Meskipun perceraian bukan satu-satunya pilihan ketika ada konflik besar di tengah keluarga, toh, tetap angka perceraian masih tinggi. Ternyata, ada lima alasan yang disinyalir menjadi penyebab utama pasangan suami istri memutuskan bercerai.
Saya berani taruhan, kalau semua pasangan di muka bumi ini ketika baru menikah pasti mau pernikahannya langgeng, adem ayem. Tapi, apa iya bisa begitu? Pernikahan bisa dijalankan tanpa konflik? Umh, kalau menurut saya, sih, agak mustahil, ya. Namanya juga dua kepala, pasti akan tetap ada perbedaan pola pikir.
Artinya, bertengkar dengan pasangan hal yang sangat wajar, kok. Bahkan menurut Mbak Nina Teguh, selaku psikolog yang sering menangani kasus perceraian, pertengkaan dalam rumah tangga justru menandakan pernikahan yang sehat. Kuncinya, asal tahu bagaimana cara menghadapi konflik dengan baik.
Seperti yang diungkapkan Mbak Nina Teguh dalam acara MDLunch beberapa waktu lalu, idealnya pasangan suami istri memang perlu mencari tahu formula bertengkar yang tepat. Bertengkar dengan pasangan perlu formula dan kesepakatan. “Sebenarnya bertengkar itu justru bisa menyelamatkan karena pada tahapan tersebut emosi yang sudah nge-drop bisa naik lagi. Kalau pasangan yang punya masalah dan tidak diributkan, level emosi jutru akan turun terus. Bertengkar itu justru bermanfaat untuk menaikkan level emosi,” ujar Mbak Nina.
Baca juga : Sering Bertengkar Tanda Pernikaha Tidak Sehat?
Bagaimana kalau pertengkaran ini terjadi setiap saat? Apa satu-satunya jalan memang bercerai? Ternyata nggak juga, kok! Toh, sebenarnya bercerai ini memang bisa disebabkan beragam macam hal, bahkan menurut Mbak Nina, ada pasangan suami istri merasa hubungan sehat atau baik-baik saja, tapi, di satu titik tahu-tahu memutuskan bercerai atau malah memilih untuk berselingkuh.
Berdasarkan angka statistik dari data Kementerian Agama di tahun 2014 silam menyebutkan dari 10 pernikahan yang terjadi di Indonesia, 3 di antaranya berujung ke perceraian. Cukup menyedihkan, ya….
Berdasarkan obrolan saya dengan psikolog keluarga, membaca beragam berita soal perceraian, termasuk mendengar cerita pengalaman beberapa teman yang akhirnya memutuskan untuk bercerai. Ternyata penyebab perceraian memang sangat beragam, mulai dari hal sepele hingga hal besar seperti ketidaksamaan prinsip.
Hilangnya bonding emosional
Yup, ternyata salah satu penyebab tertinggi yang menyebabkan pasangan suami istri bercerai adalah dikarenakan tidak adanya lagi bonding baik koneksi fisik ataupun emosional pasngan suami istri. Padahal, kita tentu sama-sama sadar, kalau cinta itu memang perlu dipupuk. Bohong kalau ada yang bilang cinta bisa tumbuh begitu saja tanpa ada usaha.
Setiap kali saya ngobrol mengenai hubungan rumah tangga dengan Mbak Nina, ia selalu mengingatkan kalau dalam hubungan rumah tangga, membangun intimacy adalah sebuah keharusan. Caranya bisa dilakukan lewat bermacam cara, misalnya selalu punya jadwal kencan berdua, atau sekedar memberikan apresiasi pada pasangan.
Baca juga : Memberikan Apresiasi untuk Pasangan, Memang Penting Ya?
Faktor ekonomi
Entah kenapa, saya selalu menyesal jika mendengar ada pasangan yang bercerai gara-gara faktor ekonomi. Memang dalam hidup, uang itu punya peran yang penting, tapi kan bukan segala-galanya. Toh, saya pikir semua pasangan pasti punya masalah yang berkaitan dengan ekonomi, lah wong memang kebutuhan hidup kian meningkat dan bisa menimbulkan tekanan. Setidaknya selama tujuh tahun menikah saya paham kalau masalah keuangan sangat sensitif, oleh karena itu idealnya pasangan memang bisa transparan dan punya tujuan keuangan yang sama. Oh, ya... udah nggak ada tuh, istilah uangmu, uangku. Uangku, uangku. Pernikahan itu perlu gotong royong, termasuk soal finansial.
Baca juga : Ngobrol Masalah Keuangan Tanpa Bertengkar
Selingkuh
Hari gini perselingkuhan memang rentan sekali terjadi, ya? Setidaknya perselingkuhan bisa terjadi gara-gara social media. Bahkan ada survey di Amerika Serikat yang menyebutkan kalau seperempat kasus perceraian disebabkan oleh perselingkuhan. Pertanyaannya kenapa perselingkuhan ini terjadi? Kalau menurut saya, sih, berkaitan erat dengan hilangnya bonding satu sama lain, yang ujung-ujungnya menyebabkan hubungan seksual jadi kacau.
Kekerasan dalam rumah tangga
Kekerasan yang saya maksud di sini tentu saja nggak hanya berupa kekerasan fisik. Iya, dalam rumah tangga kekerasan memang bisa terjadi lewat beragam macam bentuk, baik fisik, psikis juga kekerasan ekonomi. Sayangnya, nih, nggak semua perempuan yang berani untuk keluar dari tindak kekerasan rumah tangga.
Intervensi Orang Tua
Seorang teman ada yang bercerita kalau mertuanya selalu ikut campur masalah keluarga. Ujung-ujungnya malah membuat ia sering kali bertengkar dengan istrinya. Iya, ternyata orang tua yang terlalu banyak ikut campur urusan keluarga, memang sering bikin gerah, ya. Malah tidak sedikit yang akhirnya bercerai gara-gara hal ini.