Pendidikan Seks Tidak (Lagi) Tabu

Etc

adiesty・25 Apr 2014

detail-thumb

Serem banget, ya, membaca pemberitaan pelecehan seksual pada anak yang terjadi belum lama ini? Berani taruhan, semua orangtua pasti bergidik waktu mendengar berita ini. Rasa-rasanya anak mau terus kita kekep biar nggak kecolongan. Tapi, masa iya bisa begitu?

Jalan yang terbaik dan bisa kita lakukan tentu dengan memberikan pendidikan seks sedini mungkin untuk anak-anak kita. Diawali dengan mengajarkan anak untuk mengenal dan menyebut alat kelamin dengan benar. Bagaimana cara mereka bisa mengenal tubuhnya sendiri. Bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak,  mengenal sentuhan yang baik dan jelek, dan hal penting lainnya yang perlu kita tanamkan.

Paling tidak, peristiwa ini makin menegaskan kalau pendidikan seks yang susah susah gampang ini nggak boleh (lagi) diangap tabu. Berbeda seperti zaman saya kecil dulu, Mama saya bisa dibilang nggak pernah mengajarkan pendidikan seks secara gamblang. Bahkan, ketika saya panik mendapati sudah menstruasi, Mama saya cuma bilang kalau itu tanda kalau saya sudah besar. Jadi harus hati-hati dalam bergaul apalagi saat bersama lawan jenis. Selebihnya? Saya menggali informasi sendiri, baik dari obrolan bersama teman teman ataupun bacaan.

Rupanya, teman-teman di Female Daily Network pun punya pengalaman yang serupa, dan mengaku kalau pendidikan seks yang didapatkan dari orangtua terbilang minim. Simak, deh, penuturanya di bawah ini.

Hanifa Ambadar - CEO Female Daily Network

"Dulu nyokap suka bilang ...'Punya anak perempuan itu kaya punya telor yang udah di ujung tanduk, kesenggol dikit aja bisa jatoh dan pecah' :D. Tapi di keluarga gue cukup tabu, sih, dulu ngomongin yang berhubungan dengan seksual. Bahkan waktu pertama mens aja nggak berani bilang nyokap! Karena takut dianggep udah mens gara-gara kecentilan, hahaha, kasian banget ya. Ketauan nyokap kalo mens gara-gara nembus sampe ke celana. Pas ketauan ya nggak dimarahin, sih *ya kaliii*, hahahaha. "

Grisselda Nihardja -Editor Female Daily Network

"Di keluarga nggak pernah membahas seks sama sekali, jadi kalau ditanya tahu dari mana, seiring dengan bertambahnya usia saya cari tahu sendiri. Untung nggak tersesat ya, hahaha. Paling Mama hanya kasih tahu soal mens. Beliau wanti-wanti harus cuci celana kalau tembus karena kasihan bibi di rumah kalau harus mencuci celananya dan masukkan bekas ke dalam plastik sebelum dibuang."

Anggita Prita Anggraeni - Client Service Manager Female Daily Network

“Duh, nyokap gue, tuh, kayaknya nggak pernah, deh, kasih-kasih nasihat begini. Looking back, serem juga sebenernya karena what I knew back then about sex, mostly I learned myself. Pas gue pertama mens, beliau cuma ngomong, ‘Kalau perempuan udah mens artinya udah bisa hamil". Thok. That's it. Perkara gimana ceritanya bisa hamil, gue cari sendiri. Sama paling pas gue udah pacaran, mama ngingetin untuk nggak sembarangan membiarkan pacar pegang-pegang gue :D Technically berarti kalau cium boleh, ya, asal ngga pegang? Hahahaaaaa... *anak bandel*

Waktu gue remaja, syukurnya sudah ada sumber informasi seks yang cukup bisa dijadikan pegangan karena gue banyak dapat info dari majalah remaja dengan dokter sebagai narasumbernya. O, iya, ada juga nasihat mama yang kira-kira bunyinya, 'Nggak usah terlalu serius, deh, pacarannya. Belum tentu nikah juga, kan.' Ini beliau ucapkan waktu gue pacaran sama pacar SMA yang akhirnya jadi suami gue. Ya, maap. Anaknya tipe serius dan setia, Ma, hahahaha."

