Dear Sister-in-Law, Please Get Your Own Life!

Parents & In Laws

?author?・13 Apr 2018

detail-thumb

Ada saja anggota keluarga yang menguji kesabaran. Selain topik mertua vs menantu, issue seputar ipar, ternyata tak lekang dimakan waktu.

Siapa di sini yang pernah atau tengah berseteru dengan ipar? Kayaknya hidup ini nggak lengkap ya tanpa drama yang satu ini. Ada saja penyebab, dan jenis konflik yang terjadi. Mulai yang awalnya karena perilaku yang bersangkutan, atau faktor lainnya.

Dear Sister-in-Law, Please Get Your Own Life! - Mommies Daily

Saat konflik terjadi, umumnya kita akan mencari jalan keluar. Diawali duduk bareng, terus dibahas deh tuh, ya persoalannya. Hati lebih tenang, kalau ketemu titik tengah. Setelah itu, semua berjalan seperti sediakala, soalnya kan sudah berdamai.

Tapiii, yang namanya hati manusia. Nggak bisa ditebak. Ada saja tuh, kejutan di tengah jalan. Lagi adem ayem, duuuaarrr! Timbul konflik baru di luar kuasa kita. Padahal kita sama sekali nggak pernah cari ribut, atau melakukan sesuatu yang menyulut emosi si ipar. Ini bisa dibilang “ajaib” sih *__*

Pertama-tama, sadari dulu kalau ternyata kita nggak bisa get along dengan orang ini. Jangan memaksakan juga untuk akrab. Jelas-jelas, yang bersangkutan selalu saja mencari masalah baru. Wong keadaan sedang aman terkendali, “dicolek” lagi. You can't please everyone, mommies :)

Nggak usah kasih panggung modelan kakak ipar yang begini. Biasanya nih, orang yang suka berkonflik, senang banget kalau kita tanggapi. Mereka akan terus cari gara-gara, tetap bertahan untuk mengontrol emosi kita deh. Abaikan semua perkataan yang memojokkan dan cenderung menghakimi, anggap angin lalu. Biasanya dengan cara seperti itu, manusia macam mereka akan kehilangan power dengan sendirinya. Poinnya, jangan lupa mikir pakai otak jangan pakai urat, artinya yang waras ngalah saja, laaah.

Jika memang terpojok ketika membahas situasi yang sedang bergulir menjadi masalah, banyak minum deh. Terbukti ampuh lho, menurunkan emosi. Omongan yang keluar dari mulut kita pun, lebih tertata. Nggak asal bunyi, dan berujung saling memaki. You are, what you say!

Atau terkondisi bertemu dalam acara-acara tertentu. Berperilaku senormalnya saja. Buang jauh wajah-wajah ala sinetron yang mendelik dengan tatapan tajam, bahkan menghindar. Santai sajaaa, gunakan energi kita untuk mengurus hal yang lebih worth it. Tunjukkan kita perempuan yang masih bisa memanusiakan manusia, dalam keadaan yang tersulit.

Kalau masih nyebelin juga, bilang dengan wajah percaya diri dan tersenyum, “Dear sister-in-law, please get your own life!”