Saat pasangan selingkuh, apa yang sebenarnya perlu kita lakukan? Memaafkan atau lebih baik berpisah, atau tergantung alasan dan perjanjian ke depannya?
Selingkuh memang kerap dianggap sebagai musuh besar sebuah pernikahan. Tidak heran kalau ada pasangan yang memasang harga mati, ketika menemukan fakta kalau pasangannya selingkuh langkah yang harus diambil selanjutnya adalah bercerai. Termasuk selingkuh di sosial media.
*foto dari sini
“Buat apa memaafkan pasangan yang selingkuh? Dari sejak pacaran saya sudah bilang ke suami, bahwa nggak ada kata selingkuh dalam kamus hidup saya dan pasangan. Kalau memang di antara kami ada yang selingkuh, berarti harus siap cerai,” demikian cerita salah satu komunitas Mommies Daily.
Kita perlu paham bahwa prinsip setiap orang berbeda. Siapa yang tidak akan merasa sakit hati dan kecewa kalau pasangannya selingkuh? Perempuan ataupun laki-laki tentu akan merasakan hal yang sama jika dihadapkan dalam kondisi ini. Tapi apa iya, pernikahan yang tujuan awalnya untuk mendapatkan kebahagiaan, lantas harus hancur karena pasangan selingkuh?
Lalu, jika masalah perselingkuhan ini selalu jalan kleuarnya adalah dengan perceraian, apakah lantas menjamin kita bisa lebih bahagia? Menurut Anna Surti Ariani, S. Psi.,M.Si, sebenarnya perceraian tidak selalu menyudahi kekhawatiran hidup.
Dr. Brad Sachs dalam bukunya The Good Enough Teen menuliskan bahwa banyak pasangan yang akan berpisah memimpikan perceraian yang sempurna—langsung terbebas dari konflik sengit secara permanen, dan digantikan oleh kedamaian dan ketenangan . Kenyataannya, keadaan semacam itu sama mustahilnya seperti pernikahan yang sempurna. Oleh karana itu, ia mengingatkan bahwa penting bagi pasangan untuk mencari informasi selengkapnya dan mempertimbangkan masalah perceraian secara realistis.
Lalu, apakah perceraian meruapakan jawaban apabila terjadi perselingkuhan? Simak ulasannya di laman selanjutnya.
*foto dari sini
Sebagai psikolog yang sering menangani masalah konflik rumah tangga, Mbak Nina tidak menampik bahwa sampai saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa perselingkuhan merupakan akhir dari pernikahan. Namun anggapan ini sering diakibatkan karena ada pengalaman masa lalu yang buruk.
Kenapa sampai sekarang masih banyak orang yang berkata bahwa perselingkuhan tidak bisa dimaafkan? Ini bisa diakibatkan karena adanya masa lalu yang buruk. Misalnya, akibat orang terdekatnya atau orangtua melakukan perselingkuhan. Ada juga yang tidak paham bahwa sebenarnya semua masalah dalam rumah tangga bisa diselesaikan, termasuk masalah perselingkuhan.”
Mbak Nina menyarankan sebelum meluapkan dan meledakkan emosi pada pasangan, ada baiknya kita melakukan introspeksi lebih dulu. Harapannya, kita akan tahu mengapa pasangan kita selingkuh.
Ada beberapa alasan yang memungkinkan mengapa pasangan kita berselingkuh:
Pertama karena memang kehidupan pernikahan sudah monoton sehingga butuh banyak variasi. Kemudian selingkuh akibat cinta lokasi, awalnya teman curhat akhirnya merasa nyaman sehingga menyebabkan perselingkuhan. Lalu bisa karena LDR, atau memang dalam hubungan pernikahannya selalu diwarnai dengan pertengkaran. Namun,mbak Nina menegaskan perselingkuhan terjadi karena ada ketidakpuasan dalam dirinya sendiri.
Ketika perselingkuhan terjadi, perlu kerjasama antara kedua belah pihak untuk memperbaikinya. Selanjutnya, tentu saja perlu mengaudit pernikahan. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membuat kesepakatan lebih dahulu. Mau dibawa ke mana pernikahan ini? Bagaimana cara mengatasinya? Apakah kedua belah pihak perlu waktu untuk introspeksi lebih dulu? Perlu atau tidak bantuan dari pihak luar?
Apabila keduanya memang sudah sepakat untuk memperbaiki hubungan dengan memaafkan pasangan yang sudah berselingkuh, maka perlu usaha untuk memperbaiki hubungan. Mencari cara bagaimana hubungan menjadi lebih memuaskan dan menyenangkan untuk kedua belah pihak.
“Dalam konseling perceraian banyak yang harus kita cek lebih dulu. Apakah benar pasangan tersebut sudah siap bercerai? Apa yang akan direncanakan setelah bercerai? Kita harus menganalisa dulu efeknya seperti apa, baik pada diri sendiri, pasangan ataupun untuk anak. Konselelor tidak bisa sembarangan langsung bilang, 'ya sudah kalian bercerai saja’.”
Namun untuk mengambil keputusan apakah setelah perselingkuhan pernikahan pantas dipertahan atau tidak, tentunya tergantung keputusan pribadi. Semua tergantung bagaimana kita bisa mengomunikasikan dan mengevalusai kondisi pernikahan. Apa pun alasannya, yang namanya perceraian pasti akan menyakitkan dan mau tidak mau akan banyak mememengaruhi kehidupan kita.
Meskipun tidak mudah dilakukan, menata hubungan pasca perselingkuhan sebenarnya bisa dilakukan, kok. Semua pilihan ada di tangan kita masing-masing. Benar kan?