Andy - Photographer Female Daily Network 

Toples dan mama

 

"Seingat gue, sih, nggak pernah ada pendidikan seks di rumah. Apalagi kalau ingat di rumah itu memang jarang banget ngobrol-ngobrol. Paling, dulu waktu kecil kalau nonton film dan ada adegan ciuman, pasti disuruh merem. Pas zamannya film Titanic, deh, hahahaha. Akhirnya pendidikan seks ini memang lebih banyak tau dari obrolan sama teman-teman aja. Dulu gue juga sering cari informasi sendiri lewat internet. Malah, akhirnya dulu gue sempat diminta sama nyokap untuk ngobrol masalah pendidikan seks sama adik gue. Mungkin karena dipikir nyokap sama-sama lelaki jadi ngobrolnya bisa lebih enak. Tapi, yang gue kasih tau juga nggak terlalu banyak, sih, paling ngelarang adik gue nonton bokep karena memang belum pantas, hahahaha."

Dhany Soehartono- Editor Female Daily

"Dulu sama Mama dilarang pacaran sebelum SMA, tapi giliran masuk SMA terlanjur males. Kemalesan itu lanjut ke kuliah dan sampai hari ini pun dirimu tau sendiri aku paling sebel kalau diomelin tentang jodoh. Main main pasti iya sih, tapi nggak ada yang terlalu serius. Karena mencari pasangan bukan prioritas di hidupku sama sekali, Mama sekarang malah paksa aku untuk lebih proaktif cari pacar."

Amanda - Female Daily Network Event & Partnership Manager

"............. Alias nggak ada. Yep, orangtua saya termasuk yang minim sekali memberikan informasi atau pendidikan seks pada anak-anaknya atau setidaknya anaknya yang satu ini, ya. Ini alasannya kenapa dari sebelum punya anak, saya sudah berdiskusi dengan suami bagaimana baiknya nanti kami akan memulai pendidikan seks untuk anak-anak. Harus buang jauh-jauh rasa malu dan merasa tabu bahas seks, jadi terkesan "jorok" kalau pembahasannya nggak dikemas dan diisi dengan seksama atau itu sebenarnya hanya perasaan kita yang nggak biasa membahasnya saja? Hehe. Luckily we're on the same page about this."

Novita Imelda - Operational Director Female Daily Network

"Seperti kebanyakan orang tua zaman dulu, hampir tidak ada ya obrolan tentang seks di keluarga saya. Yang masih saya ingat pun bukan berupa nasihat yang memang khusus tentang seks, tapi lebih dianggap sesuatu yang 'dilarang' :) Saya merupakan anak terbesar dan satu-satunya perempuan di keluarga saya waktu saya kecil. Adik perempuan saya terkecil baru lahir setelah saya kelas 5 SD. Jadi waktu kecil saya bermain dengan kedua adik laki-laki saya yang usianya hanya terpaut masing-masing 2 tahun. Setiap hari kami, kan, main bersama, dan sesudah itu mandi bersama pula. Nah setelah saya masuk SD, Mama selalu melarang saya untuk mandi bareng dengan adik-adik saya. Katanya, "Udah gede, malu!" Padahal mandi dengan mereka fun, bisa main air dan sambil bercanda, walau tak jarang berakhir dengan pertengkaran. Karena dilarang, ya, saya tidak pernah mandi bareng dengan mereka lagi, dan semakin lama memang jadi terbentuk rasa malu atau jengah saat mandi bareng dengan orang lain."

