Namanya juga parenting bukan mothering, jadi sudah pasti oang tua perlu kompak dalam mengasuh anak. Dengan begitu kebutuhan dasar seorang anak mulai dari asah, asih dan asuh pun tercapai. Menurut dr. Wiyarni Pambudi SpA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga tumbuh kembang anak jadi optimal.
Sudah berstatus jadi Ibu selama 6 tahun, tentu saja nggak membuat saya berhenti belajar. Biar bagaimana, pertumbuhan dan perkembangan anak itu nggak akan berhenti pada satu titik. Jadi orang tua memang nggak boleh berhenti belajar, ya. Menurut dr. Wiyarni Pambudi SpA, orang tua perlu melakukan Asuh, Asih dan Asah sebagai kebutuhan dasar anak. Maksudnya, Asuh mencakup kebutuhan makanan, minuman, imunisasi. Asih adalah kasih sayang dan Asah adalah orang tua wajib menstimulasi kecerdasan seorang anak.
Seperti janji saya di artikel Optimalkan Tumbuh Kembang Anak, Mulai dari Mana? Dalam artikel ini saya mencoba merangkum sharing yang diberikan dr. Wiyarni Pambudi SpA saat menjadi salah satu narasumber di acara Bukalapak yang dilangsungkan Sabtu, 20 Agustus kemarin. Acara ini juga sebenarnya diadakan dalam rangka Bulan ASI sekaligus wujud kepedulian Bukalapak akan kebutuhan para orangtua, khususnya ibu menyusui.
Dokter yang sering melakukan kultweet di akunnya @drOei menegaskan kalau kunci untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, dimulai dengan memberikan ASI. “Saya percaya bahwa memanfaatkan ASI dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi serta kebutuhan emosi dalam masa pertumbuhan sang buah hati. Menyusui anak merupakan keberuntungan yang tidak boleh disia-siakan dan dianggap biasa, hal ini justru harus dimanfaatkan karena dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak selama masa pertumbuhannya,” paparnya di awal acara.
Memberikan ASI memang nggak mudah, karena memang perlu perjuangan dan niat besar bagi orangtua. Belum lagi kalau ingat segala macam masalah menyusui, termasuk yang bersumber dari puting payudara. Tapi, seperti yang dikatakan dr. Wiyarni, seorang ibu yang ingin sukses memberikan ASI juga perlu percaya diri, dan mencari segala informasi termasuk bertanya pada konselor ASI.
Pemberian ASI ini sendiri masuk dalam katergori Asuh, yang dimulai dengan proses IMD. Oh, ya, tahu nggak, sih, kalau seorang bayi sukses melakukan IMD, maka ia akan berpotensi 8 kali sukses menyusui ke depannya, lho! Jadi jangan disia-siakan, ya. Buat para ibu bekerja, kesuksesan menyusui tentu saja harus didukung manajemen ASI Perah yang baik.
Setelah memberikan ASI, orangtua juga perlu melanjutkannya dengan memberikan MPASI. Waktu itu, dr. Wiyarni mengingatkan kalau kandungan MPASI wajib diperhatikan. Panduan memberikan MPASI itu perlu disesuaikan dengan usia, perhatikan frekuensi makan, jumlah porsinya, tekstur makanan karena bayi memang perlu makan secara bertahap sesuai keterampilan bayi makan.
Selanjutnya adalah makanan yang bervariasi berdasarkan 4 bintang, yaitu karbo, protein hewani, protein nabati, serat. Dalam memberikan MPASI juga harus responsif, maksudnya sebaiknya proses makan ini menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan baik untuk ibu dan juga bayi. “Anak kondisinya juga siap makan, jadi tidak dipaksa sama orangtuanya,” tukas dr. Wiyarni. Satu lagi MPASI juga harus bersih, mulai dari pemilihan bahan makanan, pengolahan dan penyajiannya.
Setelah memberikan ASI dan MPASI, anak tentu saja perlu diproteksi dengan imunisasi. Sudah tahu, dong, alasan mengapa anak harus diimunisasi dan dampak buruk apabila anak tidak diimunisasi? Dr. Wiyarni sempat menyesalkan adanya kasus vaksin palsu yang belum lama beredar. Baginya, kejadian tersebut menjadi sebuah ‘pukulan’ berat bagi dirinya dan para tenaga medis. Meskipun begitu, ia berpesan agar masyarakat tidak usah khawatir dengan kehadiran vaksin palsu.
Sementara untuk perkembangan emosi anak, dr. Wiyarni mengingatkan kalau stimulasi emosi dimulai sejak masa janin. Di mana ibu dan bayi selalu membutuhkan kontak kulit dengan melakukan co sleeping. Ketika mendengar bayi menangis juga tidak boleh cuek, ya, Mommies. Orangtua perlu memahami tangis bayi, semakin lama nayi menangis ternyata semakin banyak sel otak anak yang tidak berkembang. Jadi masalah 'bau tangan' itu benar-benar mitos. Jika Asah, Asih, Asuh anak bisa kita lakukan dengan maksimal, tentu tumbuh kembang anak pun bisa jadi optimal.
Dalam kesempatan ini, Diajeng Lestari, Founder dari Hijup yang merupakan istri dari Achmad Zaky selaku Founder CEO Bukalapak juga sempat menceritakan pengalamannya membesarkan seorang anak, Diajeng mengatakan, “Enam bulan pertama memiliki anak merupakan momen krusial bagi saya. Saya berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif bagi anak saya. Hal ini penting baginya sehingga stimulasi emosi sejak dalam kandungan tetap terjaga serta terus menjaga kualitas gizinya.”
Diajeng juga mengakui kalau sebagai perempuan bekerja memberikan ASI eksklusif bagi anak bukan hal yang mudah. Beruntung dirinya memiliki suami sebagai support system utama yang selalu mendukung proses parenting. Achmad Zaky juga mengatakan, “Sebagai suami dan ayah saya memang harus siapa siaga dalam segala hal. Artinya kalau istri lelah, nggak usah segan mengambil alih tugas istri”.
Saya sendiri cukup kagum dengan kekompakan pasangan ini. Setidaknya selama acara berlangsung saya bisa melihat bagaimana keduanya saling bekerja sama mengasuh puteri kecilnya yang juga hadir dalam acara. Sebagai founder Bukalapak, Achmad Zaky juga menjelaskan bahwa sekarang mommies tidak perlu kesulitan mencari perlengkapan si kecil. Karena para orangtua bisa mendapatkan beragam perlengkapan si kecil, termasuk kebutuhan menyusui ataupun kebutuhan rumah tangga lainnya di aplikasi Bukalapak. Nggak percaya? Langsung donwload aplikasi Bukalapak di Android ataupun IOS aja, yaaa :)