedua itu sering datang ke rumah, tapi ayah dan ibu terlihat baik-baik saja. Mereka ternyata menyimpan pertengkaran dengan baik di belakang anak-anak.
Ayah dan ibu Dwi pun kemudian bercerai. Namun kemudian ayah dan perempuan itu pun bercerai. Ayah dan ibu Dwi kembali menikah. Sudah kapok?
Belum. Ayah Dwi kembali menikah diam-diam dengan perempuan berbeda yang rumahnya tak jauh dari kediaman mereka.
“Sakit, sedih sekali, dan merasa dikhianati. Apalagi bapak berujar bahwa beliau menikah lagi untuk mencari kebahagiaan. Kami merasa kecewa, bahwa ternyata selama ini kami (aku, kakak dan ibu) bukanlah sumber kebahagiaan beliau. Apalagi bagi ibu yang yatim piatu, bapak adalah tumpuan hidup ibu,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, kebencian pada ayahnya perlahan memudar. Dwi mengaku memaafkan ayah, tapi tidak akan pernah melupakan kejadian itu.
“Sebagian besar pria akan mengalami puber kedua, dan akan berpeluang untuk selingkuh atau melakukan poligami. Meskipun saya berharap semoga suami saya bukan bagian dari mereka,” harapnya.
Baca juga:
Ketika Laki-laki Angkat Suara Tentang Poligami
Ingin Berpoligami atau Selingkuh? Jujur Sajalah!