Rosianna Silaban - IT Staff  Female Daily Network

"Nasihat mama yang aku ingat sampe sekarang soal pendidikan seks mungkin mulai dari larangan untuk jangan pake baju, rok atau celana yang kurang bahan, contohnya celana pendek dan rok pendek. Mungkin maksudnya, aku harus menutup aurat kita dari orang-orang yang ada di sekitar kita. Ketika sudah mulai remaja, Mama, sih, membolehkan aku  pacaran asalkan bisa jaga kesucian. Katanya, jangan sampe ciuman dan berhubungan badan sama pacar biar Tuhan nggak marah dan nggak masukin aku ke neraka.hahahaha. Itu saja, sih, pesan yang paling aku ingat sampai sekarang."

Karunia Agustin- Client Services Associate Female Daily Network

Niya

"Dulu waktu SMP aku pernah beli kaset Slank, dan ternyata di dalamnya dapet kondom. Karena penasaran itu apa, bungkusnya aku buka setelah itu aku geletakin di atas meja belajar. Keesokan harinya, pas berangkat sekolah, ternyata bokap lihat dan dia langsung nanya ke nyokap. Kata nyokap, waktu bokap sampe menitihkan air mata. Pas pulang sekolah langsung ditanya sama nyokap, itu dapet dari mana. Dan aku jelasin. Lalu muncul deh nasihat-nasihatnya, dan yang paling diinget itu intinya, jalani hidupmu sesuai usiamu, sewajarnya saja, jangan sia-siakan umurmu dengan melakukan hal-hal yang tidak baik. Dari situ langsung kepikiran dan terngiang-ngiang untuk nggak ngecewain nyokap dan bokap, apalagi kalau ingat bokap sampe nangis gara-gara nemu kondom."

Tri Wahyu Ningsih - Administrative Assistant  Female Daily Network

"Gue dulu sering banget diingetin Mamah, kalo main sama teman yang jelas dan jangan pulang terlalu larut, biasanya Mamah bilang kaya gitu sering banget soalnya nanti bisa diculik dan diperkosa sama orang jahat. Pesannya serem-serem, deh, katanya nanti kalau diculik bisa diperkosa, dibunuh dan dibuang.  Kalau nggak salah waktu itu juga lagi musimnya penculikan dan sodomi. Pesan ini udah Mama sampaikan waktu itu aku masih kecil dan sampai duduk di bangku SMP. 

Waktu pertama mens gue juga nggak berani bilang karena takut dimarahin, dan disangka habis ngapa-ngapain, LOL. Ketika Mama tau, pesannya kalau udah mens harus cuci daleman sendiri karena itu tandanya udah gede, hehehe.  Bahkan dulu Mama pernah bilang, kalau pacaran jangan pegangan tangan, nanti bisa hamil, hahahaha."

Shella Sanjaya– Asociate Editor Female Daily 

"Jangan pernah mau diajak sama om-om, atau kakek ke kamar sendirian, dan selalu lari kalau mau diajak berduaan aja. Soalnya dulu gue punya pengalaman buruk waktu umur 6 tahun. Pernah disuruh pegang  'itunya' kakek sepupu gue."

------

Mungkin kalau orangtua kita dulu merasa sungkan membicarakan pendidikan seks, bahkan ada yang berpandangan pendidikan seks merupakan hal vulgar dan bisa mendorong anak remaja untuk melakukan hubungan seks, kondisi ini tentu tidak bisa kita terapkan lagi.

Toh, sebenarnya pendidikan seks merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin. Bagaimana fungsi kelamin itu sendiri dan bagaimana perkembangannya. Tugas kita sebagai orangtua tentu menjelaskannya sesuai dengan usia anak. Ya, kan?

Sudah bisa dipastikan kalau PR saya masih banyak banget! Sekarang saja, saya masih suka dibuat bingung bagaimana menghadapi Bumi yang masuk dalam masa falik. Belum lagi nanti ketika Bumi masuk masa puber. Mengajarkan pendidikan seks memang susah-susah gampang, tapi memang wajib kita lakukan.

Buat Mommies yang lain, masih ingat nggak pendidikan seks yang dulu diajarkan orangtua? Share di sini, dong!